Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebutkan prevalensi mata kering atau dry eye di Indonesia sekitar 27,5 persen. Lalu, bila merujuk data dari jaringan JEC Eye Hospital di Indonesia sepanjang 2023-2024 ada lebih dari 72 ribu pasien dengan mata kering.
Mata kering adalah kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan dan kestabilan komponen air mata, serta kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.
Baca Juga
Ketua Dry Eye Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. dr. Nina Asrini Noor, SpM mengatakan gejala yang dirasakan penderita dry eye umumnya dimulai dengan mata yang tidak nyaman. Seperti diantaranya:
Advertisement
- mata terasa mengganjal
- mata sering merah
- mata berair
- mata terasa kering
- muncul sensasi berpasir
- muncul kotoran
- terasa lengket,
- serta kerap mengucek mata.
Penyebab Mata Kering
Nina mengatakan penyebab mata kering itu multifaktor. Diantaranya kebiasaan merokok, berusia di atas 50 tahun khususnya perempuan pasca-menopause, memiliki riwayat operasi mata/penyakit lain yang dapat memicu dry eye, menggunakan obat-obatan tertentu, baik obat oral maupun obat tetes mata.
Penggunaan lensa kontak dan menderita penyakit metabolik seperti diabetes melitus bisa membuat mata kering.
Menatap Gawai dan Lupa Berkedip
Nina mengatakan penyebab makin banyak orang dengan mata kering di zaman saat ini adalah penggunaan gawai atau menatap layar terus menerus.
"Normalnya, seseorang berkedip belasan kali per menit, namun saat menatap layar, frekuensi ini bisa turun drastis hingga kurang dari lima kali per menit," kata Nina.
Berkedip secara teratur dapat membantu menjaga kesehatan mata dengan cara memompa air mata dan mendistribusikan secara merata. Jika frekuensi berkedip tidak teratur, mekanisme tersebut terganggu, sehingga mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup, karena waktu jeda antar kedipan satu dengan kedipan yang berikutnya terlalu panjang.
"Jika itu berlangsung terus, maka muncullah gejala mata kering (dry eye) ini," kata Nina.
Lalu, bila ditambah dengan paparan dan polusi udara terus menerus turut memperburuk kondisi mata.
Advertisement
Cara Mengatasi Mata Kering
Nina mengatakan dengan mengurangi waktu layar dan menerapkan kebiasaan berkedip yang baik, kita dapat melindungi mata dari efek negatif penggunaan komputer atau perangkat digital lainnya yang berlebihan.
Dia juga menyarankan untuk menjaga hidrasi tubuh dengan minum cukup air, karena hidrasi yang baik juga berkontribusi pada kesehatan mata.
Selain itu, menurut Nina, kompres hangat juga dapat membantu meredakan gejala mata kering.
Jika tidak kunjung membaik alias gejala seperti disebutkan di atas terasa, maka segera ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan tepat.
Jika memang terindikasi mata kering kini sudah ada beberapa upaya salah satunya seperti yang dimiliki JEC yakni JEC Dry Eye Spa yang memberikan layanan mata kering secara komprehensif.
Sebelum penentuan tindakan terapi, pasien akan ditangani tim medis ahli dan dokter sub spesialis dry eye terlebih dahulu. Setelah pemeriksaan menyeluruh, pasien akan mendapatkan terapi menggunakan alat steam atomizer, berupa masker mata berteknologi terdepan. Steam atomizer akan menghasilkan getaran ultrasonic untuk meng-atomisasi larutan khusus, kemudian mengubah kandungannya menjadi molekul halus berupa droplet - yang mampu meresap ke permukaan mata. Mata pasien seolah merasakan sensasi sejuk yang memberikan kenyamanan secara langsung.
“JEC Dry Eye Spa tidak hanya membantu mengatasi gejala mata kering seperti mata mengganjal atau berpasir, hingga nyeri atau perih, tetapi juga menjaga kelembaban alami mata. Terapi rutin setiap dua pekan sangat membantu untuk mencegah memburuknya dry eye sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup sehari-hari,” kata Nina dalam keterangan tertulis.
