Mengenal Cedera Otot dan Cara Mengatasinya, Ketahui Juga Penyebabnya

Cedera otot terjadi ketika otot menerima tekanan atau stres yang melebihi kemampuannya untuk beradaptasi atau pulih dengan cepat.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 01 Jul 2024, 19:20 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 19:20 WIB
Ilustrasi Cedera Otot
Ilustrasi Cedera Otot

Liputan6.com, Jakarta Cedera otot merupakan kondisi umum yang sering terjadi pada individu yang aktif secara fisik, terutama pada mereka yang terlibat dalam aktivitas berat dan olahraga intens. Para atlet adalah salah satu kelompok yang rentan mengalami cedera ini. Gejala utama yang sering dirasakan adalah nyeri yang signifikan di area yang terkena cedera, sering kali disertai dengan pembengkakan atau memar.

Cedera otot terjadi ketika otot menerima tekanan atau stres yang melebihi kemampuannya untuk beradaptasi atau pulih dengan cepat. Ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti latihan yang berlebihan, teknik yang salah, atau kurangnya pemanasan yang memadai sebelum beraktivitas.

Salah satu gejala yang sering dialami adalah sensasi seperti otot tertarik atau tertarik, yang dapat sangat mengganggu dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya jika tidak ditangani dengan segera dan secara tepat. Berikut ulasan lebih lanjut tentang cedera otot yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (1/6/2024).

Apa itu Cedera Otot?

Ilustrasi cedera saat olahraga, sepak bola
Ilustrasi cedera saat olahraga, sepak bola. (Photo Copyright by Freepik)

Cedera otot adalah kondisi yang terjadi ketika otot mengalami kerusakan atau trauma akibat tekanan atau stres berlebihan. Salah satu manifestasi umum dari cedera otot adalah kram otot, di mana otot mengalami kontraksi atau pengencangan yang kuat secara tiba-tiba. Hal ini sering disebabkan oleh aktivitas fisik berat atau gerakan yang berulang-ulang, seperti dalam olahraga atau pekerjaan fisik yang intens.

Kram otot dapat menyebabkan rasa sakit yang muncul secara mendadak dan biasanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit. Cedera otot dapat terjadi di berbagai bagian tubuh, tetapi yang paling umum terjadi adalah pada leher, punggung bagian bawah, dan otot hamstring (otot paha belakang).

Penting untuk menangani cedera otot dengan cepat dan tepat guna menghindari komplikasi yang lebih serius. Cedera otot yang tidak ditangani dengan baik dapat berisiko menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otot, yang dapat mempengaruhi fungsi dan kinerja tubuh secara keseluruhan.

Gejala Cedera Otot yang Perlu Diwaspadai

Cedera otot dapat menunjukkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Beberapa gejala umum yang sering dialami oleh penderita cedera otot adalah sebagai berikut.

1. Pembengkakan

Area yang mengalami cedera dapat membengkak karena penumpukan cairan di dalam jaringan otot yang rusak.

2. Rasa Sakit Tiba-tiba

Munculnya rasa sakit yang tiba-tiba dan sering kali intens pada bagian tubuh tertentu yang mengalami cedera. Rasa sakit ini bisa bertambah parah saat otot ditekan atau digerakkan.

3. Keterbatasan Gerak

Aktivitas fisik bisa terbatas karena otot yang cedera tidak dapat berfungsi secara normal atau terasa nyeri ketika digerakkan.

4. Kejang Otot

Kejang otot dapat terjadi sebagai respons terhadap cedera, di mana otot mengalami kontraksi yang tidak terkontrol dan bisa menyebabkan rasa sakit yang lebih parah.

5. Kelemahan Otot

Otot yang cedera sering kali terasa lemah atau tidak mampu menghasilkan kekuatan seperti biasanya.

6. Memar

Terjadinya memar pada area yang cedera, karena perdarahan kecil di bawah kulit akibat rusaknya pembuluh darah kecil di dalam otot.

Penyebab Cedera Otot

Jelaskan Perbedaan antara Jalan dan Lari dari Segi Risiko Cedera
Ilustrasi Berlari Credit: pexels.com/Orssey

Berikut beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan cedera otot.1. Latihan atau Olahraga Berlebihan

Peregangan otot yang melebihi kapasitas merupakan penyebab utama cedera otot. Hal ini sering terjadi pada atlet yang tidak memberikan cukup waktu bagi tubuh mereka untuk beristirahat dan pulih di antara sesi latihan. Gerakan berulang dalam beberapa jenis olahraga juga dapat meningkatkan risiko cedera otot.

2. Kurangnya Pemanasan dan Pendinginan

Tahapan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya sangat penting. Pemanasan yang baik dapat meningkatkan aliran darah ke otot dan meningkatkan fleksibilitas serta elastisitasnya. Sebaliknya, tanpa pendinginan yang tepat, otot yang masih dalam keadaan tegang dapat lebih rentan terhadap cedera.

3. Laserasi Otot

Laserasi otot terjadi ketika otot mengalami luka robek atau sayatan, misalnya akibat kecelakaan lalu lintas atau cedera saat berolahraga atau bekerja. Penanganan medis yang cepat diperlukan untuk mencegah infeksi dan memperbaiki kerusakan otot.

4. Kontusio Otot

Kontusio otot terjadi ketika otot mengalami benturan langsung yang menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya. Contohnya adalah saat pemain sepak bola terkena tackle dari lawan. Pemulihan dari kontusio otot membutuhkan waktu tergantung pada tingkat kerusakan yang dialami.

5. Strain Otot

Strain otot terjadi ketika otot mengalami robekan atau peregangan berlebihan pada tendon atau jaringan ikat. Kondisi ini sering terjadi pada otot betis atau otot hamstring, terutama saat melakukan gerakan atau aktivitas yang memerlukan dorongan yang kuat.

Metode Pengobatan Cedera Otot

Ilustrasi cedera lutut.
Ilustrasi cedera lutut. Photo by Terry Shultz on Unsplash

Metode pengobatannya cedera otot dapat disesuaikan berdasarkan tingkat keparahan cedera tersebut. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum direkomendasikan.

A. Metode RICE

Metode RICE (Rest, Ice, Compression, and Elevation) adalah pendekatan yang sering digunakan untuk merawat cedera otot ringan. Langkah-langkah dalam metode RICE meliputi, 

  • Rest (Istirahat): Mengistirahatkan otot yang cedera adalah langkah penting untuk mempercepat proses penyembuhan. Menghindari aktivitas fisik berlebihan dapat mencegah kerusakan lebih lanjut pada otot yang sudah terluka.
  • Ice (Kompres Dingin): Penggunaan kompres dingin membantu mengurangi peradangan, nyeri, dan pembengkakan pada area yang terkena cedera. Es batu atau kantong plastik berisi air dingin dapat diterapkan selama 15–20 menit setiap 2–3 jam, diawali segera setelah terjadi cedera.
  • Compression (Pemampatan): Menggunakan perban elastis untuk membantu mengurangi pembengkakan dengan menekan jaringan lunak di sekitar area cedera. Pastikan perban tidak terlalu ketat agar tidak mengganggu aliran darah normal.
  • Elevation (Elevasi): Mengangkat atau menjaga bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari posisi jantung saat berbaring dapat membantu mengurangi pembengkakan dengan mengurangi aliran darah ke area yang cedera.

B. Konsumsi Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)

Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen atau naproxen dapat diresepkan oleh dokter untuk mengurangi peradangan, nyeri, dan pembengkakan yang terkait dengan cedera otot. Penggunaan obat ini harus sesuai dengan rekomendasi dokter karena dapat memiliki efek samping tertentu, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu seperti gangguan ginjal atau masalah pencernaan.

Memahami dan mengikuti metode pengobatan yang tepat untuk cedera otot dapat membantu mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang. Penting juga untuk menghindari pengobatan alternatif yang tidak teruji, seperti pijat atau urut, tanpa rekomendasi medis karena dapat meningkatkan risiko cedera menjadi lebih parah.

Pencegahan Cedera Otot

Mencegah Terjadinya Cedera saat Berolahraga
Ilustrasi Latihan Pemanasan Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Cedera otot dapat dicegah dengan mengadopsi beberapa langkah preventif, terutama bagi atlet atau individu yang aktif secara fisik secara rutin. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera otot.1. Pemanasan yang Adekuat

Sebelum memulai aktivitas fisik atau olahraga, melakukan pemanasan adalah langkah penting. Pemanasan seperti jogging ringan atau gerakan dinamis lainnya membantu memperlancar aliran darah ke otot-otot yang akan digunakan, meningkatkan suhu tubuh, dan mempersiapkan otot untuk aktivitas yang lebih intens.

2. Peregangan

Setelah pemanasan, melakukan peregangan membantu menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot. Peregangan yang tepat dapat mengurangi ketegangan otot, meningkatkan rentang gerak, dan mengurangi risiko cedera selama dan setelah aktivitas fisik.

3. Hindari Angkat Beban Berat secara Tiba-tiba

Mengangkat beban yang berat tanpa persiapan yang memadai dapat meningkatkan risiko cedera pada otot, terutama jika otot tidak cukup siap untuk menanggung beban tersebut. Pastikan untuk melakukan pemanasan dan peregangan sebelum mengangkat beban berat.

4. Peningkatan Intensitas Secara Bertahap

Saat meningkatkan intensitas atau volume latihan, lakukan secara perlahan dan bertahap. Memberi waktu bagi otot untuk beradaptasi dengan beban yang meningkat dapat mengurangi risiko cedera karena overuse atau kelelahan otot.

5. Jaga Postur Tubuh yang Baik

Menjaga postur tubuh yang baik saat melakukan aktivitas fisik, terutama saat mengangkat beban berat, dapat mengurangi tekanan berlebih pada otot dan tulang belakang. Postur yang baik membantu mendistribusikan beban secara merata dan mengurangi risiko cedera pada otot dan persendian.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya