Liputan6.com, Jakarta Mengapa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq merupakan pertanyaan yang kerap dipertanyakan oleh umat Muslim. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam sejarah Islam bahwa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq oleh Rasulullah SAW.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Abu Bakar sendiri memiliki nama lengkap yakni Abu Bakar bin Abi Quhafah yang menjadi salah satu dari empat khalifah yang dianggap oleh umat Islam sebagai pemimpin terdepan dalam sejarah Islam.
Pada era Rasulullah SAW, Abu Bakar diberikan gelar As Siddiq secara cuma-cuma oleh Rasululah SAW. Gelar As Siddiq sendiri memiliki makna orang yang sangat jujur atau banyak membenarkan. Lantas mengapa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq dan bagaimana kisahnya?
Berikut Liputan6.com ulas mengenai alasan mengapa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (2/10/2023).
Mengapa Abu Bakar Diberi Gelar As Siddiq
Alasan mengapa Abu Bakar diberi gelar As Siddiq adalah karena ia adalah sosok yang pertama membenarkan perkataan Rasulullah SAW, bahkan terkait hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun. Utamanya ketika Nabi Muhammad SAW mengisahkan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialaminya. Abu Bakar adalah sosok yang tegas membenarkan kisah tersebut di hadapan kaum kafir Quraisy yang menganggap Nabi Muhammad SAW berdusta.
Arti dari As Siddiq sendiri adalah orang yang sangat jujur atau banyak membenarkan. Gelar ini melekat pada nama Abu Bakar setelah ia tidak ragu membenarkan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW.
Nama asli dari Abu Bakar As Siddiq sendiri adalah Abu Bakar Abdullah bin Abu Quhafah. Ia adalah sahabat Rasulullah SAW yang juga dikenal sebagai saudagar kaya yang dermawan. Ia sosok yang sangat mencintai Rasulullah SAW sehingga tidak ragu membenarkan semua perkataannya dan berani melindunginya dari bahaya. Abu Bakar As Siddiq adalah pemberani yang menemani Rasulullah SAW hijrah ke Madinah
Advertisement
Kisah Abu Bakar Mendapatkan Gelar As Siddiq
Dikutip dari buku Kisah Nabi Muhammad SAW oleh Ajen Dianawati, menjelaskan kisah Abu Bakar mendapatkan gelar As Siddiq. Sekembalinya Nabi ke Mekkah, beliau menceritakan peristiwa Isra’ Mi’raj yang dialaminya dalam satu malam, Rasulullah melakukan perjalanan kilat dari Makkah ke Baitul Maqdis, dan dilanjut perjalanan langit dengan segala keajaibannya.
Kisah tersebut ia ceritakan kepada kaum quraisy. Mendengar cerita ini sebagian pengikutnya tidak mempercayainya hingga menjadi murtad. Mereka menganggap Nabi sudah menjadi gila. Menurutnya apa yang diceritakan Nabi tersebut sangatlah tidak masuk akal.
Yang tadinya suka mencela Nabi semakin heboh mengolok-olok karena mendapat momen emas untuk mencela sang nabi. Usai Rasulullah menjelaskan ihwal perjalannya itu, sekelompok orang musyrik mempertanyakan berita tersebut kepada Abu Bakar, "Apa pendapatmu tentang cerita temanmu itu?" Ia mengaku telah diperjalankan tadi malam ke Bairul Maqdis."
Abu Bakar menjawab pertanyaan yang dipenuhi rasa tidak percaya terhadap Rasulullah itu dengan balik bertanya kepada mereka, "Apakah ia mengatakan demikian?" Orang-orang musyrik kemudian mengiyakan secara serempak, "Ya, benar ia bercerita seperti itu."
Di tengah ketidakpercayaan mereka, Abu Bakar justri berkata sebaliknya, "Kalau begitu ia benar, Seandainya ia mengatakan hal yang lebih dari itu tentang kabar dari langit, saya pasti akan membenarkannya, baik yang telah lalu maupun yang akan datang," Demikianlah kepercayaan Abu Bakar terhadap sahabatnya, Rasulullah SAW. Sejak kejadian itu, Nabi menjulukinya As Siddiq artinya orang yang selalu percaya pada sabda Nabi Muhammad SAW.
Dalam hadits riwayat Siti Aisyah dijelaskan,
“Begitu Nabi melakukan isra ke Masjid al-Aqsha, paginya ia kabarkan hal itu kepada warga (Makkah). (Saking tidak percayanya), sampai-sampai mereka yang tadinya beriman dan mempercayai Nabi menjadi murtad. Mereka celaka. Abu Bakar pun berkata, ‘Aku membenarkannya pada perkara yang lebih dari pada itu, aku membenarkannya tentang wahyu yang ia terima dari langit di pagi atau pun sore hari’. Oleh karena itu, Abu Bakar dinamakan ash-Shiddiq.” (Ibnul Atsir, Usdul Ghabah fi Ma’rifatish Shababah, juz III, h. 310)
Sementara Imam an-Nawawi dalam Tadzhibul Asma wal Lughat juga menegaskan,
“Para imam (ulama) sepakat atas julukan ash-Shiddiq pada Abu Bakar. Sahabat Ali bin Abi Thalib ra pernah mengatakan, ‘Sesunngguhnya Alllah lah yang memberi nama (julukan) ash-Shidddiq memalui perantara Rasulullah saw.’ Sebab penamaan itu karena Abu Bakar merupakan orang yang selalu terdepan dalam membenarkan Nabi dan tidak sekali pun dia mendustakannya." (An-Nawawi, Tadzhibul Asma wal Lughat, juz II, h. 181)
Abu Bakar Dipilih Menjadi Khalifah
Setelah kematian Muhammad, kaum Anshar dan Muhajirin berkumpul untuk melakukan musyawarah yang membahas tentang memilih seorang pemimpin yang akan dijadikan sebagai khalifah. Baik kaum Anshar dan Muhajirin memilih Abu Bakar menjadi khalifah karena pernah mendampingi Muhammad ketika bersembunyi dalam gua pada saat masa hijrah ke Madinah. Selain itu, Abu Bakar juga pernah ditetapkan sebagai pengganti Muhammad dalam shalat ketika ia sakit. Singkat cerita, Abu Bakar As Siddiq lah yang terpilih menjadi khalifah pertama umat Islam.
Selama masa kepemimpinannya, Abu Bakar dikenal sebagai khalifah yang tegas, khususnya dalam memerangi orang-orang yang keluar Islam (murtad) dan yang tidak membayar zakat. Selain itu, Abu Bakar As Siddiq juga memimpin penyebaran agama Islam dan membuat Islam berjaya.
Sayangnya, Abu Bakar menjadi khalifah tidaklah lama, ia menjabat selama 2 tahun 3 bulan sebelum akhirnya wafat pada tahun 12 Hijriah saat usianya menginjak 63 tahun. Kemudian ia dimakamkan di samping makam Nabi Muhammad SAW.
Advertisement