5 Faktor Penyebab Perut Keroncongan Meski Sudah Makan Banyak

Mengapa Perut Selalu Lapar? Temukan Alasan dan Trik Ampuh agar Tetap Kenyang Lebih Lama!

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 24 Jul 2024, 14:53 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 14:53 WIB
Gaya Hidup Kekinian Makin Serba Cepat dan Instan, Begini Rahasia Sayangi Kesehatan Jantung di Usia Muda
Ilustrasi pola makan sehat. (c) Shutterstock/Art_Photo

Liputan6.com, Jakarta Rasa lapar yang berlebihan dan terus-menerus dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kekurangan asupan protein, serat, dan lemak dalam makanan. Selain itu, kurang tidur atau stres juga dapat mempengaruhi nafsu makan Anda.

Julia Zumpano, ahli diet, menjelaskan mengapa Anda mungkin merasa lapar terus menerus dan bagaimana makanan tertentu dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama. "Rasa lapar fisik biasanya ditandai dengan perut keroncongan, penurunan energi, dan mungkin merasa sedikit gelisah atau lelah," kata Zumpano.

Namun, ada juga yang disebut sebagai rasa lapar emosional, yang tidak disertai dengan tanda-tanda fisik. Zumpano menjelaskan bahwa ini terjadi ketika Anda menginginkan makanan tertentu sebagai bentuk pelarian dari perasaan tertentu, bukan karena tubuh benar-benar membutuhkan makanan.

"Jika Anda merasa ingin makan cokelat atau keripik, itu bukanlah rasa lapar fisik. Biasanya, Anda mencari makanan yang tidak mengenyangkan untuk memuaskan rasa lapar emosional," kata Zumpano.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut penyebab rasa lapar terus-menerus meski makan banyak, Rabu (24/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Tidak Mengonsumsi Cukup Protein

Contoh ilustrasi makanan diet
Dalam melakukan diet, kamu juga harus memenuhi makanan yang sehat serta kadar nutrisi yang cukup untuk tubuh. (Foto: Unsplash.com/Ella Olsson)

Protein adalah salah satu dari tiga makronutrien utama yang dibutuhkan tubuh, bersama dengan karbohidrat dan lemak, untuk memberikan energi. Ketiga makronutrien ini membantu memberikan bahan bakar bagi tubuh dan membuat perut merasa kenyang lebih lama.

"Ketika Anda mengonsumsi protein bersama dengan karbohidrat kompleks, laju glukosa dalam darah akan melambat. Ini berarti Anda akan mengalami peningkatan energi yang bertahap diikuti oleh penurunan bertahap, sehingga Anda merasa lebih tenang dan puas," kata Zumpano.

Selain daging, Anda dapat menambahkan protein dalam makanan Anda melalui sayuran, produk susu seperti yogurt, susu, dan keju, telur, ikan, kacang-kacangan, tahu, serta biji-bijian.


2. Hati-Hati Karbohidrat Olahan

Ilustrasi anak susah makan
Ilustrasi anak susah makan. (Photo Copyright by Freepik)

Berhati-hatilah terhadap makanan yang terbuat dari karbohidrat olahan seperti tepung putih, nasi putih, permen, dan makanan panggang yang mengandung karbohidrat olahan. Makanan-makanan ini telah melalui proses pengolahan yang menghilangkan banyak nutrisi dan seratnya.

Akibatnya, jika terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan, Anda tidak akan merasa kenyang lebih lama. Karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, dan ketika kadar tersebut turun, rasa lapar pun muncul kembali.

Kita seringkali merasa tergoda oleh karbohidrat dan gula karena setiap kali mengonsumsinya, tingkat energi kita langsung meningkat. Namun, saat kita lelah, kita cenderung mencari makanan untuk menciptakan energi, padahal seharusnya kita menggunakan sumber energi alami tubuh kita.

Julia menjelaskan, "Dengan menghindari karbohidrat olahan dan memilih makanan yang kaya serat dan nutrisi, kamu dapat menjaga kestabilan gula darah dan merasa kenyang lebih lama."

Jadi, lebih baik kita menghindari makanan yang terbuat dari karbohidrat olahan dan memilih makanan yang mengandung serat dan nutrisi. Dengan begitu, kita dapat menjaga kadar gula darah tetap stabil dan merasa kenyang lebih lama.


3. Kurang Asupan Lemak Sehat dan Serat

Ilustrasi gudeg, makanan khas jogja
Ilustrasi gudeg, makanan khas jogja. (Image By vecstock)

Menambahkan makanan yang kaya akan asam lemak omega-3, seperti salmon, tuna, sarden, kenari, atau biji rami, bisa membantu mengendalikan nafsu makanmu. Lemak sehat ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi dan mengurangi keinginanmu untuk makan karbohidrat dan makanan manis.

Jika kamu tidak mendapatkan cukup lemak sehat dalam pola makanmu, kamu mungkin akan lebih sering menginginkan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan gula.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan keseimbangan antara tiga makronutrien utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, agar kamu merasa kenyang dan puas.

"Ketiga makronutrien ini dirancang sedemikian rupa sehingga kita membutuhkan semuanya. Menambah asupan lemak sehat hanya sedikit saja dapat membantu kamu merasa kenyang," kata Julia.

Selain itu, serat juga sangat penting. Makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, kacang lentil, kacang-kacangan, dan gandum, dapat membantu melepaskan hormon yang mengurangi nafsu makan.

"Serat akan mengembang di perutmu dan memberikan rasa kenyang lebih cepat," tambah Julia.

Dengan mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan lemak sehat setiap hari, kamu dapat membantu mengendalikan nafsu makan dan menjaga rasa kenyang lebih lama.


4. Pentingnya Dehidrasi

Air mineral
Konsumsi cairan harus ditingkatkan agar para penderita DBD tidak dehidrasi. (Foto: Pexels/Pixabay)

Banyak orang sering kali merasa lapar padahal sebenarnya tubuh hanya sedang haus. Tapi, jangan salah pilih minuman untuk menghilangkan rasa hausmu ya! Minuman yang mengandung kafein atau gula, seperti latte karamel besar dengan krim kocok, justru bisa membuat tubuhmu semakin dehidrasi.

Jadi, jangan tergoda dengan minuman yang menggoda itu! Sebaliknya, ada satu solusi yang sederhana tapi sangat efektif untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dan mengurangi rasa lapar, yaitu dengan minum air putih secara rutin sepanjang hari.

Percaya atau tidak, air putih bisa menjadi penyelamatmu!

"Seringkali, kamu mungkin merasa haus dan mengira itu sebagai rasa lapar. Oleh sebab itu, disarankan untuk minum setidaknya 2 liter air per hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi," kata Julia, seorang ahli kesehatan.

Jadi, mulailah mengubah kebiasaanmu dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuhmu. Dengan begitu, kamu tidak hanya mencegah dehidrasi, tapi juga bisa mengontrol rasa lapar dengan lebih baik. Jadi, jangan sampai terjebak dengan minuman yang hanya memperburuk dehidrasi.

Pilihlah air putih sebagai teman setiamu sepanjang hari. Dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuhmu, kamu akan merasa lebih segar dan terhindar dari rasa lapar yang tidak perlu. Jadi, jangan lupa, minum air putih secara rutin ya!


5. Stres

Ilustrasi dehidrasi saat puasa Ramadan
Ilustrasi dehidrasi saat puasa ramadan. (Image by cookie_studio on Freepik)

Banyak orang seringkali mencari makanan sebagai jalan keluar dari stres yang mereka hadapi. Misalnya, saat tenggat waktu yang menekan, mereka akan memilih untuk menghabiskan kue daripada menghadapi sumber stres itu sendiri.

"Cari cara lain untuk meredakan stres tanpa melibatkan makanan," saran Julia.

Cobalah melakukan aktivitas yang kamu sukai. Jika kamu merasa tertekan di tengah hari, luangkan waktu sejenak, hanya lima menit, untuk meninggalkan meja kerja dan keluar untuk menikmati udara segar.

Julia juga merekomendasikan teknik pernapasan dalam atau pernapasan kotak sebagai cara alami untuk menenangkan diri. Selain itu, aktivitas seperti mandi air hangat, merawat kuku, membaca, atau merajut juga dapat membantu meredakan stres.

"Jangan abaikan emosi kamu, tetapi carilah cara lain untuk mengatasi stres tanpa melibatkan makanan," tegasnya.

Dengan menemukan metode alternatif untuk mengelola stres, kamu dapat menghindari kebiasaan makan berdasarkan emosi dan menjadi lebih baik dalam menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya