Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Nigeria telah menemukan cara inovatif untuk membangun rumah yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga menghemat uang. Di tengah masalah lingkungan serius, seperti pencemaran lautan oleh delapan juta ton sampah setiap tahunnya, Nigeria menghasilkan sekitar 2,5 juta ton sampah plastik setiap tahun.Â
Kondisi ini sebagian besar disebabkan oleh ketidaktersediaan air minum di banyak rumah. Namun, solusi yang menarik muncul untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu memanfaatkan kembali botol plastik untuk membangun rumah. Proyek inovatif ini pertama kali muncul pada tahun 2011 dan telah berkembang pesat sejak itu.Â
Baca Juga
Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/11/2023).Â
Advertisement
Inovasi Rumah Ramah Lingkungan di Nigeria
Diperkirakan bahwa sekitar 14.000 botol plastik diperlukan untuk membangun satu rumah. Meskipun angka tersebut terbilang besar, biaya pembangunan rumah dengan metode ini ternyata sekitar 67 persen lebih murah dibandingkan dengan menggunakan bahan bangunan tradisional.
Saat proses pembangunan, botol plastik diisi dengan pasir, kemudian ditumpuk dan diikat dengan tali. Pengisian pasir membuat rumah tersebut sangat kokoh, bahkan diklaim tahan gempa dan peluru. Yahaya Ahmed dari Asosiasi Pembangunan Energi Terbarukan Nigeria menjelaskan bahwa pasir yang dipadatkan di dalam botol hampir 20 kali lebih kuat daripada batu bata konvensional. Bahkan, mereka memiliki rencana untuk membangun gedung tiga lantai menggunakan teknologi ini.
Selain manfaat lingkungan, pembangunan rumah dengan botol plastik juga menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi laki-laki muda. Proyek ini memberikan harapan dan peluang untuk membangun rumah sendiri, sebagaimana diungkapkan oleh Shehu Usman, seorang pemuda yang terlibat dalam proyek tersebut.
Advertisement
Proses Pembangunan Rumah
Proses pembangunan rumah ramah lingkungan dengan "Bata Botol" di Nigeria melibatkan langkah-langkah yang inovatif. Botol plastik diisi dengan pasir dan disusun sedemikian rupa sehingga bagian bawahnya menghadap ke luar, memberikan tampilan yang unik pada dinding rumah. Mereka diatur seperti batu bata, ditumpuk di atas satu sama lain, dan diikat dengan tali untuk memastikan kestabilan struktur.
Meskipun bentuk rumah di sebagian besar dunia umumnya persegi, rumah-rumah yang menggunakan metode "Bata Botol" di Nigeria cenderung dibangun dalam bentuk melingkar, sesuai dengan gaya arsitektur setempat. Botol plastik yang diisi pasir, ketika dikompak, memberikan kekuatan yang luar biasa pada struktur tersebut dan diklaim memiliki kekuatan hingga 20 kali lipat dari batu bata konvensional.
Proses selanjutnya melibatkan penggunaan lumpur untuk mengisi celah dan membuat dinding menjadi utuh. Langkah ini tidak hanya memberikan fondasi yang kokoh tetapi juga menambah nilai ramah lingkungan pada konstruksi, menghilangkan ribuan botol plastik dari lingkungan dan memberikan manfaat ganda sebagai bahan bangunan.
Dampak dan Tantangan dari Inovasi
Meskipun inovasi "bata botol" mendapat pujian karena keberlanjutannya dan manfaatnya bagi lingkungan, ada beberapa suara kritis yang mengemukakan potensi dampak jangka panjang. Seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap botol bekas untuk proyek ini, ada kekhawatiran bahwa hal ini dapat menyebabkan peningkatan penggalian pasir.
Pasir, sebagai komponen utama dalam konstruksi, dapat mengalami kelangkaan dan kenaikan harga jika permintaan terus meningkat. Beberapa skeptis berpendapat bahwa ini dapat membalikkan efisiensi biaya dari metode pembangunan ini, membuatnya kurang terjangkau bagi masyarakat. Namun, para penggiat proyek menegaskan bahwa mereka memiliki rencana untuk mengatasi masalah ini, termasuk dengan membangun sekolah untuk memberikan pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat setempat.
Dalam kaitannya dengan isu global tentang plastik dan dampaknya terhadap lingkungan, inovasi ini membawa harapan baru dan menjadi contoh positif bagaimana limbah plastik dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Meskipun perlu diakui bahwa tidak ada solusi sempurna, upaya seperti ini di Nigeria memberikan dorongan positif untuk menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan dan sadar lingkungan.
Advertisement