Liputan6.com, Jakarta - Kata "slepet" tiba-tiba menjadi pusat perhatian di media sosial setelah cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, mengulanginya sebanyak 15 kali dalam debat perdana cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), pada 22 Desember 2023.
Tepatnya, dalam suasana perdebatan antara Muhaimin, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, topik yang dibahas berkaitan dengan keuangan, pajak, infrastruktur, dan isu-isu penting lainnya.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
“Bayangkan 100 orang Indonesia kekayaanya di atas 100 juta jumlah penduduk Indonesia, artinya ini keadaan yang tidak adil ini harus kita slepet,” sebutnya.
Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin, memperkenalkan kata "slepet" pertama kali dalam visi-misinya bersama calon presiden Anies Baswedan. Menurutnya, arti slepet adalah gerakan menyabetkan sarung yang lazim dilakukan oleh santri.
Ia menjelaskan bahwa kata slepet bukan sekadar gerakan fisik, tetapi juga simbol kebangkitan, penggerak, dan pengingat akan ketidakadilan.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti kata Slepet dan Slepet Nomics yang disebut oleh Cak Imin, Minggu (24/12/2023).
Kata Slepet Viral di Media Sosial
“Kata slepet di kalangan santri bisa membangunkan yang tidur, menggerakkan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lalai,” katanya.
Dalam penjabaran visi-misinya, Muhaimin menjelaskan bahwa jika terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden, mereka akan "menyelepet" berbagai ketidakadilan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa kata slepet bukan hanya sebuah gerakan, melainkan bagian penting dari upaya untuk membawa kemakmuran dan keadilan bagi masyarakat.
“Inilah yang disebut sebagai slepet, menjadi bagian dari kewenangan untuk menghadirkan kemakmuran dan keadilan,” ungkapnya.
Penggunaan kata slepet oleh Muhaimin tidak hanya mengundang perhatian dalam debat, tetapi juga menjadi sorotan di media sosial, terutama Twitter atau X. Banyak warganet merespons dengan candaan dan kreativitas. Mereka membuat beragam cuitan yang merujuk pada kata "slepet," menanggapinya dengan humor, sekaligus menciptakan kesan yang unik dan menghibur.
"Slepat slepet mulu, ni tv gue slepet aja apa gimana," kata seorang warganet.
"Kebanyakan slepet slepet mulu, ngomongnya jadi belepetan deh," tulis seorang warganet.
"Apa pun jawabannya pasti slepat slepet," kata warganet lainnya.
Advertisement
Arti Kata Slepet Cak Imin
Kata "slepet" berasal dari bahasa Jawa yang kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat. Namun, artinya belum sepenuhnya dikenal luas. Arti dari kata slepet dalam bahasa Jawa adalah tindakan menyebat atau melecut, mengacu pada gerakan memukul dengan tali atau benda yang panjang dan tidak kaku. Ini adalah arti umum yang dikenal oleh banyak orang dalam penggunaan bahasa Jawa.
Namun, dalam konteks yang lebih spesifik, Cak Imin, atau Muhaimin Iskandar, memiliki interpretasi sendiri tentang arti slepet. Bagi Cak Imin, slepet bukan hanya sekadar tindakan fisik, melainkan memiliki konotasi simbolis yang lebih dalam.
Artinya Menyabet atau Mengingatkan
Menurutnya, slepet adalah tindakan menyabet atau mengingatkan, terutama untuk mengingatkan orang yang lalai terhadap suatu hal. Ini adalah interpretasi unik yang diberikan oleh Cak Imin terhadap kata tersebut.
Penggunaan kata slepet juga terkait erat dengan kehidupan santri di Jawa Timur, terutama saat memasuki bulan Ramadhan. Kata ini menjadi begitu umum karena masyarakat santri sering menggunakan gerakan slepet sebagai bagian dari ritual atau simbolisme tertentu. Mereka menggunakan sarung yang diubah menjadi gulungan seperti tali untuk melakukan gerakan ini.
Selain disebutkan dalam debat pilpres kedua, Cak Imin sebenarnya sudah mengenalkannya dalam sebuah video yang viral Instagram. Ia mempraktikkan aksi "slepet" menggunakan sarung kepada Anies Baswedan, menciptakan momen yang kocak dan menarik perhatian publik pada 24 Oktober 2023 lalu.
Dalam video tersebut, Cak Imin menunjukkan tiga fungsi sarung yang biasa digunakan, termasuk sebagai penutup tubuh bagian bawah, sebagai selimutan atau kademen anti nyamuk, serta untuk "slepet." Ia dengan jelas memperlihatkan aksi "slepet" sarungnya kepada Anies Baswedan, menambah popularitas kata tersebut di tengah-tengah masyarakat.
"Sarung fungsinya untuk selimutan, kademen anti nyamuk," jelasnya dikutip dari akun Instagram pribadi Cak Imin, @Cakiminow
Arti Kata Slepet Nomics yang Dikenalkan Cak Imin
"Slepet Nomics," yang diperkenalkan oleh Muhaimin Iskandar, mengusung konsep ekonomi baru untuk mengatasi masalah ketidakadilan di Indonesia. Dalam gelaran Debat Calon Wakil Presiden 2024, Cak Imin menjelaskan bahwa arti kata Slepet Nomics adalah solusi ekonomi yang dirancang untuk menciptakan keadilan di tengah masyarakat yang tengah mengalami ketidakadilan.
"Itulah kenapa kami menggagas SlepetNomics sebagai solusi ekonomi kita," katanya dalam debat tersebut.
Ia menggagas konsep ini karena melihat kurangnya keberpihakan pemerintah terhadap rakyat dan kebutuhan akan perubahan.
Penggunaan istilah slepet dalam konteks ini, Cak Imin menyampaikan bahwa kata slepet adalah menggambarkan suatu gerakan atau tindakan yang memberikan disrupsi terhadap apa yang dianggapnya sebagai ketidakadilan. Ini adalah bagian dari upaya untuk memberikan solusi yang lebih adil dalam sistem ekonomi yang saat ini berjalan.
Slepet Nomics bukanlah konsep yang hanya bersandar pada teori-teori ekonomi konvensional. Cak Imin menegaskan gagasan ini telah diuji oleh para pakar dan bersumber dari pengalaman serta kebijaksanaan batin. Ia mencoba memperkenalkan perspektif baru dalam membangun ekonomi yang lebih adil dan setara.
Konsep Slepet Nomics Cak Imin ditujukan untuk menghadirkan suatu sistem ekonomi yang lebih berpihak kepada rakyat, di mana proyek-proyek yang memakan anggaran besar tanpa memberikan manfaat yang setara kepada masyarakat harus dislepet. Adanya konsep ini, Cak Imin berkomitmen untuk mengalokasikan anggaran negara secara merata guna membangun infrastruktur dan meningkatkan pembangunan kota dan desa di Indonesia.
Dalam visi Cak Imin, Slepet Nomics bukan hanya berkaitan dengan struktur ekonomi yang adil, tetapi juga menyoroti pentingnya membangun ekonomi dengan hati dan otak. Ia menekankan perlunya kebijaksanaan dan empati dalam memandu pembangunan ekonomi.
"Dan Indonesia di bawah kepemimpinan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, akan dipimpin pakai hati, pakai otak. Mari kita berdoa agar Gusti Allah memudahkan perjuangan menuju perubahan. Amin," harapnya.
Advertisement