Mengenali Gejala Mata Kering pada Anak, Dampak Screen Time Terlalu Banyak

Mata kering pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi, terutama dengan meningkatnya penggunaan perangkat elektronik.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 12 Agu 2024, 18:35 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2024, 18:35 WIB
screen time pada anak
Gambar yang ada di dalam paragraf ini berasal dari freepik.com dan diambil oleh freepik.

Liputan6.com, Jakarta Mata kering pada anak merupakan masalah kesehatan yang semakin umum terjadi, terutama dengan meningkatnya penggunaan perangkat elektronik. Screen time yang berlebihan dapat mengurangi frekuensi berkedip dan memperburuk kondisi mata kering, menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan bagi anak. Mengenali gejala mata kering sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang dan menjaga kesehatan mata anak.

Gejala mata kering pada anak dapat mencakup rasa gatal, merah, dan iritasi pada mata, serta kesulitan fokus atau penglihatan kabur. Kondisi ini sering kali diperparah oleh penggunaan perangkat elektronik yang terus-menerus, seperti smartphone, tablet, dan komputer. Paparan layar yang berkepanjangan dapat menyebabkan pengurangan produksi air mata dan mengganggu keseimbangan kelembapan mata.

Mengidentifikasi tanda-tanda mata kering sejak dini dan mengatur waktu screen time dapat membantu mencegah perkembangan masalah ini. Dengan mengadopsi kebiasaan sehat seperti istirahat berkala dari layar dan memastikan lingkungan yang mendukung kesehatan mata, anak dapat terhindar dari ketidaknyamanan dan risiko kerusakan mata yang lebih serius. Mengedukasi diri tentang gejala dan dampak screen time adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mata anak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenali Gejala Mata Kering pada Anak

peringatan bulan kesadaran mata kering
Dr. Niluh Archi S. R., SpM (Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics) dan Mubadiyah, S.Psi, MM, (Kepala Divisi Marketing and Communication JEC Group) bekerja sama dalam proyek pemasaran dan komunikasi di LINKar Komunika.

Mata kering pada anak adalah kondisi yang semakin sering dijumpai, terutama karena meningkatnya penggunaan perangkat elektronik dalam kehidupan sehari-hari. Gejala utama dari mata kering termasuk rasa gatal, kemerahan, dan sensasi terbakar di mata. Anak-anak yang mengalami mata kering mungkin juga mengeluhkan kesulitan dalam fokus, penglihatan kabur, atau bahkan rasa tidak nyaman saat membaca atau melihat layar dalam waktu lama. Kondisi ini terjadi ketika mata tidak memproduksi cukup air mata atau kualitas air mata yang dihasilkan tidak memadai untuk menjaga kelembapan yang optimal pada permukaan mata.

Penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan adalah salah satu faktor utama yang berkontribusi pada masalah mata kering. Ketika anak-anak menghabiskan waktu lama di depan layar, frekuensi berkedip mereka berkurang secara signifikan. Berkedip merupakan cara alami untuk menyebarkan air mata dan menjaga kelembapan mata. Kurangnya berkedip ini dapat menyebabkan mata menjadi kering dan iritasi. Selain itu, paparan berlebihan terhadap cahaya biru dari layar dapat menambah ketidaknyamanan pada mata.


Dampak Screen Time yang Terlalu Banyak pada Kesehatan Mata

Dr. Niluh Archi S. R., SpM
Pada saat sesi media JEC Eye Talks, Dr. Niluh Archi S. R., SpM yang merupakan Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak di JEC Eye Hospitals and Clinics di Jakarta (30/07), memberikan penjelasan./doc. LINkar Komunika

Dampak screen time yang berlebihan pada kesehatan mata anak tidak boleh diabaikan. Dengan meningkatnya waktu yang dihabiskan di depan layar, anak-anak berisiko mengalami berbagai masalah mata seperti mata kering, sindrom penglihatan komputer, dan kelelahan mata. Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengatur dan membatasi waktu screen time anak. Penerapan aturan seperti 20-20-20, yaitu setiap 20 menit melihat layar, anak harus melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik, dapat membantu mengurangi ketegangan mata.

Selain itu, pastikan lingkungan anak mendukung kesehatan mata dengan pencahayaan yang baik dan posisi layar yang ergonomis. Menggunakan tetes mata buatan atau pelindung layar yang dapat mengurangi silau juga dapat membantu mengatasi gejala mata kering. Mengedukasi anak tentang pentingnya istirahat dari layar dan menerapkan kebiasaan sehat dalam penggunaan perangkat elektronik akan sangat membantu dalam menjaga kesehatan mata mereka. Dengan tindakan preventif dan perhatian yang tepat, dampak negatif dari screen time yang berlebihan pada mata anak dapat diminimalkan.


Cara Mengatasi Mata Kering pada Anak

HP Anak
Ilustrasi anak yang bermain HP. Credits: pexels.com by Andrea Piacquadio

Mengatasi mata kering pada anak memerlukan pendekatan yang terintegrasi untuk mengurangi gejala dan meningkatkan kesehatan mata secara keseluruhan. Salah satu langkah pertama adalah mengatur dan membatasi waktu screen time. Gunakan aturan 20-20-20, di mana anak-anak harus beristirahat dari layar setiap 20 menit dengan melihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik. Ini membantu mengurangi ketegangan mata dan meningkatkan frekuensi berkedip. Selain itu, pastikan anak tidak menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar tanpa jeda.

Penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mata. Pastikan ruangan memiliki pencahayaan yang cukup agar anak tidak perlu memaksakan mata saat membaca atau menggunakan perangkat elektronik. Menggunakan pelembap udara atau humidifier di ruangan dapat membantu menjaga kelembapan udara, yang bermanfaat untuk mencegah mata kering. Mengatur posisi layar pada ketinggian yang nyaman dan memastikan jarak yang sesuai dari mata juga dapat membantu mengurangi stres pada mata.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya