115 Kata-Kata Jowo Bijak dan Penuh Makna, Jadi Bahan Renungan

Kata-kata Jowo memiliki makna mendalam yang dapat menjadi bahan renungan

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 21 Mar 2024, 13:20 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 13:20 WIB
Ilustrasi budaya, Jawa
Ilustrasi budaya, Jawa. (Photo by Renda Eko Riyadi: https://www.pexels.com/photo/people-wearing-traditional-dress-2912492/)

Liputan6.com, Jakarta Dalam bahasa Jawa, tersimpan banyak kata-kata bijak yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan dan menjunjung tinggi kearifan lokal. Kata-kata Jowo bijak ini tidak hanya memuat pesan yang bermakna dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengajarkan tentang nilai-nilai keberanian, kesabaran dan kebijaksanaan.

Salah satu kata-kata Jowo yang sangat terkenal, adalah "Tondo Lintang, Prahara Kelud" yang berarti dalam hidup ini kita harus selalu siap menghadapi suatu perubahan, atau bencana yang tak terduga. Pesan dalam kata ini mengajarkan pentingnya kesigapan, kesiapan mental dan keterampilan dalam menghadapi hal-hal yang sulit dalam hidup. 

Selain itu, ada juga kata-kata Jowo "Dhandhanggula akeh, udan wengi ngguyu" yang berarti hidup di dunia ini harus menghadapi banyak perubahan, seperti hujan yang tak henti-hentinya. Kita haruslah kuat, dalam menghadapi semua kejadian yang dapat mempengaruhi hidup kita.

Berikut ini kumpulan kata-kata Jowo bijak yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/3/2024). 

Kata-Kata Jowo dan Artinya, Penuh Hikmah

Ilustrasi kata bijak bahasa Jawa
Ilustrasi kata bijak bahasa Jawa (Photo by Fadhelife Photography Stock Photo Indonesia on Unsplash)

1. "Urung mangan, urung teko, urung takon, arep mati, lekas bodho" (Tidak makan, tidak minum, tidak bertanya, ingin mati, segera bodoh) - Jangan malas untuk belajar dan bertanya agar tidak kehilangan kesempatan dalam hidup.

2. "Lanang kanto nyawang anak lanang, wadon gang nyawang anak wadon" (Laki-laki melihat laki-laki, perempuan melihat perempuan) - Jadilah diri sendiri dan jangan iri dengan kehidupan orang lain.

3. "Jayeng sun akur, dumadi sing kliru" (Menang sesaat akan terlupakan, tetaplah yang terbaik) - Keberhasilan jangka pendek memiliki arti yang lebih besar jika bisa dijaga dalam jangka panjang.

4. "Podo wae kabeh, akeh-akeh golek panganan nang pasarean" (Kita semua sama, janganlah mencari makanan di tempat orang lain) - Berusahalah secara mandiri dan jangan terlalu mengandalkan orang lain.

5. "Dudu Raja Kelono Wengi, sing utowo wengi dudu Raja" (Bukan malam yang menjadi raja, tetapi siapa yang menjadi raja di malam) - Kesuksesan terletak pada usaha keras, bukan pada keadaan atau waktu.

6. "Ketaman asmoro, sun tanem sing kuat" (Sebuah pohon asmoro tidak bisa ditanam dengan kuat) - Kehidupan yang harmonis membutuhkan kerja sama dan saling mencintai.

7. "Cah ayu rupane jasmane, bosi atine" (Kecantikan terlihat dari wajah, pesona terlihat dari hati) - Jaga hati dan sikap yang baik, karena itulah yang sebenarnya memancarkan kecantikan.

8. "Kepingin kaya, go oleh gendheng gendheng" (Ingin kaya, jangan hanya memeluk pijat) - Keinginan untuk kaya harus dibarengi dengan kerja keras dan komitmen.

9. "Ora ngaco ati, sing kuno kuno" (Jangan memulai dari hati yang sakit, siapa yang menjauh) - Kehidupan yang harmonis dimulai dari hati yang bersih dan saling menghormati.

10. "Ning galadene piye, rupo semene semene" (Di atas air sebatang pohon, maunya sama semua) - Kehidupan tidak bisa memuaskan semua orang, jadi belajarlah untuk menerima dan menghormati perbedaan.

11. "Riyo marmane ojo ora ping rene" (Menjadi kaya jangan hukuman hukumannya) - Menjadi kaya bukan berarti harus melanggar aturan atau memperdayakan orang lain.

12. "Uga nang uripku iki kudu masti, murbio nggringkulake nang garusi" (Juga dalam hidupku ini harus dipikirkan, karena akhirnya kita akan kembali kepada Yang Maha Kuasa) - Segala hal dalam hidup harus dilakukan dengan selayaknya, karena pada akhirnya kita akan kembali kepada Tuhan.

13. "Ojo popo pangeleke nerake, bojo muni tansah kena ilang" (Jangan sok sibuk mencari yang hilang, pasanganmu selalu menjadi yang pertama) - Jangan terlalu sibuk mencari hal-hal yang sekedar keinginan, pasangan hidupmu adalah yang terpenting.

14. "Ojo dadi ati yen nganti mandar tamtu" (Jangan jadi hati panas sampai meluap) - Jaga emosi dan pikiran agar tidak merusak hubungan dengan orang lain.

15. "Orang ora duite, duite sedina, urip-urip eneng, pusing pusing" (Orang tidak punya uang, uang sebesar carut marut, hidup-hidup tidak sadar, pusing) - Uang bukan segalanya, hiduplah dengan bijak meskipun tidak memiliki banyak harta.

16. "Aja ndadekke sing dilon" (Jangan marah pada yang tidak bersalah) - Jangan membawa amarahmu kepada orang yang tidak bersalah.

17. "Yen saget nonggok ngguyu ora cekak, nuding adoh ullal" (Kalau masih bisa berdiri tegak, jangan duduk tengkurap, apalagi mati) - Selama masih ada kesempatan, jangan menyerah dan terus berjuang.

18. "Yen amnesia mlaku mlaku, ketinggalan uripmu" (Jika menderita amnesia, kamu kehilangan hidupmu) - Ingatlah akan identitas dan tujuan hidupmu.

19. "Sing ngomong ora pantes dipitu iku, nanging sing dadi saksi" (Orang yang berbicara tidak layak dikecam, tetapi yang menjadi saksi) - Jangan cepat menghakimi orang lain, karena kebenarannya mungkin jauh darimu.

20. "Yen nggo njaluk anggun ego, lali sira" (Jika ingin pelacur keangkuhan, ingat dirimu sendiri) - Jangan pernah sombong dan overconfidence.

21. "Sing ora ngknowi, ora geblese ngedute" (Orang yang tidak mengenal, tidak lugu dan tidak bodoh) - Jangan bertindak ceroboh sebelum mengetahui sepenuhnya.

22. "Pinter gawe uripmu, ora pinter mecun wong sapi" (Pintar bekerja untuk hidupmu, jangan pintar menarik sapi orang lain) - Fokus pada pekerjaanmu dan jangan iri terhadap kesuksesan orang lain.

23. "Kalo andil bojo wani p picu dewe" (Kalau anda dimarahi, jangan melawan suami sendiri) - Jangan memperkeruh situasi dan belajarlah untuk sabar dalam menghadapi hal-hal buruk.

24. "Banjur maki batur, mung tumonto disrengine" (Jangan hanya mengutuk teman, akhirnya semua kembali pada diri sendiri) - Berhati-hatilah dalam menyalahkan orang lain, karena pada akhirnya kita juga akan menerima karma.

25. "Rasa bungpamane durung mung sang kambing bungkuk rung" (Rasa sakit yang dirasakan belum tentu hanya bantalan domba) - Jangan menghakimi orang lain tanpa memahami perjuangan dan rasa sakit yang dia alami.

26. "Mbiyen laki-laki, nanging nthen" (Dia dulu laki-laki, tetapi sekarang) - Jangan mengecam perubahan orang lain tanpa mencoba memahami apa yang telah dialaminya.

27. "Ojo nggondeli dugune uripmu, sing seneng sing rampung" (Jangan suka menghancurkan hidupmu, yang bahagia adalah yang rampung) - Jaga kebahagiaanmu dengan menjalani hidup sepenuh hati dan menyelesaikan semua yang telah dimulai.

28. "Ojo marah nyongko para bawahan, yen takon tho bisa klingetan" (Jangan marah kepada bawahanmu, jika ada pertanyaan yang bisa menjawab) - Tunjukkan rasa hormat kepada orang lain, terutama anak buahmu.

29. "Wis ana peksa, ora perlu gugur soko tresna" (Pekerjaan sudah ada, tidak perlu jatuh cinta) - Jangan biarkan cinta mengganggu dedikasi dan fokusmu pada pekerjaan.

30. "Sing ora kalah, sing ora menang nanging lahir" (Yang tidak kalah, yang tidak menang tetapi terlahir) - Buatlah usaha maksimal tanpa mengkhawatirkan hasil, karena yang terpenting adalah upaya yang telah kita lakukan.

Kata-Kata Jowo Singkat Tapi Menginspirasi

Ilustrasi kata-kata bahasa Jawa
Ilustrasi kata-kata bahasa Jawa. (Photo by Harisnurtanio on Pixabay)

1. "Biso ngapusi awit ora rampung." (Bisa menumbuhkan usaha walaupun belum selesai.)

2. "Ora sembrono tegese ambruk." (Tidak ceroboh berarti tidak hancur.)

3. "Ora susah, ora rukun." (Tidak sulit, tidak harmonis.)

4. "Podo metune atine dewe." (Sama-sama merasakan sakit di hati.)

5. "Dudu paringono tuladha." (Bukan untuk ditiru tapi untuk dijadikan contoh.)

6. "Aja ngrasa podo, aja ngrasa apur." (Jangan merasa sama, jangan merasa berbeda.)

7. "Ora ketambah, ora kethendang." (Tidak bertambah, tidak berkurang pula.)

8. "Durung dirembug, ora kaya dirumbuhi." (Belum dipikirkan, belum ada perkembangan.)

9. "Biso mlaku dolanan, supaya ora den kaget banget." (Bisa jalan bermain, supaya tidak terkejut.)

10. "Asal kesah valek." (Asalkan hati senang.)

11. "Ora lambat tegese ora apamecepuri." (Tidak terlambat berarti tidak terkejar.)

12. "Sing nggawa bae dolan, sing nggawa sakdermo seneng." (Yang membuat saja bermain, yang membuat bersenang-senang.)

13. "Ora tuku, ora numpak." (Tidak membeli, tidak mendapatkan.)

14. "Ora ketiban asmane, ora ketiban rasanen." (Tidak tertimpa keberuntungan, tidak tertimpa malapetaka.)

15. "Kambing kudu diuruk, luwih kencang uripku." (Kambing harus diurus, lebih baik menjaga hidupku.)

16. "Ora cocog, ora kadung cocog." (Tidak cocok, tidak perlu dipaksakan.)

17. "Yo ngguyu karo dewe." (Ya melamun sendiri.)

18. "Nggawe hati manis, gak nggowo." (Membuat hati manis, tidak keras.)

19. "Rajin nggritik, durung bisa dijajalake." (Suka mengejek, belum bisa dicoba.)

20. "Bocah sing ora moco ora pinter, sing ora karo ora biasa." (Anak yang tidak membaca tidak akan cerdas, yang tidak berkawan tidak biasa.)

21. "Ora kekurangan, ora kesusahan, ora takon arep, ora tuladha." (Tidak kekurangan, tidak kesulitan, tidak bertanya, tidak mencontoh.)

22. "Kudu tanpa nyengkuyung jalaraku." (Harus berjalan sendiri tanpa bergantungan.)

23. "Dudu ojok karo ojok." (Bukan dengan melarang dengan melarang.)

24. "Ora mangan woh-wohan, koyo nang kringet wewehan." (Tidak makan dalam jumlah besar, seperti keringat karena lelah.)

25. "Ora usa tiwas ing wrana wiji." (Tidak perlu takut berbeda.)

26. "Sapa takon, sapa ndeleng, sapa nglirik pitulungan." (Siapa bertanya, siapa melihat, siapa mencuri bantuan.)

27. "Tanpa monyet, ora ono ketapang." (Tanpa monyet, tidak ada pohon ketapang.)

28. "Sopo sedelo sedeling ping foil." (Siapa yang merangkak sejauh satu kaki.)

29. "Ati kudal sukolilo." (Hati macam sapi yang dicukur.)

30. "Ati wanci agan-agan, rasa tanggung jawabe." (Hati seperti semangka, rasa tanggung jawab muncul.)

31. "Mring pangan lungguh, siring budi bahasa." (Lebih baik kelaparan daripada ketinggalan budaya.)

32. "Penganten anyar, bade padha ngelanglang." (Setiap orang baru, pasti akan mengalami tantangan.)

33. "Cilik-ceker, goreng nang tengah." (Walau kecil dan tak diperhatikan, tetap berani dan percaya diri.)

34. "Sukur dhuwur, turun dhuwur." (Bersyukurlah saat sedang di atas, agar juga bersedia saat berada di bawah.)

35. "Lurus ben panjang, ora ngedhang." (Yang lurus bukan hanya yang panjang, tetapi juga yang tak bengkok.)

36. "Langing pancer, sing malupaken." (Kehebatan ada pada diri sendiri, yang terlupakan adalah hati nurani.)

37. "Ulan-ulan mati, lawan kalametan." (Hidup hanya sekali, hadapi dengan perjuangan.)

38. "Becik ketitik, ombé persenan." (Tindakan kecil yang baik akan berbuah hasil yang besar.)

39. "Mangan sembrani, tak astaga dumugi." (Makanlah secukupnya agar hati tetap tenteram.)

40. "Limpung titipane sampeyan, pakenane kang bisa nyumbang niaté." (Jangan membagikan sisa-hidupmu, tapi bagikanlah niat baikmu.)

41. "Saben dalané tegesé tresna." (Setiap jalan memiliki arti cinta.)

42. "Bumi wanwa, ngingu wedi." (Hidup dengan bijaksana dan memperhatikan keberlanjutan.)

43. "Ngingu panjenengan, lumantar alam." (Perhatikan diri sendiri, kemudian perluas pada manusia lainnya.)

44. "Gumanti budi, tan kilat babaran." (Ungkapan rasa terima kasih tak harus menunggu saat yang tepat.)

45. "Tatadaning ati, supaya aji nglentung." (Berlapang hati agar kebaikan dapat meluap.)

Kata-Kata Jowo yang Cocok Jadi Renungan

Ilustrasi budaya, Jawa
Ilustrasi budaya, Jawa. (Photo by Fauzan on Unsplash)

1. "Urip iku budoyo, sagelon tansah bisa babat." (Hidup itu seni, perjalanan selalu bisa ditebang)

2. "Aja remeh-temeh, kewan-kowan gedhe loro." (Jangan meremehkan hal kecil, kawanan besar bisa terkuras habis)

3. "Laku iku persis tayub, kudu kasusahan ana kesenengen." (Perbuatan itu seperti tayub, harus ada kesan sedih dan senang)

4. "Urip iku ping sejati. Kudu gampang lan sederhana." (Hidup itu perjalanan yang sesungguhnya. Haruslah mudah dan sederhana)

5. "Ninggalke kanthi santoso, mringi kelakon kanthi sabar." (Tinggalkan dengan lapang dada, hadapi dengan kesabaran)

6. "Mangan dede tanpo nanging ulele watu." (Makan dede tanpa disertai keluhan)

7. "Gusti Allah iku njalari. Aku kudu tansah luwih madali." (Tuhan yang mengatur. Saya harus selalu lebih rendah diri)

8. "Bapak dumunung ora mangan dagem." (Orang tua yang bijak tidak jahat hati)

9. "Ora hada omong iku minta pemabuk, nanging soko tangane sejati." (Tidak sedikit berbicara itu tidak sombong, tetapi memperlihatkan kesungguhan hati)

10. "Dhuwur ati, tansah kapilih." (Hati yang tinggi, selalu memilih)

11. "Ngadeg padhang tanpa ngadeg lair." (Berpegang teguh pada prinsip tanpa mengganggu orang lain)

12. "Ora ibarat lelawan, utawa sesat pinggire, nggonmu tansah panjenengan padangijo." (Bukan bernasib malang atau tersesat di pinggiran, tetapi berusaha selalu memberi manfaat)

13. "Mung soko ngumandang, tiban tansah adoh lan naksir." (Hanya dari perilaku bisa diketahui keberhasilan dan keburukan)

14. "Nanging iku upama weruh toolen lan astuti nganti ilang kartanmu kendhel wingi." (Tapi itu seperti melihat penyu berenang dan kecerdikanmu hilang kemarin)

15. "Gumun sastra, ora lumrah asal, bagean treksi ing karya." (Membaca kesusastraan tidaklah wajar, tetapi bagian dari jalan cerita)

16. "Njadine marga utama? Urip tapi kudu sedikit." (Mau jadi orang penting? Hiduplah tapi jangan rakus)

17. "Anak lanang ngaji nganggo, anak wadon ngalur uyon." (Laki-laki harus belajar, perempuan harus bersabar)

18. "Kamlaw pitung dhewa wetan." (Tujuh perkara jahat ada di timur)

19. "Iki owah, tembung lan tata basa babagan sepisan." (Ini adalah seni kata, kata, dan tata bahasa)

20. "Musuh iku bisikan sawetara ati." (Musuh adalah bisik-bisik di hati)

21. "Titik awakmu akeh, titik pintermu ora adoh." (Banyak titik hitammu, sedikit kecerdasanmu)

22. "Dudu alon-alon waton poro balung." (Bukan hanya perlu modal fisik, tetapi juga pengalaman)

23. "Sing lair sing been wegah kang perlu pangan anak." (Yang lahir yang berselang tidak masalah, yang penting bisa memberi makan anak)

24. "Ora ono bisikan kathah-kathahke wong kaliyan lawang." (Tidak ada bisik-bisik di telinga orang yang dikunjungi)

25. "Kasebut mbok alas ana adhi-adhi." (Kata orang, di hutan ada adhi-adhi)

26. "Urip amarga karsaning Allah, lan karsaing manungsa." (Hidup karena kehendak Allah, dan kehendak manusia)

27. "Wedhuk seje ireng ingan serib santan." (Kejarlah anak ayam hitam, menangkap setan)

28. "Laras nembang ikhlas didandani." (Laras nyanyian yang ikhlas, dandani sekali)

29. "Raharjo podo Rama, patine Mbah Asta." (Raharjo adalah Rama, penasihatnya Mbah Asta)

30. "Mumpung panjenengan cedhak, apa kabar ning dhuwur?" (Selama Anda bisa bernapas, apa kabarnya di atas?)

31. "Awakmu wes dados ubrug, datengi loro lilo ninggalke loro loro." (Artinya: Jangan terlalu asyik dengan kesuksesanmu, datangi kesulitan sebelum kesulitan mendatangimu.)

32. "Dino lelakon ora bisa dadi jaminan tanggal lahir." (Artinya: Sehari-hari tidak dapat dijadikan jaminan umur panjang.)

33. "Ora karuan mengko ngontrak ati." (Artinya: Tidak jelas saat menyewa hati.)

34. "Jabang bayi udan kabeh melu, jabang bayi mung dieming." (Artinya: Semua orang melalui masa-masa sulit, hanya bayi yang diam.)

35. "Mulat sari ambrasta kanti pangastuti, mulat sari luwih gede kanti pangestu." (Artinya: Mulailah dengan rasa syukur dan kehormatan, bertumbuh dengan lebih besar dan lebih baik.)

36. "Kandel nganggo tampik dipun nelangsa, turun tanpa maang tampik dipun suka." (Artinya: Satu hari menangis dengan panci, satu hari bahagia tanpa panci.)

37. "Buah sing ada ing pipi ora duwe kulit." (Artinya: Buah yang ada pada pipi tidak memiliki kulit.)

38. "Sukur ala nyawa mung mampir nong jelma." (Artinya: Hidup ini hanya sementara.)

39. "Ora basa basi, dituturi gawe sakbenere utomo." (Artinya: Tidak perlu basa-basi, berbuat jadi nyata adalah prioritas.)

40. "Pasuryan iku mau, kang remuk mlebu dumadakan." (Artinya: Cahaya matahari sangat diinginkan, akan tetapi yang masuk malah retakan.)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya