Liputan6.com, Jakarta Contoh hipotesis merupakan salah satu unsur penting dalam penulisan ilmiah. Keberadaan hipotesis dalam sebuah penelitian menjadi dasar kenapa penelitian tersebut dilakukan dan direkam menjadi sebuah tulisan. Oleh sebab itu hipotesis tidak dapat ditulis sembarangan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Contoh hipotesis dapat menjadi acuan bagi para peneliti yang sedang menyusun karya ilmiah. Peneliti juga perlu memahami apa peran dari dari hipotesis serta cara penyusunan dan jenis-jenisnya. Tujuannya agar hipotesis dapat dibuat sesuai dengan kaidah yang semestinya.
Contoh hipotesis umumnya hanya berupa tulisan pendek yang berisi dugaan sementera yang akan diuji dalam penelitian. Meski belum tentu benar adanya, keberadaan hipotesis memiliki peran krusial dalam penelitian ilmiah. Berikut contoh hipotesis beserta penelitian, jenis dan macam bentuknya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/9/2023).
Pengertian dan Peran Hipotesis Dalam Penelitian
Kata hipotesis berasal dari Bahasa Yunani hupo dan thesis. Hupo berarti sementara, sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Dapat disimpulkan contoh hipotesis adalah dugaan sementara yang diajukan oleh peneliti berdasarkan data awal atau landasan teori yang kuat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan hipotesis sebagai sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. Hipotesis juga dideskripsikan sebagai anggapan dasar yang harus diuji kebenarannya melalui proses penelitian.
Contoh hipotesis menjadi pernyataan sementara yang menggambarkan dugaan atau prediksi peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Ini merupakan awal dari proses penelitian untuk menguji apakah hipotesis tersebut benar atau salah. Hipotesis memberikan arah dan fokus dalam penelitian. Ini membantu peneliti untuk merancang eksperimen atau studi dengan tujuan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
Hipotesis adalah salah satu tahap penting dalam metode ilmiah. Peneliti mengumpulkan bukti dan data empiris untuk memeriksa apakah hipotesis mereka dapat diterima atau ditolak. Ini membantu mengungkap kebenaran atau ketidakbenaran dugaan awal. Hipotesis juga dapat digunakan untuk menguji atau mendukung teori yang ada. Jika hipotesis terbukti benar, ini bisa menjadi dukungan bagi teori yang mendasarinya.
Hipotesis umumnya digunakan dalam penelitian inferensial, yang menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji hubungan antar variabel. Ini membantu menghasilkan generalisasi tentang populasi yang lebih besar. Hipotesis mungkin tidak diperlukan secara eksplisit dalam penelitian deskriptif, di mana penelitian lebih fokus pada deskripsi fenomena tanpa menguji hubungan antar variabel.
Penting untuk diingat bahwa hipotesis tidak selalu benar. Hasil penelitian dapat mengonfirmasi atau membantah hipotesis. Dalam kedua kasus, hasil penelitian menyumbangkan pengetahuan baru ke dalam bidang yang sedang diteliti. Hipotesis yang baik harus dirumuskan dengan jelas, spesifik, dan dapat diuji, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang valid dan dapat dipercaya.
Advertisement
Jenis Hipotesis
Terdapat dua jenis hipotesis dalam penelitian ilmiah, yaitu hipotesis kerja (atau hipotesis alternatif) dan hipotesis nol (Ho), berikut ulasannya.
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja atau alternatif, yang sering disimbolkan dengan Ha atau H1, berperan dalam menyatakan bahwa terdapat hubungan atau perbedaan antara dua variabel yang sedang diteliti. Ini berarti bahwa penelitian akan menguji apakah ada efek atau pengaruh yang signifikan dari satu variabel terhadap variabel lainnya.
Sebagai contoh, sebuah hipotesis kerja mungkin menyatakan bahwa "Ada hubungan antara tingkat kemiskinan dan ketersediaan lowongan kerja," mengindikasikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah tingkat kemiskinan berpengaruh terhadap ketersediaan lowongan kerja.
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol (Ho) yang sering disebut sebagai hipotesis statistik, memiliki peran berlawanan dengan hipotesis kerja. Hipotesis ini digunakan untuk menyatakan bahwa tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara dua variabel yang sedang diteliti. Hipotesis nol seringkali diajukan sebagai kontrast terhadap hipotesis kerja dan umumnya menjadi objek pengujian statistik dalam penelitian kuantitatif.
Sebagai contoh, sebuah hipotesis nol bisa berbunyi, "Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang mencari kerja." Dalam hal ini, penelitian bertujuan untuk menguji apakah tingkat pendidikan mahasiswa memang tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada peluang mencari pekerjaan. Dengan demikian, kedua jenis hipotesis ini merupakan elemen kunci dalam metode ilmiah untuk menguji dan memahami hubungan antar variabel dalam konteks penelitian.
Macam Bentuk Hipotesis
Dalam penelitian ilmiah, terdapat tiga macam hipotesis berdasarkan bentuknya, yaitu hipotesis relasional atau asosiatif, hipotesis deskriptif, dan hipotesis komparatif. Dalam ketiga jenis hipotesis ini, terdapat hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan atau hubungan yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan adanya perbedaan atau hubungan yang signifikan.
Hipotesis ini merupakan dasar bagi penelitian ilmiah untuk menguji dan mengevaluasi hubungan antar variabel atau perbedaan antar sampel secara objektif. Berikut ulasannya.
1. Hipotesis Relasional atau Asosiatif
Hipotesis relasional atau asosiatif menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel. Bentuk hipotesis ini menunjukkan bahwa ada hubungan atau perbedaan antara variabel-variabel tersebut.
Contoh:
Penelitian mengenai hubungan antara status perkawinan dan tingkat kepercayaan diri. Hipotesisnya dapat berbunyi, "orang-orang yang sudah menikah akan mempunyai tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang belum menikah."
Hipotesis ini secara eksplisit mengindikasikan adanya hubungan antara kedua variabel, yaitu status perkawinan dan tingkat kepercayaan diri.
2. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif memberikan gambaran tentang sampel penelitian tanpa menjelaskan hubungan antar variabel secara eksplisit. Hipotesis deskriptif lebih berfokus pada karakteristik sampel.
Contoh:
Penelitian yang mencoba untuk menjelaskan karakteristik penduduk Pulau Jawa, hipotesisnya bisa berbunyi, "setengah penduduk Pulau Jawa bekerja sebagai petani."
Hipotesis ini tidak secara langsung menyatakan hubungan antara variabel, tetapi memberikan gambaran mengenai karakteristik penduduk Pulau Jawa.
3. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif digunakan untuk membandingkan nilai-nilai dalam satu atau lebih variabel pada sampel yang berbeda. Ini menunjukkan perbandingan antara dua kelompok atau sampel.
Contoh:
Penelitian yang membandingkan produktivitas kerja karyawan di dua perusahaan, hipotesisnya dapat berbunyi, "produktivitas kerja karyawan di perusahaan X lebih besar daripada karyawan di perusahaan Y."
Hipotesis ini menunjukkan perbandingan antara dua sampel yang berbeda dalam satu atau lebih variabel.
Advertisement
Penyusunan Hipotesis
Cara penyusunan hipotesis dalam penelitian ilmiah sangat penting dan harus didasarkan pada landasan teori atau kajian ilmiah yang kuat. Terdapat dua cara utama untuk menyusun hipotesis, yaitu melalui proses berpikir deduktif dan induktif.
Proses berpikir deduktif melibatkan membaca dan menelaah ulang teori atau konsep-konsep yang relevan yang membahas variabel penelitian dan hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Peneliti menggunakan teori-teori yang ada sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis penelitian. Teori-teori ini dapat membantu mengidentifikasi hubungan yang diharapkan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Contohnya, Jika seorang peneliti ingin menyelidiki hubungan antara tingkat pendidikan dan penghasilan, dia akan merujuk pada teori-teori yang telah ada tentang pengaruh pendidikan terhadap penghasilan untuk merumuskan hipotesisnya.
Sedangkan, proses berpikir induktif melibatkan membaca dan mereview hasil atau temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian.Peneliti menggunakan temuan dari penelitian sebelumnya sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis penelitian mereka sendiri.
Misalnya ketika peneliti menemukan beberapa studi sebelumnya yang menunjukkan adanya korelasi positif antara konsumsi buah-buahan dan kesehatan jantung, mereka dapat merumuskan hipotesis bahwa "Konsumsi buah-buahan yang tinggi berhubungan dengan kesehatan jantung yang lebih baik."
Penting juga untuk dicatat bahwa hipotesis harus diletakkan setelah peneliti melakukan telaah teori, konsep, atau temuan hasil penelitian. Ini biasanya terjadi di bagian akhir Bab II dalam sebuah laporan penelitian.
Hipotesis ini kemudian harus diuji kebenarannya melalui uji statistik dengan menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan jenis penelitian, tujuan penelitian, dan jenis data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Teknik analisis statistik ini dipilih berdasarkan karakteristik data yang ada pada masing-masing variabel penelitian.
Contoh Hipotesis
Dengan menyusun hipotesis berdasarkan bentuknya, peneliti dapat mengarahkan penelitiannya sesuai dengan tujuannya, apakah untuk menguji hubungan antara variabel, membandingkan kelompok, atau hanya memberikan gambaran deskriptif tentang fenomena yang diteliti. Berikut contoh hipotesis berdasarkan bentuknya.
1. Hipotesis Penelitian Asosiatif
Rumusan Masalah: Apakah ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan barang yang sudah terjual?
Hipotesis: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang sudah laku terjual.
Hipotesis ini mengindikasikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan yang positif antara tinggi badan dan jumlah barang yang terjual. Hipotesis nol (Ho) menyatakan bahwa tidak ada hubungan (p = 0), sementara hipotesis alternatif (Ha) mengindikasikan adanya hubungan yang tidak sama dengan nol (p ≠ 0).
2. Hipotesis Penelitian Komparatif
Rumusan Masalah: Bagaimana produktivitas kerja karyawan pada PT X jika dibandingkan dengan karyawan PT Y?
Hipotesis Nol: Tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT X dan karyawan pada PT Y; atau ada beberapa persamaan produktivitas kerja antara karyawan PT X dan karyawan dari Y.
Hipotesis Alternatif: Produktivitas kerja karyawan yang ada di PT X lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan di PT Y.
Hipotesis komparatif digunakan untuk membandingkan produktivitas kerja antara dua kelompok karyawan dari PT X dan PT Y. Hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada perbedaan atau perbedaan yang minimal, sementara hipotesis alternatif mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.
3. Hipotesis Penelitian Deskriptif
Rumusan Masalah Deskriptif: Ada berapa daya tahan lampu pijar merk X?
Hipotesis Deskriptif: Daya tahan lampu merk X adalah 600 jam (Ho), sebab daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda jauh dengan daya lampu yang ada pada populasi.
Hipotesis Alternatif: Daya tahan lampu pijar merk X tidak sama 600 jam. Itu artinya, daya tahan pijar merk X lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
Hipotesis deskriptif memberikan gambaran tentang daya tahan lampu pijar merk X. Hipotesis nol menyatakan bahwa daya tahan lampu merk X adalah 600 jam, sementara hipotesis alternatif mengindikasikan bahwa daya tahan lampu tersebut bisa lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam. Hipotesis ini biasanya digunakan ketika penelitian bersifat eksploratif dan belum ada prediksi yang kuat sebelumnya.
Advertisement