Liputan6.com, Jakarta - Temperamen adalah karakter yang melekat sejak lahir pada setiap individu, memiliki perbedaan yang mendasar dengan konsep temperamental. Sebagai ciri khas kepribadian, temperamen memengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta merespons berbagai situasi kehidupan. Dari segi psikologis, temperamen mencerminkan pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
Terdapat beberapa tipe temperamen yang umum dikenal dalam studi psikologi, antara lain sanguinis (optimis), koleris (pemarah), plegmatis (santai), dan melankolis (pendiam). Setiap tipe temperamen memiliki karakteristik unik yang membedakannya satu sama lain dalam cara bereaksi terhadap rangsangan eksternal. Pengenalan terhadap tipe temperamen individu dapat membantu dalam memahami dinamika hubungan interpersonal serta strategi komunikasi yang efektif.
Meskipun temperamen cenderung bersifat bawaan, individu memiliki kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola respons terhadap lingkungan sekitar. Melalui kesadaran diri dan pengembangan keterampilan emosional, seseorang dapat mempelajari cara mengelola temperamen secara positif sehingga tidak mengganggu hubungan sosial dan keberhasilan pribadi.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang temperamen, ciri, tipe, dan cara mengendalikannya, Jumat (26/1/2024).
Mengenali Karakter Temperamen
Temperamen adalah watak, seperti yang didefinisikan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah sifat batin yang mempengaruhi tindakan, perasaan, dan pikiran seseorang. Temperamen adalah bagian mendasar dari karakter seseorang dan memiliki dampak terhadap perilaku, emosi, dan kognisi mereka. Konsep temperamen ini sering disalahartikan sebagai temperamental, tetapi sebenarnya keduanya berbeda.
Arti temperamen, yakni mencerminkan sifat dasar seseorang, sedangkan bersifat temperamental menunjukkan perubahan ekspresi emosi yang tiba-tiba atau intensitas yang tinggi.
Temperamen dapat diamati melalui perilaku dan interaksi seseorang dengan orang lain. Temperamen merepresentasikan kepribadian seseorang yang unik dan menentukan pendekatan mereka dalam berpikir, berperilaku, dan mengekspresikan emosi.
Menurut definisi yang diberikan oleh KBBI, temperamen dapat disinonimkan dengan sifat mudah tersinggung atau emosi, tetapi tidak terbatas pada aspek-aspek tersebut. Dalam bidang psikologi, temperamen dikategorikan ke dalam berbagai jenis seperti sanguinis (optimis), koleris (pemarah), apatis (santai), dan melankolis (pendiam).
Seperti yang dibahas dalam Psychology Today, para ahli telah memberikan perspektif yang berbeda tentang definisi temperamen. Galenus mengusulkan bahwa temperamen adalah sifat psikologis yang dipengaruhi oleh kombinasi cairan tubuh. Ernst Kretschmer mengemukakan bahwa temperamen adalah komponen jiwa yang secara kimiawi bersirkulasi melalui darah dan berhubungan dengan aspek fisik. Kohnstamm menggambarkan temperamen sebagai sifat spiritual yang berhubungan dengan tubuh dan diwarisi sejak lahir.
Sudut pandang ini menyoroti sifat temperamen yang multidimensi dan hubungannya yang rumit dengan aspek psikologis dan fisiologis. Secara keseluruhan, temperamen adalah karakter yang terdiri dari sifat-sifat bawaan, membentuk tindakan, dan respons emosional seseorang.
Advertisement
Ciri-Ciri dari Karakter Temperamen
Seorang individu dengan sifat temperamen memiliki karakteristik tertentu yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap mereka. Berikut adalah beberapa karakteristik yang umum ditemukan pada seseorang dengan temperamen yang dimaksud:
1. Sensitif
Orang dengan temperamen tertentu cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada orang lain. Mereka mungkin lebih peka terhadap perubahan suasana hati dan kebutuhan emosional diri sendiri dan orang lain.
2. Tegas
Sifat temperamen dapat membuat seseorang menjadi tegas dalam mengambil keputusan dan berpegang pada prinsip-prinsip mereka. Mereka memiliki kemauan yang kuat dan mampu menjaga pendirian mereka dalam menghadapi tantangan.
3. Ekspresif
Individu dengan temperamen tertentu juga cenderung ekspresif dalam mengekspresikan perasaan dan emosinya. Mereka tidak takut untuk menunjukkan kegembiraan, kesedihan, atau kemarahan mereka secara terbuka kepada orang lain.
4. Sabar
Sifat temperamen juga dapat mencerminkan tingkat kesabaran yang tinggi. Orang-orang dengan temperamen ini mampu menahan diri dalam menghadapi situasi yang sulit atau menantang, dan mereka tidak mudah terpancing emosi.
5. Berdedikasi
Orang dengan sifat temperamen cenderung memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat terhadap tugas atau tujuan yang mereka anggap penting. Mereka biasanya sangat bertanggung jawab dan tekun dalam menyelesaikan pekerjaan.
6. Peka terhadap detail
Sifat temperamen juga seringkali mencerminkan kecenderungan untuk menjadi sangat cermat dan detail-oriented. Orang-orang dengan karakteristik ini sering kali sangat teliti dan terorganisir dalam menghadapi tugas dan pekerjaan.
7. Mandiri
Individu dengan temperamen yang dimaksud juga cenderung mandiri dan memiliki kebiasaan bekerja secara mandiri. Mereka merasa nyaman dan efektif saat bekerja sendiri, tanpa perlu terlalu banyak bantuan atau arahan dari orang lain.
8. Fleksibel
Sifat temperamen juga bisa mencakup tingkat fleksibilitas yang tinggi. Orang dengan karakteristik ini mampu beradaptasi dengan perubahan atau situasi baru dengan relatif mudah, dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
9. Konsisten
Orang dengan sifat temperamen cenderung konsisten dalam perilaku dan sikap mereka. Mereka tidak mudah berubah dalam reaksi mereka terhadap situasi atau orang-orang di sekitar mereka. Kepercayaan dan keandalan menjadi ciri khas yang kuat dari sifat temperamen ini.
10. Sensible
Sifat temperamen juga mencerminkan kecerdasan dan pemikiran yang logis. Individu dengan karakteristik ini mampu mengambil keputusan yang baik berdasarkan pemikiran rasional serta mempertimbangkan segala risiko dan manfaatnya.
Tipe-Tipe Karakter Temperamen
Terdapat beberapa jenis temperamen dengan definisi yang berbeda, yaitu sanguinis (optimis), koleris (marah), plegmatis (relaks), dan melankolis (pendiam). Bagaimana cara membedakan keempat jenis temperamen tersebut? Berikut informasinya.
1. Sanguinis
Melansir dari ScienceDirect, sanguinis adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin. Galenus menggambarkan sanguinis sebagai orang yang memiliki temperamen optimis, sosial, dan hidup. Kata lainnya, sanguinis senang berbicara dengan banyak orang, ramah, dan ceria. Berikut beberapa ciri-ciri sanguinis.
- Ekstrovert, penuh percakapan, dan optimis.
- Memiliki harapan yang tinggi terhadap hal-hal.
- Senang membantu orang lain.
- Ramah dan ceria.
- Sering merasa menyesal atas tindakannya, bahkan hanya sesaat.
- Mudah bosan dengan hal-hal serius, namun tidak dengan hal-hal yang menarik bagi mereka.
2. Melankolis
Istilah melankolis berasal dari kata Yunani melan yang berarti hitam dan khole yang berarti empedu. Melankolis seringkali dikaitkan dengan sifat-sifat seperti pendiam, hati-hati dalam melakukan apapun, dan sering menganalisis hal-hal. Berikut beberapa ciri-ciri melankolis.
- Introvert, pemikir, dan pesimis.
- Selalu curiga terhadap hal-hal baru yang dianggap penting.
- Tidak mudah membuat janji karena merupakan orang yang selalu menepati janjinya.
- Kurang percaya dan tidak mudah menerima keramahan orang lain.
- Tidak puas dengan kondisi diri sendiri dan sulit melihat kebahagiaan orang lain.
3. Koleris
Melansir dari Berkeley Well Being, koleris adalah jenis temperamen yang mengacu pada kecerdasan, kebebasan, dan kemandirian. Seseorang dengan tipe koleris ini mudah menetapkan tujuan bagi diri mereka sendiri, bahkan membuat keputusan cepat dalam suatu situasi. Berikut beberapa ciri-ciri koleris.
- Ekstrovert dan optimis.
- Selalu bertindak cepat dan tidak konsisten.
- Mudah tenggelam dalam apa yang sedang dilakukannya.
- Suka dipuji dan berusaha sebanyak mungkin untuk mengejar kehormatan agar terlihat berbeda dari orang lain.
- Dermawan.
- Cermat dan rapi dalam berpakaian untuk terlihat lebih intelektual.
4. Plegmatis
Plegmatis juga dapat disebut sebagai orang yang memiliki sifat apatis. Ini berarti mereka memiliki gaya hidup yang tenang dan lebih fokus pada keluarga. Dalam kehidupan sehari-hari, orang plegmatis memiliki kemampuan berpikir secara imajinatif dan abstrak. Berikut adalah ciri-ciri orang plegmatis.
- Introvert, observatif, dan mudah pesimis.
- Tidak mudah marah.
- Menikmati melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas ilmiah.
Advertisement
Cara Mengendalikan Temperamen
1. Menumbuhkan Kesabaran
Kesabaran adalah kemampuan untuk menghadapi tantangan atau kesulitan tanpa menjadi marah atau frustasi. Untuk mengendalikan temperamen karakter, kita perlu menumbuhkan kesabaran. Ini berarti belajar untuk tidak langsung merespons dengan emosi negatif seperti kemarahan atau frustrasi ketika menghadapi situasi yang penuh tantangan.
Contohnya, jika kamu sedang bekerja pada proyek yang rumit dan menemui kesulitan, tahan godaan untuk langsung merasa frustrasi. Daripada itu, cobalah untuk tetap tenang dan berfokus pada solusi yang mungkin ada untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Meningkatkan Empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Untuk meningkatkan temperamen karakter, kita perlu meningkatkan empati kita terhadap orang lain. Ini berarti berusaha membayangkan diri kita di posisi orang lain dan benar-benar berusaha memahami perasaan dan pengalaman mereka.
Misalnya, jika seseorang membuat kesalahan dan kamu merasa marah, cobalah untuk melihatnya dari perspektif mereka dan mencoba memahami apa yang mereka hadapi. Ini membantu membangun pemahaman dan membantu mengatasi emosi negatif.
3. Mengelola Stres
Stres dapat mempengaruhi temperamen karakter kita dan membuat kita mudah terpancing emosi negatif. Oleh karena itu, penting untuk belajar mengelola stres dengan baik. Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengadopsi teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau olahraga.
Contohnya, ketika merasa stres atau marah, cobalah melakukan pernapasan dalam secara perlahan sambil mengalihkan pikiran ke sesuatu yang positif. Hal ini membantu menenangkan pikiran dan memungkinkan kita untuk merespons situasi dengan lebih matang.
4. Berlatih Kendali Diri
Kendali diri adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku dan emosi kita. Untuk meningkatkan temperamen karakter, kita perlu melatih kendali diri kita. Ini berarti belajar untuk tidak terburu-buru dalam merespons situasi dan menjaga emosi agar tetap stabil.
Misalnya, ketika ada seseorang yang mencoba memicu kemarahan kita, kita bisa berlatih untuk tetap tenang, mengevaluasi situasi secara obyektif, dan tidak mengizinkan emosi negatif untuk mengambil alih. Ini membantu kita untuk tetap berada dalam kendali dan mengatasi emosi negatif.
5. Meningkatkan Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif adalah kunci dalam membangun temperamen karakter yang baik. Ketika kita dapat mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan kita dengan jelas dan secara taktis, ini membantu mencegah konflik dan memfasilitasi hubungan yang sehat dengan orang lain. Salah satu cara untuk meningkatkan komunikasi efektif adalah dengan menjadi pendengar yang baik, menghargai pandangan orang lain, dan menggunakan bahasa yang positif.
Contohnya, ketika berbicara dengan seseorang, berikan perhatian penuh pada apa yang mereka katakan, gunakan bahasa yang jelas dan mendukung, dan hindari kritik atau menghakimi. Ini akan membantu meningkatkan kualitas komunikasi dan mengatasi potensi konflik.