Rata-Rata Usia Pasien Cuci Darah Semakin Muda, Apa Sebabnya?

Penyebab cuci darah usia muda meningkat di Indonesia. Kenali faktor risiko gaya hidup tidak sehat dan cara pencegahan penyakit ginjal untuk menghindari hemodialisis dini.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 25 Jul 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 17:00 WIB
hemodialisa
Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) kecewa dengan kebijakan BPJS Kesehatan mengenai layanan heomodoalisa tiga (3) kali seminggu

Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi fenomena yang sangat mengkhawatirkan di bidang kesehatan. Terjadi peningkatan signifikan jumlah pasien cuci darah (hemodialisis) pada usia muda. Fenomena ini menjadi sorotan para ahli kesehatan dan membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak.

Dikutip dari Antara News, dr. Muhammad Hafiz Aini, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), saat ini kondisi gagal ginjal tertinggi di Indonesia dialami oleh pasien di bawah usia 50 tahun. Peningkatan jumlah pasien cuci darah usia muda ini tentu sangat memprihatinkan. Selain berdampak pada kualitas hidup individu, fenomena ini juga berpotensi membebani sistem kesehatan nasional. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami penyebab cuci darah usia muda dan bagaimana cara mencegahnya.

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri berbagai faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit ginjal pada usia muda. Dengan memahami faktor-faktor ini, diharapkan masyarakat dapat mengambil langkah-langkah pencegahan penyakit ginjal sejak dini.

Berikut adalah sejumlah faktor yang mendorong rata-rata usia pasien cuci darah semakin muda, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (25/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Konsumsi Garam Berlebih

Salah satu penyebab utama kerusakan ginjal pada usia muda adalah konsumsi garam yang berlebihan. Diet tinggi garam berarti tinggi sodium, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan pada gilirannya merusak ginjal Anda.

Untuk mengurangi risiko ini, cobalah mengganti garam dengan rempah-rempah dan herba untuk memberi rasa pada makanan Anda. Seiring waktu, Anda mungkin akan menemukan bahwa lebih mudah untuk menghindari penggunaan garam tambahan (sodium) pada makanan Anda.

2. Makanan dan Minuman Manis

Konsumsi berlebihan makanan dan minuman manis juga berkontribusi terhadap peningkatan pasien cuci darah usia muda. Gula berkontribusi pada obesitas yang meningkatkan risiko Anda mengembangkan tekanan darah tinggi dan diabetes, dua penyebab utama penyakit ginjal.

Perlu diingat bahwa gula sering ditambahkan ke makanan dan minuman yang mungkin tidak Anda anggap "manis". Hindari kondimen, sereal sarapan, dan roti putih yang merupakan sumber tersembunyi gula olahan. Perhatikan bahan-bahan saat membeli barang kemasan untuk menghindari gula tambahan dalam diet Anda.


3. Makanan Olahan

Contoh ilustrasi makanan olahan
Agar tampil glowing dan sehat kamu harus memperhatikan makanan yang masuk. (Foto: Freepik.com)

Makanan olahan merupakan sumber signifikan sodium dan fosfor. Banyak orang yang menderita penyakit ginjal perlu membatasi fosfor dalam diet mereka. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa asupan fosfor tinggi dari makanan olahan pada orang tanpa penyakit ginjal mungkin berbahaya bagi ginjal dan tulang mereka.

Untuk mengurangi risiko, cobalah mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) untuk memandu kebiasaan makan sehat Anda. Pola makan ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak.

4. Kurang Minum Air Putih

Menjaga hidrasi yang baik membantu ginjal Anda membersihkan sodium dan racun dari tubuh. Minum banyak air juga merupakan salah satu cara terbaik untuk menghindari batu ginjal yang menyakitkan.

Bagi kebanyakan orang, minum 1,5 hingga 2 liter air per hari adalah jumlah yang direkomendasikan. Namun, mereka yang memiliki masalah ginjal atau gagal ginjal mungkin perlu membatasi asupan cairan mereka, jadi selalu konsultasikan dengan dokter Anda.


5. Konsumsi Alkohol

Ilustrasi alkohol
Ilustrasi alkohol. Sumber foto: unsplash.com/Giovanna Gomes.

Konsumsi alkohol yang berlebihan juga merupakan salah satu penyebab cuci darah usia muda. Minum alkohol secara teratur dan berat - lebih dari empat minuman sehari - telah ditemukan dapat menggandakan risiko penyakit ginjal kronis.

Peminum berat yang juga merokok memiliki risiko masalah ginjal yang lebih tinggi lagi. Perokok yang juga peminum berat memiliki sekitar lima kali peluang mengembangkan penyakit ginjal kronis dibandingkan orang yang tidak merokok atau minum alkohol secara berlebihan.

6. Malas Gerak

Kurangnya aktivitas fisik atau gaya hidup sedentary juga berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit ginjal. Duduk dalam waktu lama kini telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit ginjal.

Meskipun peneliti belum mengetahui mengapa atau bagaimana waktu tidak aktif atau aktivitas fisik secara langsung mempengaruhi kesehatan ginjal, diketahui bahwa aktivitas fisik yang lebih besar dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah dan metabolisme glukosa, yang keduanya merupakan faktor penting dalam kesehatan ginjal.


7. Terlalu Banyak Menggunakan Obat Pereda Nyeri

6 Solusi Atasi GTM Pada Anak Karena Pertumbuhan Gigi Menurut Dokter Anak
Ilustrasi obat pereda nyeri. (Sumber foto: Pexels.com).

Penggunaan obat pereda nyeri yang berlebihan juga dapat menjadi penyebab cuci darah usia muda. Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti NSAID (obat anti-inflamasi non-steroid) dan analgesik, mungkin dapat menghilangkan rasa sakit dan nyeri Anda, tetapi dapat membahayakan ginjal, terutama jika Anda sudah memiliki penyakit ginjal.

Kurangi penggunaan rutin NSAID dan jangan pernah melebihi dosis yang direkomendasikan. Selalu konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat-obatan ini secara teratur.

8. Kebiasaan Merokok

Merokok tidak hanya buruk untuk paru-paru atau jantung Anda, tetapi juga dapat merusak ginjal. Orang yang merokok lebih mungkin memiliki protein dalam urin - sebuah tanda kerusakan ginjal.

Berhenti merokok dapat menjadi langkah penting dalam pencegahan penyakit ginjal. Jika Anda kesulitan berhenti, mintalah bantuan profesional kesehatan untuk mendukung upaya Anda.


9. Sering Begadang

Ilustrasi begadang, bekerja sampai larut malam
Ilustrasi begadang, bekerja sampai larut malam. (Photo by Kulik Stepan/Pexels)

Istirahat malam yang cukup ternyata sangat penting untuk kesejahteraan Anda secara keseluruhan, termasuk kesehatan ginjal Anda. Fungsi ginjal diatur oleh siklus tidur-bangun yang membantu mengkoordinasikan beban kerja ginjal selama 24 jam.

Kurang tidur atau sering begadang dapat mengganggu ritme sirkadian ini, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Usahakan untuk mendapatkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk mendukung kesehatan ginjal Anda.

10. Makanan Tinggi Lemak

Konsumsi makanan tinggi lemak juga dapat berkontribusi pada penyakit ginjal. Setiap orang membutuhkan sejumlah lemak dalam diet mereka, tetapi terlalu banyak lemak atau jenis lemak yang salah dapat menyebabkan penumpukan di pembuluh darah, jantung, dan ginjal Anda.

Orang dengan penyakit ginjal kronis memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dan harus membatasi jumlah lemak yang mereka konsumsi. Pilih sumber lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, dan kacang-kacangan, dan batasi konsumsi lemak jenuh dan trans.

Peningkatan jumlah pasien cuci darah usia muda di Indonesia merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Dengan memahami berbagai penyebab cuci darah usia muda dan faktor risiko gaya hidup tidak sehat, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan penyakit ginjal sejak dini.

Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, aktivitas fisik teratur, hidrasi yang cukup, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit ginjal.

Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Dengan menjaga kesehatan ginjal sejak usia muda, kita dapat mengurangi risiko gagal ginjal dan kebutuhan akan cuci darah di masa depan. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan ginjal Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis ginjal.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya