Liputan6.com, Jakarta - Ketenangan ibu hamil menjadi faktor penting dalam membentuk karakter dan sifat anak sejak dalam kandungan. Suasana batin yang damai diyakini mampu memengaruhi perkembangan psikologis janin, baik secara emosional maupun spiritual.
Dalam masyarakat, berkembang anggapan bahwa memperdengarkan musik klasik kepada bayi dalam kandungan atau janin bisa meningkatkan kecerdasan serta ketenangan. Musik instrumental dinilai mampu menciptakan suasana rileks bagi ibu hamil dan janin.
Kemudian, muncul pertanyaan apakah memperdengarkan musik klasik lebih baik dibandingkan lantunan ayat suci Al-Qur'an?
Advertisement
Hal ini dibahas dalam penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya, dalam sebuah kajian yang menyinggung hal tersebut.
Buya Yahya menyampaikan bahwa janin sudah memiliki ruh dan keterikatan dengan perasaan sang ibu. Oleh sebab itu, suasana hati seorang ibu hamil menjadi sangat penting untuk diperhatikan demi pembentukan karakter anak.
Menurut Buya Yahya, seorang ibu yang sedang mengandung harus berada dalam kondisi nyaman dan tenang. “Jangan sampai dia punya banyak permasalahan,” ujarnya, menekankan pentingnya menenangkan batin ibu hamil.
Penjelasan ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial, yang dikutip pada Rabu (16/04/2025). Buya Yahya mengulas persoalan ini dengan mendalam dan menyeluruh.
Dalam kajian tersebut, Buya Yahya mengakui bahwa musik instrumental memang bisa membuat seseorang merasa tenang. Namun, ia menegaskan bahwa pendekatan ini lebih sesuai bagi mereka yang tidak memiliki Al-Qur'an.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Begini Nilai Plus Lantunan Al-Qur'an
“Itu berlaku bagi orang yang tidak punya Al-Qur'an. Kalau sudah punya Al-Qur'an, ya segala-galanya di atas semuanya adalah Al-Qur'an,” kata Buya. Menurutnya, ketenangan sejati tidak sekadar berasal dari alunan nada.
Lantunan ayat suci tidak hanya memberi ketenangan, tapi juga membawa rahmat dan keberkahan yang tidak terdapat dalam musik manapun. Inilah keistimewaan Al-Qur'an yang tidak bisa dibandingkan dengan hiburan duniawi lainnya.
Buya Yahya menambahkan bahwa para pendidik dan praktisi pendidikan mungkin melihat manfaat musik secara ilmiah. Namun bagi umat Islam yang memiliki Al-Qur'an, pilihan yang utama sudah sangat jelas.
Ia menegaskan bahwa tidak salah jika ada yang mengatakan musik dapat meningkatkan kecerdasan atau membantu menenangkan ibu hamil. Tetapi bagi umat yang memiliki Al-Qur'an, musik bukan lagi kebutuhan utama.
Al-Qur'an memiliki fungsi menyejukkan hati layaknya musik, namun melebihi itu semua, Al-Qur'an membawa keberkahan dan sambungan spiritual kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Bahkan, Buya Yahya menyinggung tentang bagaimana orang non-Muslim bisa menikmati lantunan Al-Qur'an karena keindahan suaranya. Tetapi, mereka hanya menikmati secara lahiriah tanpa merasakan rahmatnya.
“Orang Barat mendengar senandung Al-Qur’an, dia senang. Tapi tidak sampai rahmat dirasakan,” ujar Buya Yahya dalam penjelasannya. Menurutnya, hanya hati yang terhubung dengan iman yang bisa merasakan keberkahannya.
Karena itulah, ia menyarankan agar para orang tua muslim tidak lagi berpaling kepada musik dalam upaya menenangkan janin. Cukup dengan memperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Advertisement
Sudah Ada Al-Qur'an, Pilih Ini Saja
Lantunan Al-Qur'an tidak hanya menenangkan telinga, tapi juga menentramkan hati, menghadirkan berkah dalam rumah tangga, dan mendekatkan keluarga kepada rahmat Ilahi.
Buya Yahya mengajak umat Islam agar menjadikan Al-Qur'an sebagai fondasi utama dalam mendidik anak, bahkan sejak dalam kandungan. Inilah bekal utama membentuk generasi yang lembut dan penuh kasih.
Ia menekankan bahwa rumah yang dipenuhi Al-Qur'an akan menjadi rumah yang diberkahi. Bahkan suasana dalam rumah menjadi lebih damai karena kehadiran ayat-ayat Allah yang selalu dikumandangkan.
Dengan memperdengarkan Al-Qur'an secara rutin, bukan hanya janin yang mendapat manfaat, namun seluruh anggota keluarga turut merasakan ketenangan dan keberkahan.
Pada akhir penjelasannya, Buya Yahya menyampaikan bahwa setelah mengenal Al-Qur'an, tak ada lagi alasan untuk mencari pengganti seperti musik klasik. Al-Qur'an adalah puncak dari ketenangan dan rahmat.
"Sudah punya Al-Qur’an, tidak perlu lagi dengan musik untuk diperdengarkan kepada anak-anak kita," ujarnya. Menurutnya, cukup dengan Al-Qur'an, semua kebutuhan batin ibu dan janin akan tercukupi.
Wallahu a’lam bish-shawab, demikian Buya Yahya menutup penjelasannya. Sebuah ajakan lembut untuk kembali menjadikan Al-Qur'an sebagai sumber ketenangan sejati dalam kehidupan, sejak dalam kandungan
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
