Liputan6.com, Jakarta Jika kondisi ini terjadi pada seseorang, perlu penanganan khusu dengan segera. Sebab jika tidak mendapatkan penanganan segera, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan kognitif dan kelumpuhan.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Perdarahan otak adalah jenis stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah arteri di dalam otak, yang mengakibatkan perdarahan lokal dan kerusakan sel-sel otak. salah satu penyebab pendarahan otak antara lain adalah tekanan darah tinggi.
Gejala perdarahan otak dapat bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat keparahan perdarahan. Penting untuk ditekankan bahwa setiap gejala perdarahan otak harus dianggap sebagai keadaan darurat, dan memanggil ambulans atau pergi ke unit gawat darurat adalah langkah yang penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan segera.
Untuk memahami lebih dalam mengenai pendarahan otak dan penanganannya, berikut penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (7/7/2023).
Jenis-Jenis Pendarahan Otak
Berdasarkan lokasi terjadinya pendarahan, pendarahan otak dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain sebagai berikut:
1. Pendarahan Otak Intraserebral
Pendarahan otak intraserebral terjadi di dalam jaringan otak itu sendiri. Jenis pendarahan ini dapat menyebabkan pembengkakan otak dan gangguan fungsi otak. Ketika pembuluh darah di otak pecah, darah merembes ke dalam jaringan otak, yang dapat menghasilkan kerusakan pada sel-sel otak di sekitarnya.
2. Pendarahan Otak Subarachnoid
Pendarahan otak subarachnoid terjadi di bawah membran atau selaput pelindung otak. pendarahan ini seringkali disebabkan oleh pecahnya aneurisma, yaitu pembuluh darah yang melebar dan melemah. Selain itu, cedera kepala dan gangguan pembekuan darah juga dapat menjadi pemicu pendarahan subarachnoid. pendarahan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial dan mengganggu aliran normal cairan serebrospinal di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
3. Pendarahan Otak Subdural
Pendarahan otak subdural terjadi di antara lapisan selaput pelindung otak, yaitu duramater (selaput keras luar) dan arachnoid (selaput tengah). Biasanya, pendarahan subdural terjadi sebagai akibat dari cedera kepala yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah di antara lapisan tersebut. Pada beberapa kasus, pendarahan subdural dapat berkembang secara perlahan dan gejalanya mungkin tidak segera terlihat.
4. Pendarahan Otak Epidural
Pendarahan otak epidural terjadi di antara lapisan tulang tengkorak dan duramater, yaitu lapisan pelindung otak yang paling luar. Biasanya, pendarahan epidural disebabkan oleh cedera kepala yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah arteri di area tersebut. pendarahan ini seringkali terjadi dengan cepat dan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang mendesak.
Â
Â
Advertisement
Gejala Pendarahan Otak
Gejala perdarahan otak dapat bervariasi tergantung pada lokasi, ukuran, dan tingkat keparahan perdarahan. Gejala umum meliputi sakit kepala parah, mual dan muntah, dan kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh. Di samping itu, masih ada gejala lain yang mungkin lebih parah, antara lain sebagai berikut:
1. Sakit kepala parah secara tiba-tiba
Perdarahan otak seringkali ditandai dengan sakit kepala yang sangat parah dan muncul secara mendadak. Sakit kepala ini seringkali lebih intens daripada jenis sakit kepala lainnya.
2. Mual dan muntah
Perdarahan otak dapat menyebabkan perubahan pada sistem pencernaan, yang menyebabkan mual dan muntah. Gejala ini seringkali tidak terkait dengan makanan dan tidak memberikan perasaan lega setelah muntah.
3. Kesulitan berbicara
Perdarahan otak dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berbicara dengan jelas dan lancar. Penderitanya mungkin mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan benar atau mengungkapkan pikiran secara koheren.
4. Kesulitan menulis dan membaca
Pendarahan otak juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam menulis dan membaca. Penderitanya mungkin mengalami kesulitan dalam menulis kata-kata yang benar atau memahami teks tertulis.
5. Kesulitan menelan
Perdarahan otak dapat mengganggu fungsi otot yang terlibat dalam menelan. Ini dapat menyebabkan kesulitan dan ketidaknyamanan saat makan atau minum.
6. Gangguan penglihatan
Perdarahan otak dapat mempengaruhi penglihatan seseorang. Penderitanya mungkin mengalami penglihatan ganda, penglihatan kabur, atau bahkan kehilangan penglihatan sebagian atau total.
7. Gangguan keseimbangan dan koordinasi
Perdarahan otak dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang mengatur keseimbangan dan koordinasi tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penderitanya merasa tidak stabil, sulit berjalan, atau mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan yang presisi.
8. Penurunan kesadaran
Perdarahan otak yang parah dapat menyebabkan penurunan kesadaran, bahkan hingga koma. Penderitanya mungkin tidak responsif terhadap rangsangan eksternal dan tidak dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
9. Kejang
Perdarahan otak dapat memicu terjadinya kejang. Kejang adalah kontraksi otot yang tidak terkendali yang dapat menyebabkan kram, kehilangan kesadaran, atau gerakan tubuh yang tidak normal.
Penting untuk segera mencari bantuan medis jika seseorang mengalami gejala-gejala di atas, karena perdarahan otak memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan otak yang lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Penyebab Pendarahan Otak dan Faktor Risiko
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab pendarahan otak, salah satunya adalah tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, dan penggunaan obat terlarang. Di samping itu, ada beberapa faktor lainnya yang bisa menjadi penyebab pendarahan otak antara lain adalah sebagai berikut:
1. Cedera Kepala
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab perdarahan otak, terutama akibat kecelakaan atau jatuh dari ketinggian. Cedera kepala yang parah dapat merusak pembuluh darah di otak dan menyebabkan perdarahan.
2. Kelainan Pembuluh Darah
Arteriovenous malformations (AVM) adalah kelainan pembuluh darah di otak yang terdiri dari jaringan pembuluh darah yang tidak normal. AVM jarang menimbulkan gejala, tetapi bisa pecah dan menjadi penyebab perdarahan otak secara mendadak.
3. Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi kronis dapat melemahkan dinding pembuluh darah di otak seiring berjalannya waktu. Hal ini meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah dan terjadinya perdarahan otak.
4. Aneurisma
Aneurisma adalah penonjolan pembuluh darah yang lemah di dalam otak. Jika aneurisma pecah, kondisi tersebut bisa menjadi penyebab perdarahan otak dan berpotensi menyebabkan stroke.
5. Tumor Otak
Tumor otak adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak. Tumor yang tumbuh bisa memberikan tekanan pada pembuluh darah di otak, sehingga meningkatkan risiko perdarahan.
6. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah kondisi pengerasan pembuluh darah akibat penumpukan plak kolesterol di dinding pembuluh darah. Jika terjadi di pembuluh darah otak, aterosklerosis dapat menghambat aliran darah dan menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
7. Amyloid Angiopathy
Amyloid angiopathy adalah kelainan pada dinding pembuluh darah yang terjadi akibat penuaan dan hipertensi. Kelainan ini meningkatkan risiko perdarahan di jaringan otak.
Selain itu, terdapat faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko perdarahan otak, seperti penggunaan obat terlarang, penggunaan obat pengencer darah, usia lanjut, kebiasaan merokok, dan riwayat keluarga dengan riwayat perdarahan otak. Semua faktor ini dapat berkontribusi pada kerentanan seseorang terhadap perdarahan otak.
Advertisement
Pengobatan dan Penanganan Pendarahan Otak
Mencari bantuan medis dengan segera adalah langkah penting dalam pengobatan pendarahan otak, karena perdarahan otak memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan otak yang lebih lanjut dan mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Pengobatan dan penanganan pendarahan otak tentu perlu memperhatikan kondisi pasien. Untuk mengatasi meningkatkan tingkat kesembuhan, serta mengurangi  gejala, dan mencegah komplikasi, biasanya dokter akan mengambil langkah-langkah berikut:
1. Perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU)
Pasien perdarahan otak biasanya dirawat di ICU untuk pemantauan yang intensif. Selama perawatan ini, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengurangi penggumpalan darah, mengontrol tekanan darah, serta memasang kateter untuk memantau fungsi tubuh.
2. Tindakan operasi
Operasi mungkin diperlukan untuk menghilangkan penggumpalan darah dan mengurangi perdarahan di dalam otak. Jenis operasi yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi pasien, seperti craniotomy untuk mengangkat gumpalan darah atau mungkin diperlukan pemasangan shunt untuk mengalirkan kelebihan cairan dari otak.
3. Pengobatan pasca operasi
Setelah operasi, pasien mungkin akan diberikan obat-obatan untuk membantu pemulihan. Ini termasuk obat penenang, diuretik untuk mengurangi pembengkakan otak, obat antiepilepsi untuk mencegah kejang, dan obat antinyeri untuk mengurangi rasa sakit.
Selain tindakan medis di atas, pasien perdarahan otak juga akan menjalani rehabilitasi dan pemulihan yang meliputi terapi fisik, terapi wicara, dan terapi okupasi untuk memulihkan fungsi motorik, kognitif, dan komunikasi. Pengobatan pendarahan otak harus dilakukan dengan segera dan sesuai dengan arahan medis untuk meningkatkan prognosis dan meminimalkan risiko komplikasi. Setiap kasus perdarahan otak dapat berbeda, oleh karena itu penanganan yang tepat akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pasien.