Ciri-Ciri Growth Mindset dan Fixed Mindset, 'Aku Orangnya Emang Gini'

Orang dengan growth mindset suka mencoba hal baru dan tertarik untuk belajar. Di sisi lain, pemilik fixed mindset cenderung merasa puas dengan bakat yang dimilikinya dan tidak tertarik belajar hal baru.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 15 Jan 2024, 17:35 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 17:35 WIB
Growth Mindset.
Ilustrasi Growth Mindset vs Fixed Mindset. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Mindset atau pola pikir adalah faktor penting dalam membentuk karakter seseorang. Mindset yang dimiliki seseorang dapat memengaruhi proses pengembangan diri. Sebuah mindset yang berkembang (growth mindset) mengajarkan seseorang untuk selalu terbuka terhadap perubahan, belajar dari kegagalan, dan mengembangkan potensi diri. Sebaliknya, sebuah mindset yang tetap (fixed mindset) membuat seseorang cenderung membatasi diri dengan pemikiran "Aku orangnya emang gini".

Perbedaan mendasar antara growth mindset dan fixed mindset dapat dilihat dari cara seseorang menghadapi tantangan atau kegagalan. Seseorang dengan growth mindset akan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, sementara orang dengan fixed mindset lebih cenderung menghindari tantangan karena takut gagal. Contoh lainnya, seseorang dengan growth mindset akan menerima masukan kritik dengan baik dan melihatnya sebagai kesempatan untuk berkembang, sementara orang dengan fixed mindset akan merasa tersinggung atau marah.

Dengan memahami perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset, seseorang dapat memulai proses perubahan pola pikir menuju mindset yang lebih berkembang. Mindset yang berkembang memungkinkan seseorang untuk terus belajar, berkembang, dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Untuk memahami perbedaan growth mindset dan fixed mindset dan contohnya, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (15/1/2024).

Apa Itu Growth Mindset?

Growth Mindset atau pola pikir pertumbuhan adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui kerja keras, ketekunan, dan pembelajaran. Hal ini menekankan pentingnya untuk terus belajar, beradaptasi dengan perubahan, dan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar. Growth mindset memainkan peran penting dalam mencapai keberhasilan hidup karena memungkinkan seseorang untuk terbuka terhadap tantangan, belajar dari kesalahan, dan terus berkembang.

Perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset terletak pada cara seseorang melihat kemampuan dan kegagalan. Dengan growth mindset, seseorang percaya bahwa kemampuan dapat ditingkatkan melalui usaha dan ketekunan. Sebaliknya, fixed mindset cenderung percaya bahwa kemampuan merupakan sesuatu yang tetap dan tidak dapat diubah.

Growth mindset membantu seseorang menghadapi tantangan dengan lebih baik karena mereka melihat setiap kesulitan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Mereka juga lebih mampu mencapai tujuan hidup karena mereka memiliki keyakinan bahwa mereka dapat terus berkembang dan mengatasi hambatan yang muncul. Dengan demikian, growth mindset memainkan peran vital dalam mencapai kesuksesan dan menjangkau potensi penuh dalam kehidupan.

Ciri-Ciri Orang yang Memiliki Growth Mindset

Membentuk Growth Mindset
Anak dengan growth mindset merasa kegagalan sebagai bagian dari proses pengembangan diri. (Foto: Unsplash/Taylor Flowe)

Orang dengan growth mindset memiliki keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat dikembangkan melalui kerja keras, belajar, dan ketekunan. Mereka melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan selalu berusaha untuk mengatasi rintangan. Sebaliknya, orang dengan fixed mindset cenderung percaya bahwa kemampuan mereka tidak dapat diubah, dan sering merasa terancam oleh kegagalan. Mereka lebih suka tetap dalam zona nyaman dan menghindari tantangan. Dalam artikel ini, akan dibahas ciri-ciri orang yang memiliki growth mindset dan perbedaannya dengan fixed mindset.

1. Tidak ada kata terlambat untuk belajar

Tidak ada kata terlambat untuk belajar, dan memiliki sikap belajar yang selalu berkembang sangat penting untuk menjadi sukses dalam kehidupan. Memiliki mindset berkembang memungkinkan seseorang untuk terus belajar hal-hal baru dan berkembang sebagai individu.

Penting untuk membiasakan diri dengan sikap belajar baru karena hal ini membantu seseorang untuk tetap terbuka terhadap perubahan dan tantangan. Cara mengembangkan mindset berkembang adalah dengan selalu mencari cara untuk terus belajar, menerima umpan balik, dan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk tumbuh.

Selain itu, mempelajari hal-hal baru secara luas juga penting karena hal ini memperluas pemahaman dan wawasan seseorang. Ketika seseorang belajar hal-hal baru, mereka memiliki kesempatan untuk melihat hal-hal dari sudut pandang yang berbeda dan menjadi lebih fleksibel dalam berpikir.

Namun, tidak selalu mudah untuk mengatasi kendala saat belajar. Oleh karena itu, penting untuk menemukan cara untuk mengatasi rasa takut dan ketakutan yang mungkin muncul saat belajar hal-hal baru. Salah satu cara efektif untuk mengatasi kendala adalah dengan tetap terbuka terhadap umpan balik dan meminta bantuan saat diperlukan.

Dengan memiliki mindset berkembang dan selalu belajar hal-hal baru, seseorang dapat menjadi individu yang lebih fleksibel, adaptif, dan siap menghadapi perubahan. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu memperbarui sikap belajar dan mengembangkan kemampuan baru secara terus menerus.

2. Tidak takut mengalami kegagalan

Kegagalan adalah bagian alami dari proses belajar dan pertumbuhan. Dengan growth mindset, seseorang akan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Cara menghadapi kegagalan dengan growth mindset adalah dengan tidak terlalu terpaku pada kegagalan itu sendiri, tetapi fokus pada pembelajaran yang bisa didapatkan darinya.

Mengalami kegagalan bukanlah akhir dunia, melainkan awal dari perbaikan dan peningkatan. Ketika seseorang mampu menerima kegagalan sebagai bagian dari proses, mereka akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan strategi yang lebih baik untuk mencapai tujuan mereka.

Namun, reaksi yang terlalu berlebihan terhadap kegagalan dapat membuat seseorang terjebak dalam fixed mindset. Mereka akan merasa dirinya tidak mampu untuk berubah atau berkembang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari bahwa kegagalan hanyalah sementara, dan kita memiliki kontrol untuk belajar dan tumbuh dari pengalaman tersebut dengan growth mindset.

3. Selalu menghargai kritik

Menerima kritik dengan lapang dada merupakan bagian penting dari growth mindset. Sebuah studi oleh Dweck (2006) menunjukkan bahwa individu dengan growth mindset melihat kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh, sedangkan individu dengan fixed mindset cenderung merasa terancam dan tersinggung oleh kritik.

Menerima kritik dengan lapang dada juga penting dalam mengembangkan kemampuan. Dengan menerima kritik secara positif, kita dapat melihat hal-hal yang perlu diperbaiki dan menjadi lebih baik. Buku "Ubah Pola Pikir Anda, Ubah Hidup Anda" menawarkan strategi-strategi untuk menghadapi kritik dengan cara yang membangun dan konstruktif. Salah satunya adalah dengan melihat kritik sebagai umpan balik yang dapat membantu kita tumbuh dan berkembang.

Sebagai contoh, jika seseorang memberikan kritik terhadap kinerja kita di tempat kerja, daripada merasa terancam, kita dapat menggunakan kritik tersebut sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja kita. Dengan melakukan ini, kita membuktikan bahwa kita memiliki growth mindset yang mampu memanfaatkan kritik sebagai cara untuk menjadi lebih baik.

4. Saya bisa semakin mahir dalam suatu hal jika mencobanya

Dalam mencapai kemahiran dalam suatu hal, seseorang dapat menjadi semakin mahir dengan cara mencobanya secara terus menerus. Hal ini merupakan prinsip utama dari growth mindset, di mana seseorang percaya bahwa kemampuan mereka dapat terus berkembang melalui usaha dan kegigihan. Dengan keyakinan ini, seseorang akan melihat tantangan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, bukan sebagai hambatan. Dengan memiliki growth mindset, seseorang akan lebih percaya diri dalam menghadapi hal-hal baru dan berusaha untuk terus mengembangkan keterampilannya.

Sebagai contoh, seseorang yang memiliki growth mindset akan melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya. Mereka akan berani mencoba hal-hal baru dan tidak takut untuk menghadapi kesulitan, karena mereka percaya bahwa setiap kesulitan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan mengadopsi growth mindset, seseorang akan menjadi lebih adaptif, kreatif, dan mampu berkembang dalam berbagai aspek kehidupan mereka.

5. Saya belajar dari orang lain yang telah sukses

Belajar dari orang sukses memberi saya inspirasi dan motivasi untuk terus maju dan berkembang. Saya percaya bahwa penting untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan baru dari orang yang telah sukses karena hal tersebut dapat membantu saya dalam perkembangan diri. Dengan belajar dari mereka, saya dapat memperluas wawasan saya dan mengembangkan kemampuan saya sehingga saya dapat mencapai tujuan dan impian saya.

Lebih baik belajar dari orang sukses daripada iri terhadap pencapaian mereka karena dengan belajar, saya dapat memperoleh insight dan kiat-kiat berharga yang dapat membantu saya dalam mencapai kesuksesan yang sama. Dengan memiliki growth mindset, saya belajar untuk melihat kesuksesan orang lain sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berusaha meningkatkan diri, bukan sebagai sumber iri dan kecemburuan. Oleh karena itu, belajar dari orang sukses adalah langkah yang bijak untuk mengembangkan diri dan menerapkan growth mindset dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Fixed Mindset?

Fixed Mindset.
Ilustrasi fixed mindset. (Foto: Shutterstock)

Setelah membahas panjang lebar tentang growth mindset, penting juga bagi kita untuk mengenali mindset lainnya, yakni fixed mindset. Fixed mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan keterampilan seseorang tetap atau tidak dapat diubah. Orang dengan fixed mindset cenderung percaya bahwa mereka memiliki batasan dalam hal keterampilan dan kemampuan, sehingga mereka cenderung menghindari tantangan dan merasa tidak nyaman ketika dihadapkan pada kesulitan.

Perbedaan utama antara fixed mindset dan growth mindset terletak pada pandangan terhadap kemampuan dan keterampilan. Orang dengan fixed mindset cenderung merasa terbatas dan menghindari tantangan, sementara orang dengan growth mindset melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang. Dengan adopsi growth mindset, seseorang dapat membuka diri untuk mempelajari hal-hal baru, meningkatkan kemampuan, dan mencapai potensi penuh mereka.

Ciri-Ciri Orang dengan Fixed Mindset

Ilustrasi orang malas gerak
Ilustrasi orang malas gerak. (Sumber Flickr/daveynin)

Orang dengan fixed mindset cenderung percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang adalah tetap dan tidak dapat berubah. Mereka cenderung menghindari tantangan dan menganggap kegagalan sebagai sesuatu yang mengancam. Orang dengan fixed mindset juga cenderung merasa terancam oleh kesuksesan orang lain dan merasa tidak mampu bersaing. Mereka sering kali menolak masukan dan kritik, serta merasa putus asa jika mengalami kesulitan. Orang dengan fixed mindset juga rentan terjebak dalam pola pikir negatif yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka.

1. Menghindari Tantangan

Menghindari tantangan adalah perilaku yang tidak produktif karena hal itu dapat menghambat pertumbuhan dan kesuksesan individu. Sebuah contoh yang nyata adalah ketika seseorang menolak tugas baru di tempat kerja karena takut gagal. Dengan menghindari tantangan, individu tersebut tidak akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Dampak negatifnya adalah individu tersebut tidak akan mampu memperluas keterampilannya dan tidak akan dapat mencapai potensinya.

Manfaat dari menghadapi tantangan dengan percaya diri adalah bahwa individu akan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Dengan menghadapi tantangan, seseorang dapat memperluas cakupan pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan kepercayaan diri. Dengan begitu, individu akan mampu mengatasi rintangan dengan lebih baik di masa depan dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.

Dengan demikian, menghindari tantangan adalah perilaku tidak produktif yang dapat menghambat pertumbuhan individu, sedangkan menghadapi tantangan dengan percaya diri akan memberikan manfaat besar bagi pengembangan diri seseorang.

2. Percaya pada Bakat Bawaan

Pandangan mengenai bakat bawaan seringkali dipengaruhi oleh sikap fixed mindset. Orang yang memiliki fixed mindset cenderung percaya bahwa bakat adalah sesuatu yang tidak dapat diubah, dan ini memengaruhi cara pandang mereka terhadap kemampuan diri dan orang lain. Contohnya, seseorang dengan fixed mindset mungkin percaya bahwa mereka tidak memiliki bakat alami dalam suatu bidang, sehingga mereka tidak akan mencoba untuk mengembangkan kemampuan tersebut.

Dengan demikian, memahami perbedaan antara pandangan fixed mindset dan growth mindset mengenai bakat bawaan dapat membantu seseorang untuk lebih terbuka terhadap perkembangan diri dan orang lain. Hal ini akan membantu dalam memperkuat rasa percaya diri dan meningkatkan kemampuan untuk mencapai potensi penuh.

3. Takut Kegagalan

Seseorang bisa takut akan kegagalan karena beberapa faktor, salah satunya adalah pola pikir fixed mindset. Pola pikir ini memengaruhi seseorang untuk melihat kegagalan sebagai sesuatu yang menentukan kemampuan mereka secara keseluruhan. Mereka cenderung menghindari tantangan dan merasa terancam oleh kegagalan, sehingga takut untuk mencoba hal-hal baru. Dampaknya pada perilaku seseorang adalah kurangnya motivasi dan ketidakpercayaan diri.

Dengan memahami perbedaan antara pola pikir fixed mindset dan growth mindset, seseorang dapat mengubah cara pandangnya terhadap kegagalan. Mempelajari dan menerapkan growth mindset dapat membantu seseorang untuk mengatasi ketakutan akan kegagalan dan mengembangkan potensi serta kemampuannya.

4. Menolak Saran dan Kritik

Pentingnya meminta umpan balik pada proyek yang sedang dikerjakan sangatlah penting dalam mengembangkan growth mindset. Umpan balik, baik positif maupun negatif, dapat membantu individu untuk belajar dan berkembang. Hanya saja orang yang memiliki fixed mindset biasanya akan menghindari kritik, bahkan ketika ada seseorang memberikan kritik dia cenderung akan merasa tersinggung.

Umpan balik negatif sebenarnya dapat memotivasi individu untuk melakukan perbaikan dan menghindari kesalahan di masa depan. Dengan cara ini, umpan balik negatif dapat memberikan kesempatan untuk memperbaiki kinerja di masa mendatang. Sebagai contoh, saat menerima umpan balik negatif dari atasan atau rekan kerja, individu dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengidentifikasi area di mana mereka perlu berkembang dan membuat rencana tindak lanjut.

5. Mengatakan, "Aku orangnya memang gini."

Mengatakan, "Aku orangnya memang gini," merupakan contoh dari fixed mindset, di mana seseorang cenderung percaya bahwa kemampuan mereka tidak dapat berubah, tanpa usaha pun akan tetap seperti itu. Sebagai contoh, ketika ada orang yang mengkritik tentang sikap atau wataknya yang mungkin menyebalkan atau mengganggu orang lain, orang itu akan mengatakan, "Aku orangnya emang gini," yang secara implisit menunjukkan bahwa dia tidak berusaha untuk mengubah sikapnya, meski sebenarnya itu memungkinkan.

Untuk mengubah pola pikir ini, penting untuk mendorong diri sendiri untuk belajar dan mempraktikkan keterampilan yang dianggap sulit. Misalnya, dengan belajar bahasa baru, seseorang dengan fixed mindset mungkin akan langsung menyerah saat menghadapi kesulitan dalam menghafal kosakata. Namun, dengan mengubah pola pikirnya menjadi growth mindset, seseorang akan mencoba untuk terus belajar dan berlatih, meskipun sulit.

 

Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset

ilustrasi malas berpikir menyebabkan sistem kinerja otak menurun/pexels
ilustrasi malas berpikir menyebabkan sistem kinerja otak menurun/pexels

Pemahaman tentang perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset sangat penting dalam mengembangkan pola pikir yang positif. Growth mindset adalah cara berpikir yang fokus pada perkembangan, belajar, dan mencari solusi dari setiap tantangan, sementara fixed mindset cenderung pada pandangan bahwa kemampuan dan kecerdasan seseorang tidak dapat berubah. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara kedua mindset ini serta memberikan contoh-contoh konkret yang dapat membantu memahami konsep ini dengan lebih baik.

1. Orang dengan growth mindset akan selalu fokus pada usaha

Orang yang memiliki growth mindset percaya bahwa kemampuan dapat dikembangkan melalui kerja keras dan ketekunan. Sebagai contoh, seseorang dengan growth mindset mungkin akan melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang, sementara orang dengan fixed mindset mungkin akan merasa terhambat oleh kegagalan dan kehilangan motivasi.

Konsep growth mindset mendorong individu untuk selalu berani mencoba hal baru, bahkan jika itu berarti menghadapi risiko kegagalan. Mereka melihat kesalahan sebagai bagian alami dari proses pembelajaran dan kesempatan untuk tumbuh. Seseorang dengan growth mindset mungkin akan mencari tantangan baru dan memperluas kemampuannya, sementara orang dengan fixed mindset cenderung menghindari situasi yang bisa menimbulkan ketidakpastian.

Dengan fokus pada proses dan usaha, serta berani mencoba hal baru, individu dengan growth mindset akan memiliki sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran. Mereka tidak hanya menghargai hasil akhir, tetapi juga menghargai perjalanan dan pengalaman dalam mencapai tujuan. Dengan demikian, growth mindset tidak hanya mengubah cara seseorang berpikir, tetapi juga cara seseorang belajar dan tumbuh.

2. Pemilik fixed mindset cenderung suka dipuji

Pemilik fixed mindset cenderung suka dipuji karena mereka bangga dengan bakat alami yang dimiliki. Mereka tidak suka berusaha keras dan lebih memilih untuk bergantung pada kemampuan bawaan. Ketika mereka mencapai prestasi, mereka lebih fokus mencari pujian dan pengakuan dari orang lain daripada mengevaluasi proses kerja keras yang telah dilakukan. Mereka merasa bahwa kesuksesan mereka sudah cukup hanya dengan bakat alami yang dimiliki, sehingga mereka tidak merasa perlu untuk terus berusaha. Selain itu, pujian dari orang lain juga menjadi sumber motivasi bagi mereka, sehingga mereka lebih suka mencari pengakuan dari lingkungan sekitar daripada mengoreksi dan memperbaiki kekurangan yang dimiliki. Dengan karakteristik ini, pemilik fixed mindset cenderung mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan dan gagal untuk berkembang secara maksimal.

3. Growth mindset sangat suka mencoba hal baru

Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kepintaran dapat terus berkembang melalui usaha, ketekunan, dan pembelajaran. Orang dengan growth mindset sangat suka mencoba hal baru dan selalu tertarik untuk belajar sesuatu yang belum mereka ketahui. Mereka tidak takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba peluang baru.

Di sisi lain, pemilik fixed mindset cenderung merasa puas dengan bakat yang dimilikinya dan tidak tertarik untuk belajar hal baru. Mereka cenderung menganggap bahwa kemampuan mereka sudah ditentukan sejak lahir dan tidak bisa berubah. Mereka tidak suka mencoba hal baru karena takut akan kegagalan dan tidak nyaman dengan situasi baru.

Perbedaan utama di antara kedua mindset ini adalah pemilik growth mindset selalu mencari kesempatan untuk belajar dan berkembang, sementara pemilik fixed mindset cenderung menghindari segala sesuatu yang di luar zona nyaman mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengenali mindset kita sendiri dan berusaha untuk memperluas pandangan serta mengembangkan keyakinan akan kemampuan diri. Hal ini akan membantu kita untuk terus tumbuh dan berkembang dalam kehidupan.

4. Pemilik fixed mindset takut mengambil risiko

Pemilik fixed mindset cenderung takut untuk mengambil risiko karena mereka khawatir akan kegagalan. Mereka lebih suka diam di zona nyaman mereka daripada mencoba hal baru yang dapat membawa risiko. Contohnya, seseorang dengan fixed mindset mungkin tidak mau mengambil promosi di tempat kerja karena takut gagal dalam tanggung jawab baru. Mereka mungkin juga enggan mencoba bisnis baru karena takut akan kegagalan finansial.

Pemilik fixed mindset seringkali memilih untuk diam di tempat mereka saat ini karena takut gagal. Mereka menganggap bahwa kegagalan adalah suatu hal yang menunjukkan kelemahan atau kebodohan, dan ini memicu rasa takut dalam diri mereka untuk mencoba hal baru. Sebagai contoh, seseorang dengan fixed mindset mungkin enggan untuk belajar bahasa baru karena takut akan membuat kesalahan dalam berbicara atau menulis.

Pola pikir ini dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang dengan cara menghambat kemajuan dan perkembangan pribadi mereka. Mereka mungkin melewatkan peluang-peluang baru karena takut akan kegagalan, dan secara tidak langsung menjaga diri mereka di tempat yang sama tanpa pertumbuhan yang signifikan.

Dengan demikian, penting bagi pemilik fixed mindset untuk menyadari dampak negatif dari pola pikir mereka dan mencoba untuk mengubahnya menjadi growth mindset yang lebih positif dan produktif.

5. Growth mindset dan fixed mindset saat menanggapi kritikan

Growth mindset dan fixed mindset memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara mereka menanggapi kritikan. Orang dengan growth mindset melihat kritikan sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Mereka menerima kritikan dengan baik, menganggapnya sebagai informasi yang berguna untuk memperbaiki diri. Sebaliknya, orang dengan fixed mindset cenderung merasa terancam oleh kritikan. Mereka mungkin merasa tersinggung atau merasa bahwa kritikan tersebut mengancam identitas mereka.

Sebagai contoh, seseorang dengan growth mindset mungkin menerima kritikan atas kinerja pekerjaan mereka dan menggunakan masukan tersebut untuk meningkatkan kemampuan mereka. Sementara itu, seseorang dengan fixed mindset mungkin merasa marah atau malu atas kritikan tersebut, dan mungkin tidak mau menerima atau belajar dari kritikan tersebut.

Dalam perbedaan ini, growth mindset memungkinkan seseorang untuk berkembang dan mengubah diri mereka menjadi lebih baik, sementara fixed mindset dapat membuat seseorang terjebak dalam pola pikir yang membatasi perkembangan mereka. Dengan memiliki growth mindset, seseorang dapat menghadapi kritikan dengan sikap terbuka untuk belajar, sementara fixed mindset cenderung membuat seseorang defensif dan tidak mau menerima masukan konstruktif.

6. Perbedaan saat menghadapi kesulitan

Saingan antara growth mindset dan fixed mindset sangat terlihat saat menghadapi kesulitan. Orang dengan growth mindset cenderung memiliki semangat dan ketekunan dalam menghadapi masalah. Mereka melihat kesulitan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, dan tidak mudah menyerah. Sebaliknya, orang dengan fixed mindset cenderung menyerah lebih mudah ketika dihadapkan pada kesulitan. Mereka cenderung merasa putus asa dan sulit untuk bangkit setelah kegagalan.

Mindset pertumbuhan juga memungkinkan seseorang untuk lebih terbuka dengan tantangan dan mau belajar hal baru. Mereka melihat kegagalan sebagai bagian dari proses pembelajaran, dan siap untuk terus mencoba hingga berhasil. Sebaliknya, mindset tetap membuat seseorang cenderung menghindari tantangan dan merasa bahwa keberhasilan hanya datang dari bakat atau keberuntungan, bukan dari usaha.

Dengan memiliki growth mindset, seseorang lebih mampu mengatasi kesulitan dengan semangat dan ketekunan, serta lebih siap untuk belajar dari setiap pengalaman. Ini adalah perbedaan yang penting antara dua jenis mindset ini, dan sangat memengaruhi cara seseorang merespon tantangan dalam hidup.

Cara Mengubah Fixed Mindset Menjadi Growth Mindset

Ada Kesalahan yang Tidak Disadari
Ilustrasi Malas Bicara Credit: pexels.com/

Pernahkah Anda merasa terbatasi oleh cara berpikir yang membuat Anda merasa sulit untuk menghadapi tantangan? Itulah yang disebut dengan fixed mindset, di mana seseorang cenderung percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan mereka adalah tetap dan tidak bisa berkembang. Namun, tak perlu khawatir karena ada cara untuk mengubah mindset ini menjadi growth mindset, di mana seseorang percaya bahwa kemampuan mereka bisa terus berkembang melalui kerja keras, belajar, dan ketekunan. Mari kita bahas cara mengubah fixed mindset menjadi growth mindset serta perbedaan di antara keduanya.

1. Kesadaran

Kesadaran diri dalam mengembangkan pola pikir growth mindset adalah sangat penting. Kesadaran diri memungkinkan kita untuk mengenal lebih dalam tentang pola pikir saat ini dan menyadari peran diri dalam mencapai keberhasilan. Dengan kesadaran diri, kita dapat mengidentifikasi pola pikir kita yang mungkin cenderung ke arah fixed mindset dan kemudian mengubahnya menjadi growth mindset.

Kesadaran diri juga memungkinkan kita untuk mengubah persepsi tentang kesalahan. Sebagai individu dengan pola pikir growth mindset, kita menyadari bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan pengembangan diri. Kita tidak takut mengalami kegagalan, melainkan melihatnya sebagai pelajaran yang akan membantu kita terus berkembang.

Dengan pola pikir growth mindset yang didasari oleh kesadaran diri, kita dapat mengubah cara pandang dan mengatasi rintangan dengan lebih baik. Kesadaran diri adalah kunci untuk mengubah pola pikir menuju keberhasilan dan pertumbuhan pribadi. Oleh karena itu, penting untuk selalu meningkatkan kesadaran diri kita agar dapat terus mengembangkan pola pikir growth mindset.

2. Ubah Dialog Internal

Dalam perjalanan menuju pertumbuhan pribadi, penting untuk mengubah dialog internal yang biasanya dipenuhi oleh pemikiran negatif atau self-doubt. Seringkali, kita merasa bahwa kita tidak mampu atau tidak berdaya dalam menghadapi situasi tertentu. Namun, dengan mengganti pemikiran-pemikiran tersebut dengan afirmasi positif, kita dapat memengaruhi cara kita memandang diri sendiri.

Misalnya, ketika Anda merasa tidak mampu melakukan sesuatu, alihkan fokus dari "saya tidak bisa melakukannya" menjadi "saya mungkin belum bisa melakukannya sekarang, tetapi saya bisa belajar dan berkembang." Dengan cara ini, Anda mulai memperhatikan cara Anda berbicara pada diri sendiri, dan secara perlahan mengubahnya dengan afirmasi positif.

Dengan memasukkan afirmasi positif ke dalam dialog internal, kita dapat mengubah pandangan dan sikap terhadap diri sendiri. Hal ini dapat membantu kita untuk melihat situasi dengan lebih optimis dan memungkinkan diri kita untuk tumbuh dan berkembang. Dengan demikian, kita dapat memperkuat mindset pertumbuhan (growth mindset) dan mengurangi pemikiran yang mencegah (fixed mindset) untuk mencapai potensi penuh kita.

3. Terima Kegagalan sebagai Pembelajaran

Growth mindset adalah sikap mental yang menganggap kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan menerima kegagalan, seseorang memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi apa yang dapat dipelajari dari setiap pengalaman, bahkan yang tidak berhasil.

Dengan memiliki growth mindset, seseorang dapat mengatasi rasa takut akan kegagalan. Mereka akan melihat kegagalan sebagai bagian dari proses belajar dan berkembang, bukan sebagai akhir dari segalanya. Contohnya, jika seseorang gagal dalam presentasi di depan umum, mereka akan mencari tahu apa yang dapat dipelajari dari pengalaman tersebut, seperti cara mempersiapkan diri dengan lebih baik atau meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.

Dengan memiliki growth mindset, seseorang akan terus tumbuh dan berkembang, karena mereka tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi kegagalan. Dengan mengidentifikasi pembelajaran dari setiap pengalaman, mereka dapat terus maju dan meraih kesuksesan. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaan antara growth mindset dan fixed mindset, dan bagaimana menerima kegagalan sebagai pembelajaran dapat membantu seseorang tumbuh secara pribadi dan profesional.

4. Ambil Tantangan

Berpikir tumbuh (growth mindset) adalah keyakinan bahwa kemampuan dan keterampilan dapat berkembang melalui kerja keras, latihan, dan ketekunan. Sebaliknya, pikiran tetap (fixed mindset) adalah keyakinan bahwa kemampuan seseorang sudah ditentukan dan tidak dapat berubah.

Penting untuk mengambil tantangan baru guna mengembangkan keterampilan dan keyakinan diri. Misalnya, seseorang yang mengambil tantangan baru dalam pekerjaan atau belajar bahasa asing akan dapat meningkatkan keterampilan dan percaya diri. Ketika seseorang melangkah keluar dari zona nyaman, dia dapat mengatasi ketakutan dan ketidakpastian, yang pada gilirannya dapat membantu perkembangan pribadi.

Selain itu, mengambil tantangan juga akan memberikan dampak positif. Misalnya, seseorang yang berani mengambil tantangan akan merasakan peningkatan motivasi, rasa bangga atas pencapaian pribadi, dan kemampuan untuk menemukan solusi dalam situasi yang sulit. Semua ini akan membantu perkembangan diri untuk mencapai potensi maksimal.

Dengan demikian, mengambil tantangan adalah langkah penting dalam membangun pikiran tumbuh dan menghapuskan pikiran tetap, serta memberikan dampak positif yang signifikan dalam perkembangan pribadi seseorang.

5. Pembelajaran yang Berkelanjutan

Pembelajaran yang berkelanjutan adalah konsep yang menggambarkan kegiatan belajar yang berkelanjutan sepanjang seumur hidup. Pentingnya memahami bahwa belajar bukanlah hanya terjadi di kelas atau selama masa sekolah, tetapi merupakan perjalanan seumur hidup yang memerlukan kesadaran dan komitmen untuk terus mencari peluang belajar dan berkembang.

Individu dengan growth mindset percaya bahwa pengembangan diri dapat dicapai melalui ketekunan dan keinginan untuk terus mempelajari keterampilan baru serta memperoleh pengetahuan baru. Mereka aktif mencari berbagai cara untuk belajar, seperti membaca buku, mengikuti kursus, dan mengalami hal-hal baru sebagai bagian dari upaya mereka untuk terus berkembang.

Pembelajaran kontinu membutuhkan kesadaran akan peluang-peluang untuk belajar dan mengembangkan diri, serta keyakinan bahwa kemampuan untuk belajar tidak terbatas pada usia atau kondisi tertentu. Dengan adanya growth mindset, seseorang dapat memandang pembelajaran sebagai perjalanan seumur hidup yang memungkinkan mereka untuk terus tumbuh dan berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya