Apa Itu Hb? Pahami Kadar Hemoglobin dan Fungsinya dalam Darah

Hemoglobin atau Hb adalah protein yang berada di dalam sel darah merah.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 26 Sep 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2023, 15:30 WIB
Hemoglobin
Ilustrasi Hemoglobin dalam darah Credit: pexels.com/Karolina

Liputan6.com, Jakarta Apa itu Hb? Hemoglobin atau yang sering disingkat sebagai Hb, adalah protein berwarna merah yang terdapat dalam sel darah merah manusia, dan hewan vertebrata lainnya. Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru, ke seluruh jaringan tubuh dan mengangkut karbon dioksida, produk sampingan metabolisme sel, dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru untuk diekskresikan.

Apa itu Hb? Hemoglobin adalah komponen penting dalam sistem pernapasan, dan transportasi oksigen dalam tubuh. Struktur molekul hemoglobin memungkinkannya, untuk berikatan dengan oksigen di daerah paru-paru yang memiliki kadar oksigen tinggi. 

Struktur hemoglobin terdiri dari empat subunit protein yang berbeda, yaitu dua subunit alfa dan dua subunit beta, yang membentuk sebuah kompleks protein. Ketika sel darah merah mengalir melalui jaringan tubuh yang membutuhkan oksigen, oksihemoglobin melepaskan oksigennya.

Apa itu Hb? Perlu dipahami, bahwa hemoglobin sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, dan hewan vertebrata lainnya karena memungkinkan tubuh, untuk mendapatkan oksigen yang dibutuhkan oleh sel-selnya. 

Berikut ini arti penting memahami apa itu Hb yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (26/9/2023). 

Memahami Apa itu Hemoglobin

Fungsi Hemoglobin Dalam Darah
Ilustrasi Hemoglobin / Sumber: Pixabay

Hemoglobin adalah sebuah protein yang terdapat di dalam sel darah merah, di mana bisa memberikan warna merah pada darah. Hemoglobin memiliki struktur yang terdiri dari empat rantai, dan setiap rantai ini mengandung senyawa disebut heme, yang mengandung zat besi. Heme terbentuk melalui mineral alami yang ditemukan dalam sel darah merah. Di sisi lain, globin adalah jenis senyawa protein yang diproduksi oleh tubuh.

Dalam keadaan sehat, kadar hemoglobin biasanya berkisar antara 12-15 gram/dL pada wanita dewasa, dan 13-17 gram/dL pada pria dewasa. Jika kadar hemoglobin dalam tubuh tidak normal, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah, hal ini bisa mengindikasikan adanya ketidakseimbangan dalam produksi dan penghancuran sel darah merah.

Mengutip dari laman Medical News Today, setiap protein hemoglobin mengandung empat atom besi, dan karenanya dapat membawa empat molekul oksigen. Hemoglobin menempel pada sel darah merah dan mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh, ke mana pun darah mengalir. Hemoglobin juga berperan dalam membantu sel darah merah, mendapatkan bentuk seperti cakram, yang membantunya bergerak dengan mudah melalui pembuluh darah.

Hemoglobin (Hb) adalah protein yang terkandung dalam sel darah merah, yang bertanggung jawab untuk mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk memastikan oksigenasi jaringan yang memadai, tingkat hemoglobin yang cukup harus dipertahankan. Jumlah hemoglobin dalam darah utuh dinyatakan dalam gram per desiliter (g/dl). Hematokrit mengukur volume sel darah merah, dibandingkan dengan total volume darah (sel darah merah dan plasma). Hematokrit normal pada pria adalah 40 hingga 54% dan untuk wanita angkanya 36 hingga 48%. Nilai ini dapat ditentukan secara langsung, dengan sentrifugasi mikrohematokrit atau dihitung secara tidak langsung.

Kadar Hemoglobin di Uji dan Implikasinya terhadap Kesehatan

Ilustrasi hemoglobin sebagai zat yang memproduksi sel darah merah
Hemoglobin merupakan zat yang didapatkan dari makanan mengandung zat besi (Foto: Freepik.com/kjpargeter)

Kadar hemoglobin (Hb) adalah salah satu parameter penting, dalam tes darah yang memberikan wawasan mendalam tentang kesehatan seseorang. Hemoglobin adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah, di mana bisa memberikan warna merah pada darah. Ini memainkan peran kunci dalam transportasi oksigen, dan sangat relevan dalam berbagai aspek kesehatan.

Cara Mengukur Kadar Hemoglobin

Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan melalui tes darah, yang disebut tes hemoglobin. Dokter atau petugas medis akan mengambil sampel darah dari pasien, dan mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis. Tes hemoglobin ini sering menjadi bagian dari tes darah lengkap (complete blood count atau CBC), yang mencakup berbagai parameter lain yang menggambarkan komposisi darah.

Hasil dari tes hemoglobin biasanya dinyatakan dalam satuan gram per desiliter (g/dL) darah. Dalam kasus normal, kadar hemoglobin pada pria dewasa biasanya berkisar antara 13,5 hingga 17 g/dL, sementara pada wanita dewasa, kisarannya adalah 12,0 hingga 15 g/dL. Nilai ini dapat bervariasi tergantung pada usia dan kondisi individu.

Implikasi Kadar Hemoglobin yang Tinggi

Kadar hemoglobin yang tinggi dalam darah, bisa menjadi tanda adanya kelainan darah yang langka yang disebut polisitemia. Polisitemia adalah kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak sel darah merah, menyebabkan darah menjadi lebih kental dari biasanya. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah, serangan jantung, dan stroke. Polisitemia adalah kondisi serius seumur hidup yang memerlukan perawatan medis.

Selain itu, faktor-faktor seperti dehidrasi, merokok, atau tinggal di daerah dataran tinggi juga dapat menyebabkan kadar hemoglobin yang tinggi. Selain itu, kadar hemoglobin yang tinggi juga dapat menjadi tanda adanya kondisi medis lain, seperti penyakit paru-paru atau jantung.

Implikasi Kadar Hemoglobin yang Rendah

Kadar hemoglobin yang rendah dalam darah biasanya menunjukkan adanya anemia. Anemia adalah kondisi di mana tubuh memiliki jumlah sel darah merah yang kurang dari normal, atau sel darah merah yang tidak berfungsi dengan baik. Ada beberapa jenis anemia, termasuk:

  1. Anemia defisiensi besi, yang merupakan jenis anemia paling umum disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat terjadi akibat kehilangan darah, seperti menstruasi berlebihan atau pendarahan dalam saluran pencernaan.
  2. Kehamilan memerlukan jumlah zat besi yang lebih besar, dan kekurangan zat besi selama kehamilan dapat menyebabkan anemia.
  3. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat (folat) dapat menyebabkan perubahan bentuk sel darah merah, sehingga mereka menjadi kurang efektif.
  4. Anemia aplastik merupakan kelainan langka, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang, menyebabkan produksi sel darah merah yang sangat sedikit.

Kadar Hemoglobin Rendah pada Bayi

Pada bayi yang baru lahir, kadar hemoglobin dapat menurun saat berusia 6 hingga 8 minggu karena mereka kehilangan sebagian sel darah merah yang dimiliki sejak lahir, dan tubuh mereka belum mampu memproduksi sel darah merah baru dengan cepat. Ini umumnya bukan kondisi yang berbahaya, kecuali jika bayi tersebut sakit karena alasan lain. Bayi juga dapat mengalami anemia jika sel-sel darah merah mereka rusak terlalu cepat, sehingga menyebabkan penyakit kuning, terutama jika ada ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi.

 

Fungsi

Seputar Hemoglobin
Ilustrasi Hemoglobin dalam Darah Credit: pexels.com/ThisIsEngineering

1. Transportasi Oksigen

Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika seseorang menghirup udara, oksigen di paru-paru akan berikatan secara reversibel dengan atom besi dalam molekul hemoglobin yang dikenal sebagai heme. Ini membentuk oksihemoglobin, yang sangat stabil dan mampu membawa oksigen dalam jumlah besar. Saat darah mengalir melalui pembuluh darah dan mencapai jaringan dan organ yang membutuhkan oksigen, oksihemoglobin akan melepaskan oksigen secara selektif kepada sel-sel tersebut. Misalnya, ketika otot sedang aktif, oksihemoglobin akan memberikan oksigen tambahan untuk mendukung proses metabolisme yang berlangsung.

2. Transportasi Karbon Dioksida

Hemoglobin juga berfungsi dalam mengangkut karbon dioksida (CO2), dari sel-sel tubuh kembali ke paru-paru untuk diekskresikan dari tubuh melalui proses pernapasan. Sel-sel tubuh menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan dari metabolisme, dan hemoglobin membantu membawa CO2 dalam bentuk bikarbonat kembali ke paru-paru, di mana CO2 dapat dikeluarkan melalui pernapasan.

3. Buffer Asam-Basa

Hemoglobin berperan sebagai penyangga (buffer) dalam menjaga keseimbangan pH dalam darah. Ini adalah peran penting, karena perubahan pH yang signifikan dalam darah dapat mengganggu fungsi sel-sel tubuh. Hemoglobin dapat mengikat ion hidrogen (H+) untuk mengurangi keasaman dalam darah, dan membantu menjaga pH dalam kisaran yang optimal.

4. Pengangkutan Nitrit Oksida (NO)

Hemoglobin juga mengangkut nitrit oksida (NO), molekul yang berperan dalam regulasi aliran darah dan tonus pembuluh darah. NO membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, dan mendukung fungsi endotelium pembuluh darah yang sehat.

5. Pengaruh pada Warna Darah

Selain fungsi transportasi, hemoglobin memberikan warna merah pada sel darah merah. Kondisi dan kadar hemoglobin dapat memengaruhi warna darah. Misalnya, kadar hemoglobin yang rendah dapat menghasilkan darah yang lebih pucat, sementara kadar hemoglobin yang tinggi dapat membuat darah tampak lebih merah terang.

6. Pengaruh pada Kesehatan Umum

Kadar hemoglobin yang normal adalah penting, untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gangguan pada produksi atau fungsi hemoglobin, seperti anemia, talasemia, atau kelainan hemoglobin lainnya, dapat mengakibatkan kelelahan, kesulitan bernapas, pusing, dan masalah kesehatan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya