7 Tips Melupakan Bayangan Masa Lalu yang Bikin Trauma dan Mengganggu, Yuk Move On!

Dengan menerapkan kalimat positif, kamu dapat mengubah cara pandangmu terhadap pengalaman buruk yang telah kamu alami.

oleh Miranti diperbarui 27 Sep 2024, 20:12 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2024, 20:12 WIB
Ilustrasi sabar, ikhlas, tenang, diri sendiri
Ilustrasi sabar, ikhlas, tenang, diri sendiri. (Photo By Benzoix on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Pengalaman buruk yang dialami setiap individu dalam hidupnya dapat meninggalkan bekas emosional yang mendalam. Emosi negatif bisa muncul kembali dan mengganggu pikiran saat mengingat kembali pengalaman tersebut.

Jika ada hal yang belum diselesaikan secara emosional di masa lalu seperti konflik yang belum terpecahkan, penyesalan, atau kesalahan yang belum dimaafkan, hal-hal tersebut dapat terus menghantuimu. Selain itu, perasaan bersalah atau penyesalan atas tindakan atau keputusan di masa lalu juga dapat mengganggu pikiran dan membuatmu merasa terbebani. Sulitnya menerima atau memaafkan diri sendiri atau orang lain atas kesalahan di masa lalu juga bisa membuatmu terjebak dalam bayangan tersebut.

Semua hal ini dapat mengganggu pikiran dan menghambat kemajuan hidup ke depan. Lalu, apa yang harus dilakukan agar bisa melupakan bayangan masa lalu yang mengganggu? Berikut tujuh metode move on dari trauma masa lalu yang mengganggu sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (27/9/2024).

1. . Tak Perlu Melibatkan Emosi

5 Cara Move On dari Bayangan Masa Lalu yang Mengganggu
Sumber gambar ini adalah Pexels.com/Liza Summer.

Meskipun tidak mungkin untuk menghilangkan ingatan buruk dari otak, kamu dapat mengurangi keterlibatan emosi yang muncul sebagai salah satu cara agar tak lagi merasakan cemas atau takut seperti sebelumnya. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti teknik mindfulness atau pengalihan perhatian pada hal-hal positif.

Selain itu, kamu bisa melatih diri untuk mengelola stres dan emosi secara sehat dapat membantu mengurangi keterlibatan emosi terhadap pengalaman buruk di masa lalu. Teknik pernapasan, meditasi, atau aktivitas fisik dapat membantu meredakan emosi yang muncul.

2. Terapkan Self-Talk Positif

Ilustrasi diri sendiri, validasi diri, tenang, ikhlas, rela
Ilustrasi diri sendiri, validasi diri, tenang, ikhlas, rela. (Image by 8photo on Freepik)

Menerapkan kalimat positif atas hal-hal yang telah terjadi pada diri kamu dapat membantu mengubah cara kamu memandang pengalaman buruk tersebut. Misalnya, mengucapkan kalimat seperti "Saya beruntung bisa menemukan jalan baru yang lebih baik dalam hidupku" dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pengalaman buruk.

Melalui positive self-talk, kamu dapat melatih diri untuk melihat segala peristiwa dari sudut pandang positif. Misalnya, ketika peristiwa buruk terjadi karena kesalahanmu, melakukan positive self-talk akan membantumu untuk mengambil sisi positif dari peristiwa tersebut. Ini dapat membantu kamu belajar untuk menerima kesalahan dan memaafkan diri, serta melihatnya sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.

3. Terapkan Teknik Mindfulness

Ilustrasi tenang, kalem, diri sendiri
Ilustrasi tenang, kalem, diri sendiri. (Photo by Brooke Cagle on Unsplash)

Teknik mindfulness yang penuh kesadaran dapat membantu mengalihkan pikiran sepenuhnya kepada pengalaman yang tengah dialami. Dengan fokus pada pengalaman saat ini, kamu dapat mengurangi pemikiran negatif yang terkait dengan masa lalu. Mulailah dengan fokus pada pengalaman saat ini tanpa terpengaruh oleh pikiran tentang masa lalu atau masa depan. Sadari apa yang sedang terjadi di sekitarmu, termasuk pikiran, emosi, dan sensasi fisik yang muncul.

Praktikkan teknik pernapasan mindfulness untuk membantu menenangkan pikiran dan tubuh. Tarik napas perlahan dan dalam melalui hidung, rasakan pernapasan masuk dan keluar dari tubuh dengan penuh kesadaran. Luangkan waktu untuk meditasi mindfulness, di mana kamu fokus pada pernapasan atau pada pengalaman saat ini tanpa menilai atau mengevaluasi. Meditasi ini dapat dilakukan di mana pun, baik di rumah, kantor, atau di tempat meditasi.

Gunakan indra kamu dengan penuh kesadaran, seperti mendengarkan suara-suara di sekitarmu atau merasakan sensasi fisik tubuhmu. Hal tersebut membantumu tetap terhubung dengan pengalaman saat ini. Cobalah untuk menerapkan mindfulness dalam aktivitas sehari-hari, seperti saat makan, berjalan, atau membersihkan. Fokuskan perhatian pada aktivitas tersebut dengan penuh kesadaran.

4. Menerima dan Menjadikannya Pelajaran Berharga

Menenangkan Diri saat Marah
Ilustrasi Menenangkan Diri saat Marah Credit: pexels.com/Kinga

Menerima kenyataan dan mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu dapat membantu dalam proses move on. Luangkan waktu untuk merenungkan pengalamanmu secara mendalam. Tinjau apa yang terjadi, bagaimana kamu meresponsnya, dan apa yang dapat dipelajari dari situasi tersebut. Identifikasi kekuatan dan kelemahanmu dalam menghadapi situasi tersebut.

Izinkan dirimu merasakan dan mengakui emosi yang muncul akibat pengalaman tersebut. Jangan menekan atau mengabaikan emosi tersebut, tetapi juga hindari terjebak dalam emosi negatif yang berkepanjangan. Dengan menerima emosi, kamu dapat memahami reaksimu dan belajar bagaimana mengelolanya dengan lebih baik di masa depan.

Cobalah melihat pengalaman dari sudut pandang yang berbeda. Tanyakan pada diri sendiri apa yang dapat kamu pelajari dari situasi tersebut, bagaimana pengalaman tersebut dapat membantumu tumbuh dan berkembang, serta apa yang dapat kamu lakukan secara berbeda di masa depan.

Berdasarkan pembelajaran yang kamu peroleh, tentukan langkah-langkah konkret yang dapat kamu ambil untuk menghindari kesalahan yang sama atau meningkatkan dirimu di masa depan. Buat rencana tindakan yang jelas dan terukur untuk menerapkan pembelajaran tersebut.

Manfaatkan sumber daya yang ada, seperti buku, artikel, atau konselor, untuk mendapatkan wawasan tambahan dan perspektif yang berbeda. Belajar dari pengalaman orang lain dapat membantumu memperluas pemahaman dan mengambil pembelajaran yang lebih luas.

Terakhir, terapkan pembelajaran yang kamu peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan pembelajaran tersebut sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan pribadimu. Ingatlah bahwa pembelajaran adalah proses yang berkelanjutan, dan setiap pengalaman dapat menjadi kesempatan untuk tumbuh dan belajar lebih banyak.

5. Mencari Dukungan

Ilustrasi diam, tenang, kalem, diri sendiri, berpikir
Ilustrasi diam, tenang, kalem, diri sendiri, berpikir. (Photo by Andrea Piacquadio from Pexels)

Cari seseorang yang dapat kamu percaya dan ajak berbicara tentang pengalaman buruk yang kamu alami. Berbagi cerita dan emosi dengan orang terdekat dapat membantu meredakan beban pikiran dan emosi yang terkait dengan masa lalu. Selain itu, bergabung dengan kelompok atau komunitas yang memiliki pengalaman serupa dapat memberikan rasa pemahaman dan dukungan yang kuat.

Jika pengalaman buruk yang kamu alami sangat mempengaruhi kesehatan mental dan emosionalmu, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang terapis atau psikolog. Mereka dapat membantumu mengeksplorasi dan mengatasi pikiran dan emosi yang terkait dengan masa lalu. 

6. Ciptakan Kenangan Baru

Ilustrasi merenung, berpikir, diri sendiri, tenang, kalem
Ilustrasi merenung, berpikir, diri sendiri, tenang, kalem. (Photo by Erwann Letue on Unsplash)

Mengganti kenangan lama dengan pengalaman baru yang positif dapat membantu mengalihkan fokus dari masa lalu. Cobalah kegiatan baru, bepergian, atau menjalin hubungan baru. Kenangan baru yang positif dapat memperkaya hidupmu dan mengurangi dampak bayangan masa lalu yang mengganggu. 

7. Tetapkan Batasan

santai kalem tenang tersenyum damai baik hati bunga bahagia
ilustrasi perempuan cantik/Photo by Sơn Ngọc/Pexels

Jika masa lalu terkait dengan hubungan atau situasi tertentu, penting untuk menetapkan batasan. Ini bisa berarti menjauh dari orang-orang atau lingkungan yang mengingatkanmu pada pengalaman tersebut. Dengan membatasi interaksi dengan hal-hal yang mengganggu, kamu memberikan dirimu ruang untuk sembuh dan melanjutkan hidup. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya