Sejarah Paskibraka, Formasi, dan Perbedaannya dengan Paskibra

Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, yang bertugas untuk mengibarkan bendera pada peringatan Hari Kemerdekaan.

oleh Husnul Abdi diperbarui 29 Feb 2024, 17:40 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 17:40 WIB
20150817-Presiden Jokowi Pimpin Upacara HUT RI ke-70 di Istana -Jakarta
Anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) melakukan upacara penaikan bendera Merah Putih dalam rangka Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, yang bertugas untuk mengibarkan bendera pada peringatan Hari Kemerdekaan. Paskibraka sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang, dimulai dari masa kemerdekaan Indonesia. Organisasi ini menjadi simbol penting dalam upacara kenegaraan yang diselenggarakan saat peringatan Hari Kemerdekaan.

Selain itu, formasi Paskibraka juga menjadi hal yang menarik untuk dibahas. Formasi Paskibraka sendiri merupakan aturan-aturan dan teknik dalam melakukan gerakan mengibarkan bendera yang dilakukan secara bersama-sama. Formasi ini menjadi ciri khas dari Paskibraka dan menjadi salah satu kebanggaan bagi para anggotanya.

Perbedaan antara Paskibraka dengan Paskibra juga perlu dipahami. Paskibraka merupakan organisasi yang ditugaskan untuk mengibarkan bendera pusaka pada upacara kemerdekaan, sementara Paskibra merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera, yang lebih mengacu pada kegiatan kepanduan di sekolah-sekolah Indonesia. Perbedaan ini menegaskan peran dan fungsi masing-masing organisasi dalam memperingati Hari Kemerdekaan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (29/2/2024) tentang sejarah Paskibraka.

Pengertian Paskibraka

Hari Sumpah Pemuda, Bendera Merah Putih Dikibarkan di Atas Sungai Cisadane
Anggota Paskibraka bersiap mengibarkan bendera merah putih di Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Kamis (28/10/2021). Pengibaran bendera merah putih yang di ikuti puluhan pemuda tersebut di lakukan untuk memperingati hari sumpah pemuda. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka adalah sebuah organisasi yang bertugas untuk mengibarkan bendera pusaka pada upacara bendera atau upacara-upacara kenegaraan lainnya. Para anggota Paskibraka dipilih dari para siswa-siswi yang memiliki kriteria yang ketat, seperti memiliki tinggi badan dan berat badan yang sesuai, memiliki kepribadian yang baik, serta memiliki kemampuan dalam gerakan baris-berbaris.

Para anggota Paskibraka ini dilatih dengan disiplin tinggi dan wajib mengikuti latihan rutin untuk mempertajam kemampuan. Selain itu, mereka juga dilatih untuk memiliki kecakapan dalam membawa bendera pusaka dan melakukan gerakan-gerakan protokoler yang sesuai. Paskibraka bertugas untuk mengibarkan bendera pusaka pada upacara-upacara kenegaraan, seperti pada peringatan Hari Kemerdekaan.

Paskibraka sebagai bagian dari upacara kenegaraan merupakan simbol kebanggaan dan kesetiaan kepada negara. Mereka memperlihatkan semangat patriotisme dan rasa cinta tanah air melalui aksi mereka dalam mengibarkan bendera pusaka. Sosok-sosok Paskibraka diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi generasi muda dalam mencintai dan memperjuangkan bangsa dan negara.

Sejarah Paskibraka

Sejarah Paskibraka  tak lepas dari pindahnya Ibu Kota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta pada 1946. Pada saat itu, pusat pemerintahan berada di Gedung Agung yang menjadi tempat tinggal dan kantor Presiden Soekarno.

Awal Agustus 1946, Soekarno memerintahkan ajudannya Mayor (Laut) Husein Mutahar (pencipta lagu Hari Merdeka dan Syukur) untuk mempersiapkan upacara Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus di tahun tersebut. Sebuah ide muncul di benak Mutahar, dia ingin mengambil para pemuda yang mewakili seluruh pelosok negeri yang saat itu sedang belajar di Yogyakarta.

Mutahar mengambil lima pasang pemuda yang melambangkan Pancasila dengan komposisi lima putra dan lima putri. Mereka dipilih untuk bertugas menaikkan bendera Merah Putih. Di sinilah cikal bakal terbentuknya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Untuk pelajar yang membawa baki juga ditunjuk seorang gadis yang terpelajar, cantik, berambut panjang, tinggi, dan aktif dalam kegiatan kepanduan. Dipilihlah seorang gadis kelahiran Manado dan memiliki darah Padang bernama Siti Dewi yang dipanggil Titik oleh Mutahar.

Mutahar sendiri sengaja mengambil anggota Paskibraka dari para pelajar bukan tanpa alasan. Dia menyerahkan tugas mulia untuk mengibarkan bendera pusaka tersebut pada mereka karena bermakna bahwa kemerdekaan Indonesia juga menjadi tanggung jawab seluruh bangsa.

Selain itu, para pelajar Menengah Atas (saat itu SLTA) dianggap belum banyak terkontaminasi dengan masalah-masalah politis. Mereka dianggap cenderung lebih murni, sehingga lebih mudah juga untuk dibentuk watak dan pribadinya, rasa berbangsa dan bernegaranya, dan mudah dalam membentuk disiplin pada pribadi mereka serta kelompok.

Formasi Paskibraka

Paskibraka Nasional 2019 Berlatih Baris-berbaris
Sejumlah calon anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Nasional 2019 mengikuti latihan baris berbaris di Lapangan PPPON Cibubur, Jakarta, Selasa (30/7/2019). Hari ke-3 diklat, calon Paskibraka berlatihan formasi baris-berbaris, pengibaran dan penurunan bendera. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Mengutip indonesiabaik.id, dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

  1. Pasukan 17 / pengiring (pemandu),
  2. Pasukan 8 / pembawa bendera (inti),
  3. Pasukan 45/pengawal.

Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).  Kelompok 17 berposisi di paling depan berperan sebagai pemandu dan pengiring pasukan yang dipimpin oleh seorang Komandan Kelompok (DanPok). Kelompok 17 Ini seluruhnya merupakan anggota Paskibraka.

Kelompok 8 berposisi di belakang kelompok 17 berperan sebagai pasukan inti dan pembawa duplikat Bendera Pusaka merah putih. Kelompok ini terdapat dua putri Paskibraka berperan sebagai pembawa bendera, satu berposisi didepan tengah sebagai pembawa baki bendera utama (Pembawa Baki 1) dan dibelakangnya berperan sebagai cadangan pembawa baki bendera (Pembawa Baki 2), mereka dikawal oleh empat anggota TNI atau POLRI bersenjata.

Pasukan 45 berposisi di belakang Kelompok 8 membawa senapan berperan sebagai pasukan pengawal/pengaman kehormatan dengan fungsi simbolis.  Keseluruhan formasi pasukan yang dijelaskan diatas dipimpin oleh seorang Komandan Kompi Paskibraka (Danki Paskibraka) yang berposisi di sebelah kanan Komandan Kelompok (DanPok) 17.

 

Perbedaan Paskibra dengan Paskibraka

Paskibra adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera, sedangkan Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Perbedaan keduanya terletak pada tugas dan tanggung jawab yang diemban.

Paskibra merupakan pasukan yang bertugas mengibarkan bendera Merah Putih di setiap sekolah, sedangkan Paskibraka merupakan pasukan yang ditugaskan pada upacara peringatan kemerdekaan RI, terutama saat upacara pengibaran bendera pada 17 Agustus. Paskibraka juga bertanggung jawab untuk mengibarkan bendera pusaka yang merupakan bendera yang digunakan pada Proklamasi Kemerdekaan RI.

Peran dan tanggung jawab Paskibra dan Paskibraka juga berbeda. Meskipun keduanya memiliki tugas yang sama-sama mulia, namun Paskibraka memiliki tanggung jawab yang lebih besar karena menjadi bagian dari upacara kenegaraan dan memegang peranan penting dalam memperingati kemerdekaan Indonesia.

Manfaat Mengikuti Paskibraka

Ilustrasi paskibraka, upacara
Ilustrasi paskibraka, upacara. (Photo by Royhan Firdaus on Unsplash)

Melansir dari laman Kemdikbud, berikut manfaat mengikuti Paskibraka:

1. Disiplin

Disiplin adalah hal yang sudah pasti diterapkan dan akan selalu diingat oleh para anggota Paskibraka, bahkan setelah mereka tidak lagi bertugas. Seluruh anggota Paskibraka saat masa karantina dilatih untuk disiplin mengikuti setiap aturan dan jadwal yang ada. Maka dari itu, kedisiplinan bukan lagi hal yang diragukan dari seorang anggota Paskibraka.

2. Manajemen waktu yang baik

Selain kedisiplinan, menjadi anggota Paskibraka akan membuat kita piawai dalam mengatur waktu. Tak ayal, pelatihan Paskibraka memiliki segudang jadwal yang cukup padat (baik di lapangan maupun di dalam ruangan). Manajemen waktu yang baik akan bisa kamu dapat dengan menjadi seorang anggota Paskibraka.

3. Belajar bekerja sama dengan tim

Sebagai makhluk sosial, kita tentu memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu, team work adalah salah skill hal yang harus kita pelajari. Dengan menjadi anggota Paskibraka, kita akan belajar bekerja sama dengan tim. 

Kerja sama antartim ini terlatih seiring Paskibraka latihan baris-berbaris. Jika satu orang saja salah, maka satu kelompok akan salah semua. Dalam proses latihan Paskibraka, setiap orang harus memikirkan orang lain, satu gerakan yang sama, bersemangat yang sama, dan tujuan yang sama. Jadi, saling mendukung dan memberikan semangat satu sama lain.

4. Menumbuhkan rasa cinta Tanah Air

Menjadi Paskibraka akan membuat diri kita memiliki rasa cinta yang dalam terhadap Negara Kesatuan RepubIik Indonesia. Rutin menyanyikan lagu Indonesia Raya, belajar tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan ketika mengibarkan bendera muncul rasa semakin bangga menjadi orang Indonesia.

5. Menanamkan rasa syukur

Selama masa karantina dan menjadi anggota Paskibraka akan membuat kamu menjadi bersyukur. Ketika terpilih menjadi bagian dari Paskibraka, kamu berarti telah berhasil bersaing dengan ribuan calon Paskibraka lainnya untuk bisa mengibarkan bendera pusaka pada Hari Kemerdekaan Indonesia. Hal itu tentu akan membuat kamu merasa bersyukur sekaligus bangga menjadi anggota Paskibraka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya