Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki cara unik untuk mengisi waktu luang mereka. Baru-baru ini, muncul sebuah hobi yang jarang terlihat, yaitu berburu batu penanda kilometer nol di Malaysia. Komunitas 'Pemburu 0 Kilometer dan 0 Mil Malaysia' telah menciptakan fenomena baru ini.
Baca Juga
Advertisement
Dialah Muhammad Naqiuddin Boey Abdullah, seorang pria berusia 57 tahun yang telah menjadikan berburu titik nol kilometer sebagai hobi utamanya. Boey, yang berasal dari Jerantut, Pahang, pertama kali terlibat dalam hobi unik ini pada bulan Desember 2001. Saat itu, dalam perjalanan konvoi sepeda motor ke Baling, Kedah.
Awalnya, Boey hanya mengabadikan momen dengan berfoto di dekat batu tersebut, tetapi seiring waktu, hobi ini tumbuh menjadi sesuatu yang lebih mendalam baginya.Â
“Bermula dari situ, setelah saya melihat foto orang lain yang ada penanda nol kilometer, saya jadi bersemangat untuk mencarinya di lokasi lain," kata Boey yang tinggal di Jerantut, Pahang kepada mStar.Â
Menurut Boey, daya tarik utama dari hobi ini adalah eksplorasi. Ia dan isterinya seringkali menggunakan skuter untuk mencari batu penanda titik nol kilometer. Meskipun ada kemudahan modern seperti aplikasi Waze dan koordinat di grup Facebook, Boey lebih memilih metode jadul.Â
Dilansir Liputan6.com dari mStar, Jumat (29/12/2023), pria paruh baya itu mencetak peta dari Google Maps dan mengeksplorasi jalanan secara langsung, menemukan kepuasan tersendiri saat berhasil menemukan batu penanda yang dicarinya.
Hadapi Tantangan Berburu Tugu Titik Nol Kilometer
Menurut Muhammad Naqiuddin Boey Abdullah hingga saat ini ia telah menaklukkan lebih dari 100 mil nol kilometer di seluruh Semenanjung Malaysia.Tentu saja, perjalanan Boey tidak selalu mulus. Berbagai tantangan seperti batu penanda yang rusak, hilang, atau bahkan disulam vandalisme, sering kali menjadi ujian kesabaran baginya.Â
Dia menceritakan pengalaman di Genting Highlands ketika batu penanda yang seharusnya ada ternyata tersembunyi di semak-semak. Namun, Boey tetap semangat dalam menjalani hobi ini, meski harus menghadapi cuaca ekstrem seperti hujan lebat atau suhu panas mencapai 42 derajat Celcius saat mencari di Behrang, Perak.
Baginya, tantangan seperti itu adalah bagian dari petualangan yang membuatnya semakin terpukau.
Proses mencari batu penanda juga membutuhkan kemahiran sosial. Boey menekankan pentingnya berbicara dengan penduduk setempat, bertanya-tanya, dan menjaga adab. Keakraban dengan orang-orang kampung membantu Boey menemukan lokasi yang tersembunyi dan sulit dijangkau.
Advertisement
Gabung Komunitas Pencari Titik Nol Kilometer
Salah satu hal yang membuat semangat Boey terus berkobar adalah persaingan sehat antar anggota komunitasnya. Saat melihat teman-temannya berhasil menemukan batu penanda, Boey merasa terdorong untuk terus menjelajah dan meningkatkan koleksinya. Sebagai bagian dari komunitas 'Pemburu 0 Kilometer dan 0 Mil Malaysia,' ia merasa terhubung dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.
Dalam perbincangan terakhirnya, Boey mengungkapkan rencananya untuk berburu batu penanda kilometer nol di Sarawak, dekat Telok Melano. Ia bahkan menyatakan kesiapannya untuk menyewa motor atau mobil untuk mencapai tujuan tersebut, menunjukkan dedikasinya yang tak tergoyahkan terhadap hobi yang unik ini.
Dengan kegigihan dan semangatnya, Muhammad Naqiuddin Boey Abdullah menjadi sosok inspiratif bagi mereka yang mencari arti petualangan dalam kegiatan yang di luar kebiasaan. Berburu kilometer nol bukan hanya sekadar hobi baginya, tetapi juga merupakan sebuah perjalanan yang penuh makna dan kepuasan.