Liputan6.com, Jakarta Arti temperamental merujuk pada sifat yang cenderung mengekspresikan emosi secara berlebihan, terutama amarah. Individu yang memiliki watak temperamental seringkali sulit untuk mengendalikan reaksi emosional mereka terhadap suatu stimulus. Sifat ini bisa membawa konsekuensi yang merugikan, baik bagi individu tersebut maupun orang lain di sekitarnya.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu aspek menarik dari arti temperamental adalah kemungkinan adanya faktor genetik yang turut menentukan kepribadian tersebut. Namun, tidak hanya faktor genetik yang berperan, lingkungan dan proses perkembangan individu juga memainkan peran penting dalam pembentukan watak temperamental seseorang.
Dalam kehidupan sehari-hari, individu dengan sifat tempramental sering diibaratkan seperti menyimpan bom waktu. Reaksi emosional yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai masalah di masa depan, baik dalam kesehatan fisik maupun mental, karier, dan hubungan sosial. Berikut ulasan lebih lanjut tentang arti temperamental yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (7/3/2024).
Temperamental Berbeda dengan Temperamen
Arti temperamental seringkali disalahpahami sebagai sinonim temperamen, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Temperamen merujuk pada karakteristik atau sifat alami seseorang dalam merespons berbagai situasi, mulai dari perasaan senang, sedih, hingga marah. Sifat ini cenderung sudah ada sejak individu lahir.
Sedangkan, arti temperamental mengacu pada sifat seseorang yang mudah marah dan rentan terhadap emosi yang tinggi dalam menanggapi suatu hal. Orang dengan kepribadian temperamental seringkali cenderung lebih sensitif dan mudah tersinggung, bahkan mungkin melakukan kekerasan fisik saat emosinya mencapai puncak.
Penyebab pasti dari kepribadian temperamental masih belum jelas, meskipun ada dugaan bahwa lingkungan sekitar dapat memainkan peran dalam pembentukannya. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor lingkungan dapat memengaruhi bagaimana sifat temperamental seseorang berkembang.
Menurut buku "Tegas Membangun" karya Desy Wee, temperamental merupakan karakter yang sulit untuk diubah. Ketika seseorang dengan kepribadian temperamental merasakan amarah, kemungkinan besar amarah tersebut sulit untuk dikendalikan, dan dapat berkembang menjadi sesuatu yang tidak terkendali.
Pemahaman yang jelas mengenai perbedaan antara temperamen dan temperamental penting untuk menghindari kebingungan dalam menganalisis kepribadian seseorang. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat mengakui kompleksitas individu dan menyediakan dukungan yang sesuai bagi mereka yang memiliki tantangan dalam mengelola emosi mereka.
Advertisement
Penyebab Sifat Tempramental
Seperti sempat dijelaskan, sifat temperamental seseorang dapat dipicu oleh berbagai faktor yang kompleks. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi dalam pembentukan sifat temperamental individu.
1. Genetik
Faktor genetik memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan sifat temperamental seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sifat temperamental dapat diturunkan dari keluarga. Individu bisa mewarisi watak ini dari kedua orang tuanya.
Sebagai contoh, anak-anak yang memiliki orang tua dengan kecenderungan emosional tertentu cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan sifat serupa. Meskipun genetik memainkan peran, penting untuk diingat bahwa tidak semua anak dari orang tua temperamental akan menunjukkan sifat yang sama persis, karena pengaruh lingkungan dan faktor lainnya juga turut berkontribusi.
2. Lingkungan
Selain faktor genetik, pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitar juga memiliki dampak yang signifikan dalam pembentukan sifat temperamental. Lingkungan keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap bagaimana individu mengungkapkan dan mengelola emosi mereka.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak stabil, penuh dengan konflik, atau mengalami trauma berat, seperti kehilangan orang tua atau pelecehan, mungkin memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih temperamental dalam respons mereka terhadap situasi tertentu.
3. Perkembangan Individu
Sifat temperamental juga dapat berkembang seiring dengan perkembangan seseorang sepanjang hidup mereka. Perubahan hormonal selama masa remaja, misalnya, dapat mempengaruhi stabilitas emosional seseorang. Selain itu, peristiwa-peristiwa signifikan dalam kehidupan dewasa, seperti pernikahan, kehamilan, atau memulai pekerjaan baru, juga dapat menjadi pemicu bagi munculnya sifat temperamental. Perubahan besar dalam kehidupan dewasa seringkali memunculkan stres dan ketegangan, yang dapat memengaruhi respons emosional individu secara signifikan.
Cara Mengatasi Sifat Tempramental
Mengatasi sifat temperamental bisa menjadi tantangan yang kompleks, tetapi ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu individu mengelola dan mengatasi sifat tersebut dengan lebih efektif.
1. Menumbuhkan Kesadaran
Langkah awal yang krusial adalah meningkatkan kesadaran diri akan sifat temperamen yang dimiliki. Dengan memahami karakteristik dan pola reaksi mereka, individu dapat lebih baik dalam mengelola respons terhadap situasi tertentu. Penting juga untuk membedakan antara marah yang sehat dan tidak sehat.
2. Mengelola Emosi
Bagi individu yang cenderung meledak-ledak atau memiliki respons emosional yang intens, penting untuk mempelajari teknik pengelolaan emosi. Ini bisa termasuk latihan relaksasi, meditasi, atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk mendapatkan bimbingan yang lebih terarah.
3. Mempelajari Cara Berkomunikasi
Keterampilan komunikasi yang efektif sangat penting dalam mengelola sifat temperamental. Belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan memahami kebutuhan orang lain dapat membantu memperbaiki hubungan sosial dan mengurangi konflik interpersonal.
4. Minta Dukungan
Tidak ada yang salah dengan meminta bantuan. Jika merasa kesulitan dalam menghadapi sifat temperamental, penting untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional kesehatan mental. Berbicara dengan seseorang yang terlatih dapat memberikan wawasan dan strategi yang berguna dalam mengatasi sifat tersebut.
5. Perubahan Lingkungan
Jika memungkinkan, mengubah lingkungan sekitar agar lebih sesuai dengan sifat temperamental yang dimiliki dapat membantu individu merasa lebih nyaman. Misalnya, individu yang cenderung introvert dapat mencari pekerjaan yang memungkinkan mereka bekerja sendiri atau dalam lingkungan yang lebih tenang.
Dengan mengambil langkah-langkah ini dan berkomitmen untuk mengatasi sifat temperamental, individu dapat meningkatkan kesejahteraan emosional mereka dan membangun hubungan yang lebih positif dengan lingkungan sekitar.
Advertisement