Pulau Baru Muncul di Jepang Setelah Letusan Gunung Berapi, Ini Penampakannya

Muncul tepat di lepas pantai Kepulauan Ogasawara, Jepang.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 11 Nov 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 16:30 WIB
Pulau Baru Muncul Di Jepang
Sumber: Setsuya Nakada / The Japan Times

Liputan6.com, Jakarta Sebuah kejadian luar biasa terjadi di Samudera Pasifik, di lepas pantai Kepulauan Ogasawara Jepang, yang memunculkan pulau baru akibat letusan gunung berapi bawah laut. Peristiwa alam ini tercatat sebagai yang termuda di antara tetangganya, lahir dari semburan magma padat yang memancar tinggi di atas gelombang pada tanggal 21 Oktober lalu. 

Ahli vulkanik dari Universitas Tokyo, Setsuya Nakada, mengungkapkan bahwa letusan ini menciptakan daratan baru di Samudera Pasifik yang terlihat dari pulau terdekat, Iwo Jima. Peristiwa ini mendapat sorotan dengan gambar-gambar citra satelit dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang memperlihatkan penampakan pulau baru sekitar satu kilometer di lepas pantai Iwo Jima. 

Untuk informasi dan penampakan lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Sabtu (11/11/2023).

Munculnya Pulau Baru: Kronologi Kejadian dan Penyebab

Munculnya Pulau Baru Di Jepang
Sumber: Japan's Maritime Self-Defense Force/The New York Times

Pada tanggal 21 Oktober, sebuah peristiwa alam menakjubkan terjadi di Samudera Pasifik, di lepas pantai Kepulauan Ogasawara Jepang, yang dikenal sebagai Kepulauan Bonin. Sebuah pulau baru tiba-tiba muncul dari abu vulkanik, hasil dari letusan gunung berapi bawah laut. 

Ahli vulkanik, Setsuya Nakada dari Universitas Tokyo, menjelaskan bahwa letusan ini dimulai sebagai pancaran magma padat yang melesat tinggi di atas gelombang, menciptakan semburan vertikal yang terus menerus.

Seiring berjalannya waktu, letusan ini didukung oleh semburan magma yang relatif terus menerus, menyebabkan puing-puing dan lava bersatu membentuk daratan baru di Samudera Pasifik. Pada tanggal 3 November, gunung berapi bawah laut tersebut mengeluarkan sebagian besar abu, menandai puncak aktivitas letusan. 

Lokasi tersebut terletak sekitar satu kilometer di lepas pantai dari pulau Iwo Jima, yang pernah menjadi saksi sejarah pertempuran antara pasukan Amerika dan Jepang pada Perang Dunia II.

Meskipun pulau baru ini terlihat sebagai keajaiban alam, para ilmuwan mencatat bahwa letusan gunung berapi bawah laut di wilayah ini cenderung berlangsung selama sekitar satu bulan atau lebih. Dalam beberapa dekade terakhir, penelitian terhadap gunung berapi bawah laut semakin meningkat, mengungkapkan keajaiban tersembunyi di dasar lautan.

Penampakan Pulau Baru: Citra Satelit dan Perubahan Lanskap

Penampakan Pulau Baru dari Citra Satelit
Sumber: ESA/USGS

Gambar-gambar yang diabadikan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) melalui satelit Landsat 9 memberikan penampakan yang luar biasa dari pulau baru yang muncul. Terletak sekitar 0,6 mil (1 kilometer) dari pantai pulau Iwo Jima, pulau tersebut memiliki lebar sekitar 330 kaki (100 meter) dan tinggi mencapai 66 kaki (20 meter). 

Citra-citra ini memperlihatkan perubahan drastis dalam lanskap sekitar pulau Iwo Jima sebelum dan sesudah letusan terbaru. Aktivitas letusan menciptakan abu vulkanik dan bebatuan yang menumpuk, membentuk pulau baru yang dapat terlihat dari luar angkasa. 

Meskipun awalnya memiliki ukuran yang mengesankan, pulau baru ini tampaknya mengalami penyusutan karena ombak yang mengikis batuan "remah". Meski demikian, pulau ini masih merupakan fenomena alam yang menarik untuk diamati.

Pulau Baru Ini Mungkin Tidak Bertahan Lama

Pulau Baru Ini Mungkin Tidak Bertahan Lama
Sumber: Setsuya Nakada / The Japan Times

Meskipun pulau baru ini menarik perhatian sebagai hasil dari letusan gunung berapi bawah laut, pertanyaan tentang keberlanjutan dan ketahanan pulau muncul. Menurut Yuji Usui, seorang analis Badan Meteorologi Jepang, pulau ini mungkin tidak bertahan lama. 

Tingkat keberlanjutan pulau baru ini bergantung pada bahan penyusunnya; jika terdiri dari lava, kemungkinan pulau tersebut akan bertahan lebih lama. Seiring waktu, batu apung yang tidak terikat oleh lava akan terkikis oleh ombak, mengakibatkan penurunan ukuran pulau. Usui menekankan bahwa hanya waktu yang dapat menjawab apakah pulau baru ini akan menyatu dengan Iwo Jima atau sejauh mana keberlangsungan hidupnya. 

Oleh karena itu, fenomena alam ini memberikan kesempatan unik bagi para ilmuwan untuk memahami proses pembentukan dan evolusi pulau bawah laut, sambil mencatat bahwa pulau seperti ini mungkin bersifat sementara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya