Dayyuts adalah Suami atau Bapak yang Membiarkan Perbuatan Buruk di Keluarganya, Ini Contohnya

Dayyuts adalah istilah yang bisa diberikan kepada seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk di dalam keluarganya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 22 Sep 2023, 16:05 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 15:40 WIB
Dayyuts adalah
Dayyuts adalah (Sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Dayyuts adalah istilah yang perlu dipahami oleh umat Islam. Pasalnya, dayyuts merupakan salah satu golongan yang diharamkan Allah SWT untuk masuk surga. Sebagaimana Rasulullah SAW  bersabda dalam suatu hadis:

“Tiga golongan manusia yang Allah Tabaraka wa Ta’ala mengharamkan surga bagi mereka yaitu pencandu khamr, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan dayyuts atau orang yang membiarkan kefasikan dan kefajiran dalam keluarganya”. (HR.Ahmad)

Dayyuts adalah istilah yang bisa diberikan kepada seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk di dalam keluarganya. Padahal, kewajiban suami atau bapak bukan hanya sebatas memberi nafkah lahir dan bathin lalu mengabaikan kebaikan agama ditengah-tengah keluarganya.

Berikut Liputan6.com rangkum dari situs Kemenag Jabar, Jumat (22/9/2023) tentang dayyuts adalah.

Dayyuts adalah

<p>Ilustrasi keluarga muslim.
Ilustrasi keluarga muslim. (Sumber foto: Pexels.com)

Dalam Islam, dayyuts adalah istilah yang berkaitan dengan peran suami atau bapak di rumah tangga. Islam memang memberikan perhatian yang cukup besar terhadap pendidikan keluarga sebagai bagian dari kesempurnaan dan kemuliaan ajaran Islam. Kebaikan rumah tangga mencerminkan kesolehan kepemimpinan dalam keluarga sehingga rumah tangga yang sakinah (tenteram), mawadah (rasa kasih sayang) dan rahmah (rasa cinta) menjadi kenyataan.

Menurut Al-imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu (tahun 773-852 H) dayyuts adalah seorang suami atau bapak yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk di dalam keluarganya (Kitab Fathul Baari, jilid 10 hal 406). Hal ini berkaitan dengan kedudukan seorang suami di dalam rumah tangga yaitu menjadi pemimpin yang memiliki kewajiban untuk memberi nafkah lahir dan batin.

Suami juga bertanggung jawab untuk menjadi pelindung, pengayom, pembimbing serta teladan bagi istri dan anak. Jadi, kewajiban suami bukan hanya sebatas memberi nafkah lahir dan batin lalu mengabaikan kebaikan agama ditengah-tengah keluarganya. Bila hal ini terjadi maka ia termasuk seorang suami “Dayyuts”.

Contoh Dayyuts

<p>Ilustrasi keluarga muslim.
Ilustrasi keluarga muslim. . (Photo Copyright by Freepik)

Menurut Kamus Al-mu’jam Al-Wasith, dayyuts adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu. Tidak punya rasa cemburu dari suami di maksudnya adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan.

Contoh dayyuts adalah bila seorang suami atau seorang ayah membiarkan keluarganya tidak mau mendirikan salat fardu 5 waktu, membiarkan membuka auratnya ketika keluar rumah, membiarkan anak-anaknya yang sudah baligh dan berakal bergaul bebas, serta membiarkan kemaksiatan lainnya yang ia mengetahuinya tanpa mau mencegah maupun menasehatinya.

Al-imam Adzahabi ra di dalam kitab Al-kaba’ir menempatkan suami dayyuts termasuk dosa besar ke-34. Sedangkan dosa besar itu akan membinasakan pelakunya dengan ancaman azab diharamkan baginya surga.

Kedudukan dan Peran Suami dalam Rumah Tangga

<p>Ilustrasi keluarga muslim.
Ilustrasi keluarga muslim. Credit: freepik.com

Setelah memahami dayyuts adalah suami yang membiarkan terjadinya perbuatan buruk di dalam keluarganya, kamu perlu mengetahui kedudukan dan peran suami dalam rumah tangga. Berikut kedudukan dan peran suami dalam rumah tangga:

1. Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya

Hal ini tedapat dalam sebuah hadis shahih riwayat Imam Bukhari, yang artinya:

“Bahwa Abdullah bin Umar ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut.” (HR. Bukhari)

2. Suami sebagai penyelamat keluarganya dari siksa api neraka

Hal ini terdapat dalam Surat At-Tahrim ayat 6, di mana Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim: 6).

3. Suami harus mawas diri dan menjaga istri dan anak-anaknya

Hal ini terdapat dalam Surat Al-Munafiqun ayat 9, di mana Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta-harta dan anak-anak mu melalaikan kamu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian maka mereka itulah orang2 yang rugi.” (QS.Al-Munafiqun: 9)

Menurut Al-imam Ibnu Katsir rahimahullah (1301-1372 M) makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal saleh dan bisa menjerumuskan kamu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala. (Kitab Tafsir Ibnu Katsir, jilid 4 hal 482). Oleh karena itu, dayyuts adalah perbuatan yang harus dihindari oleh setiap suami maupun bapak. Seorang suami dan seorang bapak sudah sepatutnya peduli terhadap aspek keagamaan pada keluarganya, tidak hanya pada dirinya sendiri, namun juga pada istri dan juga anak-anaknya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya