Liputan6.com, Jakarta MRT Jakarta adalah sistem transportasi massal dalam upaya mengatasi kemacetan di ibu kota Indonesia. Dengan rute yang menghubungkan Lebak Bulus di selatan Jakarta dengan Bundaran HI di pusat kota, MRT Jakarta memberikan alternatif transportasi yang cepat, nyaman, dan efisien bagi penduduk Jakarta.
Diresmikan pada Maret 2019, MRT Jakarta telah menjadi salah satu sarana transportasi favorit bagi warga Jakarta dan pengunjung kota. MRT Jakarta menawarkan pengalaman perjalanan yang modern dan nyaman dengan menggunakan kereta bawah tanah yang dilengkapi dengan fasilitas canggih seperti AC, WiFi gratis, serta layanan informasi penumpang yang lengkap.
Advertisement
Baca Juga
Rute MRT Jakarta juga menghubungkan beberapa destinasi penting di Jakarta, termasuk stasiun MRT yang terletak dekat dengan pusat perbelanjaan, perkantoran, dan tempat-tempat wisata terkenal.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian MRT Jakarta, rute, dan cara membeli tiketnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/5/2024).
Pengertian MRT Jakarta
Dikutip dari laman resmi MRT Jakarta, MRTJ (Mass Rapid Transit Jakarta) adalah salahsatu moda transportasi cepat berbasis rel yang berada di daerah DKI Jakarta. Proses pembangunan moda transportasi ini dimulai tahun 2013. Jalur pertama layanan MRT Jakarta dioperasikan tanggal 24 Maret 2019, menjadikannya layanan moda raya terpadu pertama yang beroperasi di Indonesia.
Layanan MRT Jakarta dioperasikan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda), badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Jalur yang telah beroperasi saat ini merupakan jalur sepanjang 15,7 km yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Stasiun Bundaran HI.
Advertisement
Sejarah MRT Jakarta
Rencana pembangunan MRT di Jakarta sesungguhnya sudah dirintis sejak tahun 1985. Namun, saat itu proyek MRT belum dinyatakan sebagai proyek nasional. Pada tahun 2005, Presiden Republik Indonesia menegaskan bahwa proyek MRT Jakarta merupakan proyek nasional. Berangkat dari kejelasan tersebut, maka Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai bergerak dan saling berbagi tanggung jawab. Pencarian dana disambut oleh Pemerintah Jepang yang bersedia memberikan pinjaman.
Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Telah disetujui pula kesepakatan antara JBIC dan Pemerintah Indonesia, untuk menunjuk satu badan menjadi satu pintu pengorganisasian penyelesaian proyek MRT ini.
JBIC kemudian melakukan merger dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-2009, tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010, sementara pekerjaan konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014. Uji coba operasional rencananya dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak terpenuhi. Desain proyek pun dilakukan mulai tahun 2008-2009, tahap konstruksi dilakukan mulai Oktober 2013, dan dicanangkan selesai pada 2018.
Proyek MRT Jakarta dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang ± 16 kilometer dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun berikut 1 Depo. Untuk meminimalisir dampak pembangunan fisik Fase I, selain menggandeng konsultan manajemen lalu lintas, PT MRT Jakarta juga memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
Pembangunan jalur MRT Fase I akan menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Kemudian, pada Maret 2019 MRT Jakarta diresmikan.
Rute MRT Jakarta
MRT Jakarta telah melayani rute Bundaran HI – Lebak Bulus dan sebaliknya dengan 13 stasiun pemberhentian yaitu Bundaran HI – Dukuh Atas BNI – Setiabudi Astra – Bendungan Hilir – Istora Mandiri – Senayan – Asean – Blok M – Blok A – Haji Nawi – Cipete Raya – Fatmawati – Lebak bulus Grab dan sebaliknya.
Perlu diketahui bahwa pembayaran MRT Jakarta menggunakan kartu dari bank-bank yang telah berkerja sama dengan MRTJ seperti Brizzi, Flazz, Tapcash, Jakcard atau Jak Lingko dan e-money. Atau bisa juga melakukan pembayaran dengan QR Qode melalui aplikasi MRT J seperti AstraPay, i.Saku, dan blu. Serta pembayaran dengan kartu Jelajah dan JakLingko.
Advertisement
Cara Membeli Tiket MRT Jakarta
Calon penumpang MRT Jakarta bisa membeli tiket secara online melalui aplikasi MRT-J maupun offline di stasiun-stasiun MRT. Simak langkah-langkahnya di bawah ini.
1. Cara Beli Tiket MRT Jakarta Secara Online
- Unduh aplikasi MRT Jakarta di PlayStore atau AppStore.
- Kemudian, buka aplikasi MRT Jakarta, lalu daftar atau masuk akun.
- Setelah itu, pilih menu 'Tiket' pada halaman awal, kemudian klik 'Beli Tiket'.
- Berikutnya, pilih lokasi stasiun MRT keberangkatan dan lokasi MRT tujuan.
- Lalu, klik 'Beli Tiket' dan lakukan pembayaran tiket sesuai metode pilihan.
- Tiket MRT Jakarta berhasil dibeli dan dapat digunakan.
2. Cara Beli Tiket MRT Jakarta Secara Offline
- Kunjungi stasiun MRT Jakarta yang ingin kmu tuju.
- Datangi loket pembelian tiket MRT Jakarta.
- Kemudian, sampaikan kepada petugas terkait stasiun tujuan.
- Pembeli melakukan pembayaran menggunakan e-money (Flazz BCA, e-money Mandiri, TapCash BNI, dan Brizz BRI) dan kartu multi trip. Kartu multi trip dapat dibeli di loket tiket.
- Setelah itu, tap kartu di pintu masuk stasiun.
- Begitu sampai di stasiun tujuan, tap kembali kartu di pintu keluar stasiun MRT Jakarta.