Mengenal Stoikisme, Kunci Ampuh untuk Mengatasi Overthinking

Dalam menghadapi overthinking, salah satu prinsip stoikisme yang bisa menjadi penolong adalah dengan memfokuskan perhatian pada hal-hal yang bisa dikendalikan, dan merelakan hal-hal yang berada di luar kendali.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 05 Agu 2024, 18:07 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 18:07 WIB
5 Cara Mengatasi Overthinking, Bikin Hidup Lebih Tenang
Ilustrasi sedih, overthinking, wanita. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Akhir-akhir ini, stoikisme menjadi topik pembicaraan yang hangat. Secara garis besar, stoikisme adalah sebuah aliran filsafat yang berakar dari Yunani kuno dan berkembang pesat di Romawi klasik. Aliran ini didirikan oleh Zeno dari Citium sekitar tahun 301 SM dan kemudian diperkaya oleh para filsuf ternama seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.

Inti ajaran stoikisme adalah bagaimana menjaga pikiran tetap tenang dan rasional, terlepas dari apa pun yang terjadi dalam hidupmu. Stoikisme mengajarkan bahwa kita harus memusatkan perhatian pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan menerima dengan lapang dada apa yang berada di luar kendali kita.

Menurut stoikisme, tidak perlu merasa cemas tentang hal-hal di luar kendali, karena segala sesuatu dalam hidup dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni hal-hal yang dapat dikendalikan dan hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/8/2024) stoikisme juga menekankan pentingnya membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali (dimensi internal) dan hal-hal yang berada di luar kendali (dimensi eksternal). Misalnya, tanggapan orang lain, pendapat mereka, dan peristiwa di luar kendali tidak seharusnya menjadi sumber kekhawatiran dan stres. Yang bisa dikendalikan adalah pikiran, tindakan, dan penilaian terhadap hal-hal tersebut.

Dalam ajaran stoikisme, tujuan utamanya adalah hidup dengan mengendalikan emosi negatif dan mencapai ketenangan batin. Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati dapat diraih dengan hidup selaras dengan alam dan mengikuti prinsip-prinsip moral yang benar. Dengan mengadopsi beberapa prinsip stoikisme, seseorang dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan bijaksana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Prinsip Stoikisme

Berikut adalah beberapa prinsip stoikisme yang menarik untuk dipahami:

1. Mengendalikan Pikiran dan Tindakan: Fokuslah untuk mengendalikan pikiran dan tindakanmu sendiri, karena itulah yang benar-benar berada dalam kendalimu.

2. Memilah Kendali: Bedakan antara hal-hal yang dapat kamu kendalikan (dimensi internal) dan hal-hal yang berada di luar kendalimu (dimensi eksternal).

3. Menerima Ketidakpastian: Jangan khawatir tentang hal-hal yang berada di luar kendalimu dan belajarlah untuk menerima apa yang tidak bisa kamu kendalikan.

4. Fokus pada Kendali: Konsentrasikan energi dan usahamu pada hal-hal yang dapat kamu kendalikan, sehingga upaya tersebut akan memberikan hasil yang nyata.

5. Sikap Logis Negatif: Kembangkan sikap logis yang negatif, yang berarti memiliki jiwa yang damai dan tenang tanpa terganggu oleh penderitaan dan emosi yang mengganggu.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip stoikisme, seseorang dapat menghadapi tantangan hidup dengan lebih bijaksana dan tenang. Prinsip-prinsip ini dapat membantu mengurangi stres, mengendalikan emosi, dan mencapai kebahagiaan yang lebih mendalam dalam hidup. Maka, dapatkah stoikisme juga menjadi solusi untuk mengatasi overthinking?


2. Mengatasi Overthinking dengan Stoikisme

Overthinking adalah kecenderungan untuk terus-menerus memikirkan dan menganalisis situasi, peristiwa, atau masalah secara berulang-ulang tanpa menemukan solusi yang jelas atau kemajuan yang signifikan. Orang yang sering mengalami overthinking cenderung memperhatikan detail-detail kecil dan terjebak dalam lingkaran pikiran yang tidak berujung, yang dapat menyebabkan stres, kegelisahan, dan kesulitan dalam membuat keputusan.

Overthinking memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kecemasan yang berlebihan, dan meningkatkan risiko depresi. Namun, penting untuk diingat bahwa overthinking adalah kebiasaan yang bisa dikendalikan dan diatasi, salah satunya dengan menerapkan prinsip-prinsip stoikisme.

Salah satu prinsip stoikisme yang dapat membantu mengatasi overthinking adalah fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, dan melepaskan hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dengan memahami bahwa tidak semua hal dalam hidup bisa kita kontrol, kita bisa mengurangi kecemasan dan kekhawatiran yang sering kali memicu overthinking.

Selain itu, stoikisme juga mengajarkan pentingnya rasa syukur dan hidup harmonis dengan alam. Dengan menyadari bahwa alam semesta bekerja dalam suatu harmoni, kita diingatkan untuk hidup selaras dengan alam. Semua yang terjadi di dunia ini, baik atau buruk, pasti memiliki alasan dan sudah diatur oleh kekuatan yang lebih besar dari kita.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip stoikisme, kita bisa mengurangi kecenderungan overthinking dan menghadapi hidup dengan lebih tenang dan bijaksana. Mengalihkan perhatian, mempraktikkan rasa syukur, dan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan adalah beberapa langkah awal yang bisa membantu mengatasi overthinking dengan pendekatan stoikisme.

Jika overthinking terus mengganggu kesejahteraanmu, pertimbangkan untuk berbicara dengan orang yang kamu percaya, teman, atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan dan saran yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya