Liputan6.com, Jakarta - Ruam popok, juga dikenal sebagai diaper rash atau nappy rash, merupakan kondisi yang terjadi ketika kulit bayi mengalami peradangan di area yang tertutup oleh popok, seperti alat kelamin, pantat, dan pangkal paha bagian dalam.
Bayi yang mengalami ruam popok akan merasa gatal dan tidak nyaman, yang dapat menyebabkan iritasi dan kulit menjadi kemerahan serta gatal-gatal, dikutip dari buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan oleh dr. Suririnah (2009).
Advertisement
Baca Juga
Melansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 7-35 persen bayi mengalami ruam popok, terutama pada usia 9-12 bulan. Faktor-faktor yang menyebabkan ruam popok antara lain terlalu lama memakai popok, gesekan dengan permukaan popok yang kasar, serta kontak dengan urine atau feses.
Bayi dengan kulit yang sensitif lebih rentan terhadap ruam popok, yang tidak hanya meninggalkan kemerahan tetapi juga meningkatkan risiko infeksi bakteri atau jamur.
Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab, bahaya, serta cara mengatasi, dan mencegah ruam popok pada bayi. Pemahaman yang baik tentang kondisi ini, orang tua dapat mengambil langkah-langkah preventif yang efektif dan memberikan perawatan yang tepat untuk kenyamanan dan kesehatan kulit bayi mereka.
Berikut Liputan6.com ulas penyebab ruam popok, cara mengatasi, dan mencegahnya, Selasa (27/2/2024).
Penyebab Ruam Popok
Siloam Hospital menjelaskan penyebab ruam popok sebagai berikut:
- Kontak Terlalu Lama dengan Kotoran: Ruam popok pada bayi dapat disebabkan oleh kontak terlalu lama dengan urine dan feses. Kelembapan yang berlebihan pada popok dapat memicu iritasi pada kulit, terutama jika popok digunakan terlalu lama tanpa penggantian. Penting untuk secara rutin mengganti popok bayi agar kulitnya tetap kering.
- Gesekan dan Popok Terlalu Ketat: Popok sekali pakai dengan bahan absorben sintetik dapat menyebabkan gesekan dan iritasi pada kulit bayi. Penggunaan popok yang terlalu ketat juga dapat menghasilkan dermatitis popok iritan. Memilih popok yang sesuai dengan ukuran dan memberikan cukup ruang untuk ventilasi dapat membantu mengurangi risiko gesekan dan iritasi.
- Infeksi Jamur dan Bakteri: Infeksi jamur, terutama oleh Candida, dapat tumbuh di area popok dengan tingkat kelembapan tinggi. Selain itu, bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes juga dapat menyebabkan ruam popok. Kebersihan yang baik, penggunaan krim anti-jamur, dan menjaga area popok tetap kering dapat membantu mencegah infeksi.
- Reaksi Alergi Terhadap Produk: Penggunaan produk seperti deterjen, sabun mandi, atau popok yang tidak cocok dengan kulit bayi dapat menyebabkan reaksi alergi. Pemilihan produk yang lembut dan hypoallergenic dapat membantu mengurangi risiko reaksi alergi pada kulit bayi yang cenderung sensitif.
Selain faktor-faktor penyebab ruam popok, beberapa faktor risiko meliputi memiliki kulit yang sensitif, riwayat dermatitis seboroik atau dermatitis atopik, mulai mengonsumsi MPASI, dan penggunaan antibiotik yang kurang tepat. Pemahaman dan perhatian terhadap faktor penyebab dan risiko ini penting untuk mencegah dan mengatasi ruam popok pada bayi dengan efektif.
Â
Â
Â
Advertisement
Ciri-Ciri Ruam Pokok
Masih mengutip dari sumber yang sama, ini ciri-ciri ruam popok pada bayi:
- Munculnya Ruam dan Bintik-bintik Merah: Gejala utama ruam popok adalah munculnya ruam dan bintik-bintik merah di area pemakaian popok, seperti lipatan paha, alat kelamin, dan bokong. Ruam biasanya terlihat kemerahan dan teriritasi.
- Bengkak dan Terasa Hangat: Ruam popok seringkali disertai dengan pembengkakan dan terasa hangat saat disentuh. Area yang terkena ruam popok mungkin terlihat sedikit membengkak dan terasa lebih hangat dari biasanya.
- Kulit Bersisik dan Mengelupas: Pada kasus yang lebih parah, ruam popok dapat menyebabkan kulit menjadi bersisik dan mengelupas. Kulit bayi yang terkena ruam popok mungkin terlihat kering dan terkelupas.
- Kulit Terasa Gatal dan Muncul Luka Lepuh: Ruam popok yang parah dapat menyebabkan kulit bayi terasa gatal dan tidak nyaman. Hal ini bisa membuat bayi menjadi rewel, terutama saat buang air kecil atau buang air besar, serta saat mengganti popok. Ruam popok yang lebih parah juga dapat menyebabkan munculnya luka lepuh dan iritasi yang lebih serius pada kulit bayi.
Memahami ciri-ciri ini penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi ruam popok dengan cepat agar bayi tetap nyaman dan sehat. Langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko serta mengatasi ruam popok pada bayi.
Cara Merawat dan Mencegah Ruam Pokok
Berikut adalah cara yang tepat untuk merawat dan mencegah ruam popok pada bayi yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI):
- Kurangi Penggunaan Air Hangat untuk Memandikan Bayi: Kulit bayi sebenarnya tidak memerlukan mandi setiap hari. Frekuensi mandi sebaiknya tidak lebih dari tiga kali seminggu, terutama saat bayi mengalami ruam popok. Penggunaan air hangat yang terlalu sering dapat memperlambat proses penyembuhan ruam popok.
- Keringkan Bayi Pasca Mandi dengan Sungguh-Sungguh: Setelah mandi, keringkan bayi dengan lembut menggunakan handuk yang bersih dan lembut. Pastikan seluruh tubuhnya benar-benar kering sebelum memakaikan popok dan pakaian, untuk menghindari kelembapan yang dapat memperburuk ruam popok.
- Angin-anginkan Pantat Bayi Sebelum Memakaikan Popok: Berikan waktu 5-10 menit sebelum memakaikan popok agar area sensitif bayi benar-benar kering. Sambil menunggu, Anda bisa berinteraksi dengan bayi untuk merangsang perkembangan otaknya.
- Oleskan Pelembap atau Minyak Khusus Bayi: Gunakan pelembap seperti petroleum jelly atau minyak khusus bayi yang telah terbukti aman dan efektif. Pastikan produk yang digunakan telah memiliki izin resmi dan telah diuji secara klinis sebelum mengoleskannya pada kulit bayi.
- Lebih Rutin Mengganti Popok: Ganti popok bayi secara lebih rutin untuk menghindari kontak kulit yang terlalu lama dengan tinja, urine, dan keringat. Dengan meningkatkan frekuensi pergantian popok, risiko terjadinya ruam popok dapat diminimalkan.
- Periksakan ke Layanan Kesehatan Terdekat: Jika ruam popok bayi disertai dengan gejala lain seperti rewel yang tidak kunjung reda dan demam, segeralah periksakan bayi ke layanan kesehatan terdekat. Tenaga medis akan memberikan diagnosis dan saran perawatan yang tepat untuk membantu bayi pulih dari ruam popok dengan cepat dan efektif.
Â
Â
Â
Advertisement
Ciri-Ciri Ruam Popok Akan Sembuh
Ciri-ciri ruam popok yang akan sembuh adalah sebagai berikut yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:
- Kulit yang Lebih Kering: Salah satu tanda bahwa ruam popok mulai sembuh adalah kulit bayi yang terkena ruam menjadi lebih kering. Ketika ruam popok semakin membaik, kelembapan yang tadinya terlihat berkurang, dan kulit mulai terasa lebih kering dan halus.
- Pengurangan Kemerahan dan Pembengkakan: Ruam popok yang semakin sembuh akan menunjukkan pengurangan kemerahan dan pembengkakan pada area yang terkena. Perubahan ini menandakan bahwa iritasi dan peradangan pada kulit bayi mulai mereda.
- Kulit yang Lebih Halus dan Berwarna Lebih Normal: Kulit yang semula kasar atau terlihat iritasi akan mulai terasa lebih halus saat disentuh. Selain itu, warna kulit yang tadinya merah atau terlihat iritasi akan kembali normal atau mendekati warna kulit bayi secara keseluruhan.
- Tidak Ada Rasa Tidak Nyaman: Saat ruam popok semakin sembuh, bayi juga akan menunjukkan tanda-tanda tidak ada rasa tidak nyaman yang berlebihan pada area yang terkena ruam. Mereka mungkin tidak lagi merasa gatal atau sakit saat diganti popok atau saat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Peningkatan Aktivitas dan Kesejahteraan: Ketika ruam popok semakin membaik, Anda mungkin akan melihat peningkatan dalam aktivitas bayi dan perasaan kesejahteraannya. Mereka mungkin lebih ceria, nyaman, dan aktif karena tidak lagi merasa terganggu oleh rasa tidak nyaman akibat ruam popok.
Â