7 Bahaya Cedera Kepala Jika Alami Benturan, Bisa Sebabkan Kematian

Cedera kepala dapat terjadi dalam bentuk yang terbuka, di mana benturan atau tekanan menyebabkan tengkorak pecah atau menembus ke dalam jaringan otak.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 19 Jul 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 18:45 WIB
Mengalami Cedera Kepala
Ilustrasi Mengalami Cedera Kepala Credit: pexels.com/Anna

Liputan6.com, Jakarta Cedera kepala merupakan kondisi serius yang dapat menyebabkan kerusakan atau trauma pada bagian kepala, termasuk tengkorak, otak dan jaringan sekitarnya. Cedera ini biasanya disebabkan oleh benturan, kecelakaan, atau tekanan fisik. Tingkat keparahan dan bahaya cedera kepala dapat bervariasi, mulai dari ringan seperti memar atau gegar otak, hingga berat seperti trauma kraniokerebral yang dapat mengancam nyawa.

Bahaya cedera kepala juga tergantung pada tingkat keparahannya. Dalam kategori ringan seperti memar atau gegar otak mungkin tidak terlalu berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, cedera kepala berat seperti trauma kraniokerebral dapat mengancam nyawa. Trauma kraniokerebral menyebabkan kerusakan pada otak dan jaringan kepala, yang dapat berdampak serius terhadap kehidupan sehari-hari seseorang.

Gejala cedera kepala dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Gejala yang umum dapat mencakup pusing, kehilangan kesadaran, mual, muntah, kesulitan berkonsentrasi, gangguan penglihatan, dan perubahan suasana hati. Jika mengalami gejala-gejala ini setelah mengalami cedera kepala, penting untuk segera mencari bantuan medis. Berikut ini bahaya cedera kepala dan jenis-jenisnya yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/7/2024). 

Cedera Kepala dan Gejalanya

Contoh ilustrasi cedera kepala
Cedera kepala juga dapat mengurangi IQ. (Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska)

Cedera kepala mencakup berbagai jenis cedera yang dapat terjadi pada area kepala, mulai dari kulit kepala, tengkorak, hingga otak. Karena potensi cedera kepala untuk menimbulkan komplikasi serius atau fatal, sangat penting untuk segera mendapatkan evaluasi medis setelah terjadinya cedera.

Penanganan yang tepat dan cepat dapat mencegah dampak jangka panjang dan meminimalkan risiko komplikasi. Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya menjadi cedera kepala ringan, sedang, dan berat. Berbagai faktor dapat menyebabkan cedera kepala, dengan penyebab yang paling umum meliputi kecelakaan lalu lintas, kegiatan olahraga, jatuh, benturan dan kekerasan fisik.

Cedera kepala ringan atau gegar otak ringan dapat menimbulkan berbagai gejala yang mungkin muncul segera setelah terjadinya cedera, atau beberapa saat hingga beberapa hari kemudian. Gejala-gejala tersebut meliputi:

  1. Rasa tidak nyaman di perut yang bisa diikuti dengan muntah. Ini sering terjadi sebagai respons tubuh terhadap gegar otak ringan.
  2. Rasa pusing atau sakit kepala yang tidak terlalu berat namun cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.
  3. Kesulitan dalam melihat dengan jelas atau penglihatan yang tampak kabur dan tidak fokus, yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas visual normal.
  4. Kesulitan dalam berkonsentrasi atau perasaan kebingungan yang mengganggu pemahaman dan respons terhadap lingkungan sekitar.
  5. Kondisi di mana seseorang tampak tidak fokus atau tampak seperti kehilangan perhatian dari apa yang terjadi di sekitarnya.
  6. Perubahan suasana hati yang signifikan, seperti menjadi mudah tersinggung, marah, atau kesal tanpa alasan yang jelas.
  7. Kesulitan tidur, tidur lebih lama dari biasanya, atau perubahan lain dalam pola tidur yang menunjukkan gangguan pada ritme tidur.
  8. Sensasi berdenging atau bunyi di telinga yang bisa mengganggu pendengaran dan kesejahteraan umum.
  9. Rasa kelelahan yang tidak biasa atau kelemahan yang dapat mengganggu kemampuan untuk beraktivitas secara normal.
  10. Kesulitan dalam menjaga keseimbangan tubuh yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk berdiri atau berjalan dengan stabil.

Bahaya Cedera Kepala

Wanita sakit kepala
Ilustrasi seorang wanita sakit kepala.(Unsplash)

Cedera kepala adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian serius dan penanganan segera, karena dapat membawa risiko yang sangat besar bagi kesehatan dan keselamatan. Cedera ini mencakup segala bentuk trauma yang terjadi pada area kepala, mulai dari kulit kepala dan tengkorak hingga struktur otak itu sendiri.

Penting untuk memahami berbagai bahaya yang mungkin timbul akibat cedera kepala agar dapat mengambil tindakan yang tepat dan efektif. Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai bahaya yang terkait dengan cedera kepala:

1. Kerusakan Otak

Salah satu bahaya utama dari cedera kepala adalah kemungkinan kerusakan pada jaringan otak. Trauma pada kepala dapat menyebabkan memar pada otak, pendarahan internal, atau pembengkakan, yang mengarah pada gangguan fungsi otak.

Kerusakan ini dapat memengaruhi berbagai aspek fungsi kognitif, motorik, dan emosional, seperti kehilangan memori, kesulitan berbicara, perubahan perilaku, dan kesulitan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dampak kerusakan otak bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada tingkat keparahan cedera.

2. Pendarahan Internal

Bahaya cedera kepala juga dapat mengakibatkan pendarahan di dalam tengkorak, yang dapat terjadi dalam bentuk pendarahan subdural, epidural, atau subaraknoid. Pendarahan ini berpotensi meningkatkan tekanan di dalam tengkorak, yang dapat menekan otak dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Kondisi ini sering kali merupakan situasi darurat yang memerlukan tindakan medis segera, seperti pembedahan, untuk mengurangi tekanan dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

3. Gegar Otak

Gegar otak merupakan bentuk cedera kepala ringan yang dapat mempengaruhi fungsi otak secara sementara. Meskipun mungkin tampak tidak terlalu serius pada awalnya, gegar otak dapat menyebabkan gejala jangka panjang seperti gangguan memori, kesulitan konsentrasi, dan perubahan suasana hati. Jika cedera kepala berulang kali terjadi, risiko efek jangka panjang seperti gangguan neurodegeneratif, termasuk chronic traumatic encephalopathy (CTE), dapat meningkat.

4. Komplikasi Jangka Panjang

Cedera kepala dapat menyebabkan berbagai komplikasi jangka panjang, yang memengaruhi kualitas hidup seseorang. Komplikasi ini dapat mencakup gangguan kognitif seperti kesulitan berpikir dan memori, masalah emosional seperti depresi dan kecemasan, serta gangguan tidur dan ketidakmampuan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Beberapa kondisi neurologis kronis mungkin memerlukan perawatan berkelanjutan dan dukungan medis untuk mengelola gejala.

5. Risiko Kematian

Cedera kepala yang parah atau berat dapat menimbulkan risiko kematian. Trauma serius pada otak atau pendarahan yang luas dapat mengancam nyawa, jika tidak diobati dengan cepat dan efektif. Dalam kasus seperti ini, penanganan medis segera sangat penting untuk mencegah komplikasi fatal dan memastikan pemulihan yang optimal.

6. Gangguan Fisik dan Mental

Bahaya cedera kepala dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan mental seseorang. Gangguan seperti kesulitan dalam keseimbangan dan koordinasi, serta masalah dalam berpikir dan berfungsi secara umum, dapat sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Selain itu, perubahan emosional dan perilaku juga mungkin terjadi, mempengaruhi hubungan sosial dan kesejahteraan mental.

7. Dampak Psikologis

Bahaya cedera kepala tidak hanya memengaruhi aspek fisik, tetapi juga dapat menimbulkan dampak psikologis yang signifikan. Kondisi seperti kecemasan, depresi, dan stres pasca-trauma bisa muncul setelah mengalami cedera kepala, memerlukan perhatian dan dukungan psikologis untuk membantu pemulihan secara menyeluruh.

Jenis-Jenis Trauma Kepala

Ilustrasi sakit kepala
Anemia dapat ditandai dengan sakit kepala. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Cedera kepala mencakup berbagai jenis trauma yang dapat memengaruhi berbagai bagian kepala, mulai dari kulit kepala dan tengkorak hingga otak itu sendiri. Jenis cedera ini bisa bervariasi dalam tingkat keparahannya, mulai dari yang ringan hingga yang sangat serius dan memerlukan penanganan medis segera. Cedera kepala dapat terjadi akibat berbagai sebab, termasuk kecelakaan lalu lintas, olahraga, jatuh, benturan dan kekerasan fisik.

Berikut ini jenis-jenis trauma kepala yang mungkin terjadi:

1. Concussion (Gegar Otak)

Concussion atau gegar otak merupakan jenis trauma kepala yang relatif ringan, namun cukup umum terjadi. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh hentakan atau benturan pada kepala yang cukup keras, yang dapat menyebabkan otak bergetar di dalam tengkorak.

Proses ini dapat mengubah keseimbangan kimiawi di otak atau merusak sel-sel saraf, meskipun tidak selalu disertai dengan cedera struktural yang terlihat. Gejala gegar otak sering meliputi pusing, mual, sakit kepala, gangguan memori dan hilang kesadaran untuk waktu yang singkat. Meskipun umumnya tidak fatal, gegar otak memerlukan perhatian medis untuk menghindari komplikasi lebih lanjut dan memastikan pemulihan yang memadai.

2. Intracranial Hematoma (ICH)

Intracranial hematoma adalah kondisi di mana terjadi pengumpulan darah di dalam, atau di sekitar otak akibat trauma kepala. Tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya, ICH dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

  1. Epidural Hematoma: Ini adalah gumpalan darah yang terbentuk di bawah tengkorak namun di atas lapisan dura mater, lapisan pelindung luar otak. Kondisi ini sering disebabkan oleh cedera yang mengakibatkan robeknya pembuluh darah di area tersebut.
  2. Subdural Hematoma: Terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bawah dura mater, tetapi di luar otak. Jenis hematoma ini sering kali hasil dari benturan yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di area ini, dan bisa memerlukan waktu untuk muncul setelah cedera.
  3. Contusion atau Intracerebral Hematoma: Ini adalah memar pada jaringan otak yang disertai dengan perdarahan dan pembengkakan di area yang terkena dampak langsung dari benturan. Hematoma ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan otak dan memerlukan penanganan cepat.

3. Fraktur Tengkorak

Fraktur tengkorak terjadi ketika tulang tengkorak mengalami patah akibat benturan keras. Ada beberapa jenis fraktur tengkorak yang perlu diperhatikan:

  1. Fraktur Linear: Patah tulang tengkorak yang tidak menyebabkan pergeseran tulang, biasanya terlihat sebagai garis retakan pada tengkorak. Fraktur ini seringkali tidak menimbulkan komplikasi serius jika tidak disertai dengan cedera lain.
  2. Depressed Fracture: Fraktur di mana bagian tengkorak menjadi cekung atau tertekan ke dalam akibat benturan yang kuat. Kondisi ini bisa menekan jaringan otak dan memerlukan intervensi medis segera.
  3. Fraktur Diastatik: Patah tulang yang terjadi pada garis jahitan tengkorak, di mana tulang tengkorak menyatu pada masa kanak-kanak. Fraktur ini lebih umum terjadi pada anak-anak dan memerlukan perhatian khusus untuk mencegah komplikasi.
  4. Fraktur Basilar: Ini adalah patah tulang yang terjadi di dasar tengkorak. Fraktur jenis ini sering kali berhubungan dengan cedera berat dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur penting di dasar tengkorak.

4. Perdarahan Subarachnoid

Perdarahan subarachnoid adalah kondisi di mana terjadi pendarahan ke dalam ruang cairan serebrospinal, yang terletak di antara otak dan lapisan-lapisan pelindungnya. Jenis trauma ini sering kali berkaitan dengan cedera berat, seperti contusion atau subdural hematoma dan dapat menyebabkan gangguan neurologis serius serta memerlukan penanganan medis segera.

5. Cedera Aksonal Difus

Cedera aksonal difus adalah jenis trauma kepala yang terjadi akibat goncangan otak bolak-balik, seperti yang mungkin terjadi pada kecelakaan mobil, jatuh dari ketinggian, atau sindrom shaken baby. Cedera ini melibatkan kerusakan pada akson, serabut saraf yang menghubungkan sel-sel otak, dan dapat menyebabkan gangguan kesadaran yang parah atau koma. Cedera ini sering kali membutuhkan perawatan intensif dan pemantauan jangka panjang, untuk memastikan pemulihan yang optimal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya