Bayi Belut Selundupan Seberat 109 Kg Disita, Harganya Capai Rp 8 Miliar

Pihak berwenang Kanada menyita bayi belut selundupan seberat 109 kilogram senilai miliaran rupiah.

oleh Arini Nuranisa diperbarui 05 Jun 2024, 09:55 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 09:55 WIB
Aneh, Bayi Belut Berlendir Ini Malah Jadi Makanan Termahal di Spanyol
Sumber foto: Zarateman/Wikimedia Commons

Liputan6.com, Jakarta Bayi belut punya tubuh yang berlendir dan licin, tetapi nilainya lebih dari yang Anda bayangkan. Karena nilainya yang fantastis, ada oknum yang mencoba untuk menyelundupkannya. Bahkan Kanada, tempat terindah di dunia, pun tidak kebal terhadap penyelundupan.

Seperti yang terjadi belum lama ini. Dilansir Liputan6.com dari Oddee, Rabu (5/6/2024), Badan perbatasan Kanada serta otoritas perikanan dan satwa liar baru-baru ini menghentikan pengiriman bayi belut secara ilegal.

Hasil tangkapannya juga lumayan besar. Bayi belut – atau elvers, demikian sebutannya – memiliki berat total 240 pon atau sekitar 109 kilogram. Dijual di pasar gelap, harganya mencapai setengah juta dolar atau Rp8,1 miliar.

Badan pengawas perbatasan Kanada telah mulai menindak keras penyelundup belut pada tahun ini, dan hal ini memiliki alasan yang bagus. Pada 2023, badan perbatasan mempermalukan diri mereka sendiri dengan menyatakan bahwa mereka tidak menemukan bukti pengiriman belut ilegal, meskipun ada tanda-tanda perburuan yang jelas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Operasi Terkoordinasi

Bayi Belut Selundupan Seberat 109 Kg Disita Pihak Berwenang, Nilainya Fantastis
Pihak berwenang Kanada menyita bayi belut selundupan seberat 109 kilogram. (sumber: Oddee)

Penyitaan bayi belut terjadi di Bandara Internasional Toronto Pearson pada 15 Mei lalu, menurut Fisheries and Oceans Canada (DFO). Hal ini terjadi sebagai bagian dari apa yang disebut DFO sebagai "operasi terkoordinasi" antara Badan Intelijen Perikanan Nasional DFO dan Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA).

Bersama-sama, DFO dan CBSA mengidentifikasi kiriman mencurigakan yang dijadwalkan untuk terbang ke lokasi yang tidak diketahui. DFO hanya mengatakan bahwa itu akan dikirim ke luar negeri.

Di dalam kotak, pihak berwenang menemukan tas berisi bayi belut. Secara keseluruhan, belut tersebut memiliki berat sekitar 240 pon. Mengingat satu pon elver dapat mencakup antara 2.000 hingga 4.000 bayi belut, itu berarti jumlah yang cukup banyak.

Harganya juga mahal, karena belut diperkirakan akan dijual seharga $400.000-$500.000 (Rp6,5 miliar-Rp8,1 miliar) di pasar gelap. DFO menyatakan bahwa penyelidikan terhadap pengiriman belut sedang dilakukan, namun belum ada penangkapan dalam kasus khusus ini.


Enak tapi sulit bertani

Aneh, Bayi Belut Berlendir Ini Malah Jadi Makanan Termahal di Spanyol
Dunia kuliner memang selalu berusaha memberikan cita rasa olahan baru, salah satunya adalah olahan bayi belut atau angulas.

Apa yang membuat bayi belut begitu mahal? Hal ini dikarenakan mereka adalah makanan lezat dan siklus hidup belut yang sangat rumit sehingga hampir mustahil untuk berkembang biak di penangkaran.

Pertama-tama, status kuliner bayi belut telah meroket (relatif) dalam sejarah baru-baru ini. Untuk waktu yang lama, mereka dianggap hanya cocok untuk umpan ikan.

Namun, di banyak tempat di dunia, orang-orang telah menemukan kembali betapa nikmatnya rasa belut. Saking enaknya, mereka rela membayar sekitar $100 (Rp1,6 juta) untuk sepiring kecil bayi belut. Tergantung pada lokasinya, harga kaviar elvers bisa lebih mahal daripada kaviar beluga asli.

Meskipun belut tersebut tidak dimakan saat masih bayi, mereka tetap berharga untuk tumbuh menjadi belut dewasa. Belut melewati siklus hidup yang kompleks dengan lima fase berbeda, di mana mereka berzig-zag antara laut terbuka dan sungai air tawar.


Perburuan belut

Cara Budidaya Belut
Cara Budidaya Belut (iStockphoto)

Belut baru bisa menghasilkan bayi pada fase terakhir, dan mereka harus keluar ke laut untuk melakukannya. Anda tidak bisa beternak belut di kolam – mereka tidak berminat untuk membuat bayi.

Jadi, peternakan belut mengandalkan penangkapan bayi belut yang berenang dari laut ke sungai. Menangkap mereka adalah bisnis yang sah dan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

Tentu saja, para pemburu liar tidak peduli atau berteriak tentang keberlanjutan atau pembatasan. Mereka menangkap belut tanpa peduli dan menjualnya ke peternak belut yang tidak dikenal, menghasilkan banyak uang dalam prosesnya.

Akibatnya, beberapa spesies belut – seperti belut Amerika dan Eropa – kini terancam. Lagi pula, mereka tidak bisa menghasilkan generasi berikutnya ketika semua bayinya diambil

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya