Seorang Ayah Dikecam karena Tidak Ajak Anaknya Liburan, Alasannya Tidak Terduga

Salah komunikasi bisa jadi alasan perpecahan keluarga

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 11 Okt 2023, 20:15 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 20:15 WIB
Ilustrasi ayah anak
Ilustrasi mimpi bertemu ayah yang sudah meninggal/Copyright unsplash/Emotionary App

Liputan6.com, Jakarta Dalam lingkungan keluarga, perbedaan cara berkomunikasi antar generasi seringkali menjadi sumber konflik yang menarik perhatian. Baru-baru ini, sebuah peristiwa mencolok menyoroti ketidaksepahaman tersebut, di mana seorang ayah mendapat kecaman luas karena memutuskan untuk tidak mengikutsertakan puteranya dalam liburan keluarga. 

Keputusan ini, yang awalnya tampak tidak masuk akal, ternyata berkaitan erat dengan perbedaan signifikan dalam preferensi komunikasi dan alat komunikasi yang digunakan, antara sang ayah yang berasal dari generasi Baby Boomers dan putranya yang merupakan bagian dari Generasi Z. Kisah ini kemudian dibagikan di sosial media, dan mendapat beragam reaksi yang tidak terduga.

Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Mirror pada Rabu (11/10/2023)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ayah dan Putranya: Perbedaan Generasi dalam Komunikasi

Contoh ilustrasi seorang ayah memarahi anaknya
Tahukah kamu jika memberi hukuman secara sembarangan akan merubah sifat anak pada orangtuanya? (Foto: Pexels.com/Monstera Production)

Sebuah insiden menarik baru-baru ini memicu perdebatan di media sosial, menggambarkan perbedaan signifikan dalam cara berkomunikasi antar generasi dalam sebuah keluarga. Seorang ayah dikecam karena keputusannya yang tak terduga untuk tidak mengikutsertakan putranya dalam liburan keluarga. Alasannya, sungguh tidak terduga. 

Awalnya, ayah ini mengirimkan email kepada putranya yang berusia 20 tahun untuk mengundangnya dalam liburan Thanksgiving keluarga yang direncanakan ke Kepulauan Cook. Namun, ketika tidak ada tanggapan dari putranya, ayah ini mencoba meneleponnya. 

Sayangnya, Ollie, sang putra, masih belum merespons. Ayah ini kemudian membuat keputusan tiba-tiba untuk tidak mengikutsertakan Ollie dalam perjalanan tersebut.

Yang membuat kejadian ini begitu mengejutkan adalah alasan di balik tindakan ayah tersebut. Ayah ini beralasan bahwa putranya, Ollie, tidak merespons panggilan telepon atau emailnya karena putranya lebih suka menggunakan pesan teks. 

Dan ironisnya, Ollie melewatkan kesempatan untuk bergabung dalam liburan keluarga besar tersebut hanya karena tidak melihat notifikasi email yang masuk. Inilah yang membuat ayah tersebut memutuskan untuk melanjutkan perencanaan liburan tanpa Ollie.


Tanggapan Netizen Terhadap Kasus Ini

Ilustrasi laptop, handphone, alat komunikasi modern
Ilustrasi laptop, handphone, alat komunikasi modern. (Photo by Gabriel Benois on Unsplash)

Ketika cerita ini dibagikan di media sosial, respons dari netizen sangat cepat dan beragam. Banyak netizen merasa bahwa tindakan ayah tersebut tidak adil, dan mereka menyuruhnya untuk "mengikuti perkembangan zaman" dan lebih memahami cara komunikasi generasi yang lebih muda.

Sejumlah netizen bahkan membagikan pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi perbedaan generasi dalam komunikasi. Salah satu netizen yang berusia 48 tahun mengakui bahwa dia telah mengambil langkah-langkah ekstra untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya, meskipun tidak begitu menyukai platform yang digunakan oleh mereka. Dia mencatat bahwa ini adalah cara untuk tetap terhubung dengan generasi yang lebih muda.

Seorang netizen yang berusia 61 tahun juga berbagi pengalamannya. Dia mengungkapkan bahwa dia sangat memahami bahwa jika dia menelepon putrinya tanpa memberikan pemberitahuan melalui pesan teks terlebih dahulu, dia akan mendapat respons yang jauh lebih negatif. Oleh karena itu, dia berusaha memahami preferensi generasi muda dan bahkan memiliki akun Instagram untuk tetap terhubung dengan cucunya.

Kisah ini adalah pengingat kuat tentang betapa besar pengaruh teknologi dalam mengubah cara kita berkomunikasi, terutama antar generasi dalam keluarga. Meskipun perbedaan generasi dalam komunikasi adalah hal yang alami, sangat penting bagi anggota keluarga untuk berusaha memahami preferensi satu sama lain dan mencari cara untuk berkomunikasi dengan efektif.

Kasus ayah dan putranya ini adalah contoh nyata bagaimana tindakan yang tampak sepele, seperti tidak merespons pesan email atau telepon, bisa menjadi pemicu konflik keluarga. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk belajar satu sama lain dan bersatu dalam keragaman generasi.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya