Makna adalah Maksud atau Arti, Pahami Juga Pergeseran Makna dan Contohnya

Makna juga terkait dengan pemahaman umum yang dimiliki oleh masyarakat tentang suatu kata.

oleh Laudia Tysara diperbarui 27 Sep 2023, 11:13 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 09:40 WIB
Perpustakaan Nasional
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta, Kamis (10/6/2020). Perpusnas membuka kembali membuka pelayanan mulai Kamis ini, 11 Juni 2020, dengan menyiapkan protokol kesehatan setelah beberapa bulan tutup akibat COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Makna dalam bahasa adalah arti yang diberikan kepada kata atau frasa. Ilmu semantik, seperti yang diajarkan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), mempelajari cara kata-kata memberikan arti dalam kalimat dan teks. Makna adalah sesuatu yang subjektif, dan setiap individu dapat memberikan interpretasi yang berbeda.

Ullmann menunjukkan bahwa makna juga terkait dengan pemahaman umum yang dimiliki oleh masyarakat tentang suatu kata.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyatakan makna tidak hanya terbatas pada bahasa tertulis, tetapi juga terkait dengan proses komunikasi dalam berbagai konteks. Maka bisa dipahami, makna adalah elemen kunci dalam pemahaman bahasa dan komunikasi yang kompleks.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti makna dalam bahasa Indonesia, Rabu (27/9/2023).

Maksud atau Arti

Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Pengujung membaca buku kesukaan mereka yang tersedia di Perpustakaan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu, Blok M, Jakarta, Sabtu (10/6/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan makna adalah maksud dari pembicara atau penulis, yaitu pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Ini mengisyaratkan bahwa makna adalah landasan dari pemahaman bahasa, yang tidak hanya terbatas pada sekadar arti kata-kata.

Akan tetapi, juga mencakup bagaimana kata-kata tersebut membentuk pemahaman yang lebih besar dalam konteks komunikasi.

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) memperkenalkan ilmu semantik, yang merupakan disiplin ilmu yang mendalam tentang makna. Ilmu semantik berusaha untuk mengurai dan menganalisis cara kata-kata dan struktur bahasa memberikan arti kepada kalimat dan teks.

Dalam hal ini, ilmu semantik adalah ilmu yang digunakan untuk memahami bagaimana bahasa digunakan untuk mengomunikasikan konsep, gagasan, dan makna dalam berbagai konteks.

Namun, penting untuk dicatat bahwa makna bukanlah sesuatu yang tetap dan universal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Homby, seorang ahli bahasa, makna dapat bervariasi sesuai dengan interpretasi individu. Itu artinya, setiap orang dapat memberikan pemahaman yang berbeda terhadap kata-kata atau kalimat tertentu, tergantung pada pengalaman dan latar belakang mereka sendiri.

Tambahan pandangan dari Ullmann, yang mengemukakan bahwa ada hubungan antara makna dan pengertian, memberikan wawasan tambahan tentang hubungan antara kata-kata dan makna. Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa makna kata atau frasa seringkali terkait erat dengan pemahaman umum yang dimiliki oleh masyarakat tentang kata atau frasa tersebut.

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan perspektif yang lebih khusus dengan menggambarkan makna sebagai arti atau maksud yang tersirat dalam kata. Penting untuk dicatat bahwa makna tidak hanya terbatas pada bahasa tertulis, tetapi juga terkait dengan proses komunikasi secara luas.

Sebagai contoh, dalam karya sastra seperti puisi, makna yang tersirat seringkali merupakan inti dari pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca. Selain itu, komunikasi antarindividu juga memiliki aspek makna, di mana pesan yang disampaikan dapat memiliki arti yang mendalam tergantung pada konteks dan situasi.

 

Pergeseran Makna

Taman Literasi Martha Christina Tiahahu
Perpustakaan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu juga dilengkapi pendingin ruangan, stop kontak, Wi-Fi serta bersih dan tertata yang membuat nyaman para pengunjung. Keberadaan ruang baca di area taman diharapkan mampu menjadi daya tarik pengunjung taman sekaligus untuk meningkatkan minat baca masyarakat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Penggunaan ragam bahasa merupakan aspek penting dalam penyampaian informasi. Bahasa, sebagai alat komunikasi utama, memiliki sifat yang sangat fleksibel, yang memungkinkannya untuk terus berkembang seiring dengan perubahan zaman.

Dalam jurnal penelitian berjudul "Pergeseran Makna Kosakata Bahasa Indonesia pada Pengguna Twitter" yang ditulis oleh Endang Wiyanti, Heppy Atma Pratiwi, dan Indah Pangesti pada tahun 2022, mengungkapkan bahwa perkembangan bahasa adalah yang menciptakan kata-kata baru dan mengakibatkan perubahan makna atau pergeseran makna kata-kata tertentu.

Pergeseran makna adalah fenomena ketika makna suatu kata berubah seiring waktu. Bisa menjadi lebih luas, lebih sempit, lebih positif, atau bahkan lebih negatif, dan ini melibatkan keterkaitan antara bentuk kata dan referensi maknanya.

Universitas Muhammadiyah Makassar memberikan penjelasan lebih rinci tentang pergeseran makna. Ini dikenal juga sebagai perubahan makna, pergeseran makna, pengembangan makna, atau penyempitan makna, ini adalah proses evolusi penggunaan kata-kata dari makna asalnya menuju makna modern yang seringkali sangat berbeda.

Dalam setiap bahasa, kata-kata dapat mengalami pergeseran makna sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya. Sebuah pepatah Yunani mengatakan, "Panta rei kata heraktetitos," yang berarti "semua mengalir, semua berubah." Ini mencerminkan sifat dinamis bahasa dan makna.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa pergeseran makna seringkali berkaitan dengan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti perpindahan penduduk, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, perubahan ekonomi, budaya, dan berbagai faktor lainnya.

Dalam hal ini, perubahan dalam bahasa mencerminkan perubahan dalam kehidupan sosial masyarakat penggunanya. Pergeseran makna dalam bahasa bukanlah hal yang aneh, melainkan merupakan bagian dari evolusi alami bahasa sebagai alat komunikasi yang dinamis dan responsif terhadap perubahan di sekitarnya.

Contohnya

FOTO: Wajah Baru Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022). Setelah rampung direvitalisasi, Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta akan kembali dibuka pada Juli mendatang. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pergeseran makna adalah fenomena bahasa yang umum terjadi di berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Berikut adalah 15 contoh pergeseran makna yang sudah terjadi di Indonesia Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

  1. Chat: Awalnya merujuk pada percakapan, namun sekarang juga mengacu pada pesan teks dalam aplikasi pesan singkat.
  2. Komentar: Dulu berarti tanggapan atau pendapat, sekarang sering digunakan untuk merujuk pada celaan atau kritik.
  3. Meme: Awalnya mengacu pada konsep dalam ilmu sosial, sekarang sering digunakan untuk merujuk pada gambar atau video lucu yang disebarkan di media sosial.
  4. Oplas: Dahulu merujuk pada operasi plastik, tetapi kini juga digunakan dalam konteks perubahan penampilan yang tidak melibatkan operasi plastik.
  5. Narsis: Awalnya berarti cinta pada diri sendiri, sekarang sering digunakan untuk merujuk pada orang yang terlalu sering berfoto diri dan memamerkannya di media sosial.
  6. Demos: Pada awalnya, ini adalah singkatan dari demonstrasi. Namun, dalam percakapan sehari-hari, demos bisa merujuk pada demonstrasi, namun juga dapat mengacu pada demonstrasi memasak atau berbagai aktivitas lainnya.
  7. Toleransi: Awalnya mengacu pada penghargaan terhadap perbedaan, namun sekarang sering digunakan dalam konteks menahan atau mengalah.
  8. Koneksi: Dahulu mengacu pada hubungan sosial atau bisnis, tetapi sekarang sering digunakan dalam konteks jaringan internet.
  9. Beasiswa: Pada awalnya merujuk pada bantuan pendidikan, sekarang sering digunakan untuk merujuk pada hadiah atau bonus dalam berbagai konteks.
  10. Gaul: Dahulu mengacu pada kebiasaan atau adat istiadat, namun sekarang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang modis atau keren.
  11. Selfie: Merujuk pada foto yang diambil sendiri, seringkali dengan kamera ponsel.
  12. Bajaj: Awalnya adalah merek kendaraan bermotor, tetapi sekarang sering digunakan untuk merujuk pada taksi bajaj.
  13. Online: Awalnya berarti terhubung ke internet, tetapi sekarang sering digunakan dalam konteks berbelanja online atau bermain game online.
  14. Dewa: Dahulu mengacu pada dewa dalam mitologi, tetapi dalam percakapan sehari-hari sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sangat ahli dalam bidang tertentu.
  15. Serba-serbi: Awalnya berarti berbagai hal atau detil, tetapi sekarang sering digunakan untuk merujuk pada barang-barang atau benda-benda yang serbaguna.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya