Liputan6.com, Jakarta Komplikasi flu biasanya muncul sebagai akibat dari infeksi virus influenza. Meskipun sebagian besar orang dapat pulih sepenuhnya dari flu tanpa komplikasi, ada sebagian yang berisiko mengalami masalah kesehatan lebih serius.
Kejadian serupa juga terjadi kepada kepala sekolah asal Ohio yang bernama Kristin Fox, di mana dirinya didiagnosis mengalami gejala flu biasa. Namun tak lama setelah itu, kondisi kesehatan wanita ini semakin memburuk secara drastis.
Komplikasi yang dialami oleh ibu tiga anak ini mengakibatkan pneumonia bakteri, syok septik, dan kegagalan organ. Fox kemudian menjalani serangkaian perawatan intensif, termasuk amputasi kaki dan lengan untuk menjaga organ vitalnya tetap hidup.
Advertisement
Setelah mengalami berbagai kesulitan selama proses pemulihan, dia akhirnya menerima prostetik untuk lengan dan kaki. Melalui dukungan dari keluarga, teman-teman, dan komunitasnya, Fox berhasil mengatasi cobaan ini.
Berikut ini kisah wanita dengan kompikasi flu serius yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/11/2023).
Wanita Ini Kehilangan Anggota Tubuh karena Komplikasi Flu
Bagi sebagian besar orang, flu mungkin hanya berarti sakit selama beberapa hari dan kembali ke kehidupan normal. Namun bagi Kristin Fox, seorang ibu berusia 42 tahun dan kepala sekolah menengah di Ohio, virus ini menyebabkan kehilangan lengan dan kakinya.
Cobaan Fox dimulai pada bulan Maret 2020, hanya beberapa hari sebelum pandemi COVID-19 menghebohkan dunia. Dia merasakan sakit tenggorokan pada hari Jumat dan pada hari Minggu, keadaannya memburuk. Pada malam perawatan darurat itu, dia dinyatakan positif terkena flu meskipun baru saja mendapatkan vaksin flu pada bulan November sebelumnya.
Setelah diberi obat Tamiflu wanita ini bergegas untuk pulang, tetapi keesokan harinya dia tidak bisa bangun dari sofa. Kondisinya semakin memburuk dan temannya yang perawat menemukan tekanan darah dan kadar oksigen Fox sangat rendah. Dibawa ke rumah sakit setempat, Fox dengan cepat harus menggunakan ventilator karena pneumonia bakteri menyebabkan kegagalan organ, matinya ginjal, dan rusaknya salah satu paru-parunya.
Advertisement
Jalani Perawatan, Meski Sempat Koma
Fox mengalami syok septik yang tidak disadari oleh tim medis pada awalnya. Pada Selasa malam, rumah sakit memanggil seorang pendeta, mengira Fox mungkin tidak akan bertahan melewati malam itu. Namun, dengan keajaiban, dia bertahan.
Pada hari Kamis, dokter menyadari bahwa Fox mengalami syok septik dan menginduksi koma medis serta memberikan obat vasopresor untuk menyelamatkan organ vitalnya. Keluarga diinformasikan bahwa mereka mungkin harus menghadapi amputasi beberapa anggota tubuh untuk menjaga organ hidupnya.
Dalam beberapa hari, Fox mengalami amputasi kaki hingga bawah lututnya, diikuti oleh amputasi lengan hingga di bawah siku dua minggu kemudian. Meskipun mengalami kesulitan besar, Fox dianggap beruntung karena masih memiliki sedikit rentang gerak pada lengan yang tersisa.
Jadi Kepala Sekolah, Berikan Contoh Ketekunan Bagi Murid
Setelah mengatasi koma, Fox memulai perjalanan pemulihan intensif. Dia meninggalkan rumah sakit pada bulan Mei, dibungkus seperti mumi agar anak-anaknya tidak melihat amputasi yang dia alami. Pada bulan Oktober, setelah enam bulan perjuangan, Fox menerima prostetik untuk lengan dan kakinya menandai awal dari kehidupan baru.
Fox berbagi pengalamannya dengan organisasi 50 Legs di Orlando, Florida, yang memberikan prostetik khusus sesuai dengan tubuh pasien. Dia dipilih untuk menerima prostetik baru secara gratis yang telah mengubah hidupnya.
Saat ini, Fox hanya menggunakan kaki palsu dan berusaha menyesuaikan diri dengan "normal baru", setelah kehilangan empat anggota tubuhnya. Meskipun menghadapi tantangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, dia kembali bekerja sebagai asisten kepala sekolah dan menjadi inspirasi bagi murid-muridnya.
Fox berbagi mantra favoritnya, "Saya tidak pernah mengalami hari yang berat - saya mengalami saat-saat yang sulit." Dia menekankan pentingnya tetap bergerak maju dan memberikan contoh ketekunan kepada anak-anak dan murid-muridnya.
Advertisement