8 Sikap yang Bikin Hati Gampang Cemas Saat Dewasa, Perfeksionisme Berlebihan

Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan ketidaktenangan ini, dan salah satunya adalah sikap yang dimiliki.

oleh Miranti diperbarui 29 Agu 2024, 18:47 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 18:47 WIB
Ilustrasi cemas, gelisah, resah
Ilustrasi cemas, gelisah, resah. (Image by Drazen Zigic on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah kesibukan dan tekanan hidup sehari-hari, perasaan tidak tenang atau cemas sering kali menghampiri manusia, terutama ketika dia sudah memasuki usia dewasa. Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan ketidaktenangan ini, dan salah satunya adalah sikap yang dimiliki.

Tanpa disadari, beberapa sikap atau kebiasaan yang dia lakukan justru menjadi pemicu utama perasaan cemas dan tidak nyaman dalam diri. Dengan kesadaran yang lebih baik mengenai sikap-sikap ini, seseorang dapat mengambil tindakan yang lebih efektif untuk menjaga kesejahteraan emosional dan menemukan ketenangan di tengah kesibukan dan tekanan yang ada.

Artikel ini akan membahas delapan sikap yang sering kali membuat hati tidak tenang di usia sekarang dan bagaimana cara mengatasinya. Simak uraiannya di bawah ini sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (29/8/2024):

 

 

1. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

wanita juli sedih di kamar
Sedih./Copyright Image by rawpixel.com on Freepik

Sikap yang satu ini mungkin sudah sangat umum terjadi, tetapi dampaknya sangat besar terhadap ketenangan hati. Membandingkan diri dengan orang lain, terutama di era media sosial, sering kali menjadi sumber kecemasan yang tidak perlu. kamu mungkin merasa iri ketika melihat kesuksesan teman atau rekan kerja, atau merasa kurang ketika melihat pencapaian orang lain yang tampaknya lebih baik.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki jalan hidup dan waktunya masing-masing. Membandingkan diri secara berlebihan hanya akan menambah tekanan dalam hidupmu. Alih-alih fokus pada pencapaian orang lain, cobalah untuk menghargai apa yang sudah kamu miliki dan capai. Latih diri untuk bersyukur dan fokus pada pengembangan diri daripada terus-menerus melihat ke "rumput tetangga yang tampaknya lebih hijau."

2. Perfeksionisme yang Berlebihan

wanita juli ditinggalkan
"Merasa sedih./Hak cipta Gambar oleh rawpixel.com di Freepik"

Menjadi perfeksionis bisa menjadi sikap yang baik karena ini menunjukkan bahwa kamu memiliki standar tinggi terhadap diri sendiri. Namun, jika perfeksionisme ini berlebihan, justru akan menjadi beban. Perfeksionisme yang tidak sehat membuat kamu merasa tidak pernah cukup baik, selalu merasa ada yang kurang dari apa yang kamu lakukan. Akibatnya, kamu merasa cemas, tidak puas, dan sulit merasa tenang.

Untuk mengatasi sikap ini, kamu perlu belajar untuk menerima ketidaksempurnaan. Sadarilah bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, dan kesalahan atau kekurangan adalah bagian dari proses belajar. Fokuslah pada kemajuan, bukan kesempurnaan. Dengan begitu, kamu bisa lebih rileks dan menerima diri sendiri apa adanya.

3. Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Fimela - Mood
Ilustrasi/copyright fimela

Sikap terlalu keras pada diri sendiri sering kali muncul dari harapan yang tinggi terhadap dirimu. Kamu ingin selalu menjadi yang terbaik, tidak pernah melakukan kesalahan, atau selalu bisa memenuhi ekspektasi orang lain. Namun, ketika kamu terlalu keras pada diri sendiri, kamu sebenarnya sedang menekan diri kamu untuk menjadi sesuatu yang mungkin tidak realistis.

Akibatnya, hati kamu menjadi tidak tenang karena terus-menerus merasa kurang atau gagal. Cobalah untuk lebih berbelas kasih pada diri sendiri. Beri ruang bagi diri sendiri untuk melakukan kesalahan, belajar, dan tumbuh tanpa harus merasa tertekan. Ketika kamu bisa menerima diri kamu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kamu akan lebih tenang dan damai.

4. Khawatir Berlebihan tentang Masa Depan

Masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti, dan sering kali ini menjadi sumber kecemasan bagi banyak orang. Khawatir tentang apa yang akan terjadi besok, bulan depan, atau tahun depan bisa menguras energi dan membuat hatimu tidak tenang. Sikap ini membuatmu lupa untuk menikmati momen saat ini dan justru terjebak dalam pikiran yang mengganggu.

Untuk mengatasi kekhawatiran ini, penting untuk melatih dirimu untuk hidup di saat ini. Fokus pada apa yang bisa kamu lakukan sekarang untuk mempersiapkan masa depan, tetapi jangan biarkan pikiran tentang masa depan yang belum tentu terjadi menguasai hidupmu. Dengan cara ini, kamu bisa lebih menikmati hidup dan merasa lebih tenang. 

5. Mengabaikan Kesehatan Mental dan Fisik

Kesehatan mental dan fisik adalah dua hal yang saling berkaitan dan sangat penting untuk menjaga ketenangan hati. Namun, banyak dari kamu yang cenderung mengabaikan kedua hal ini. Stres yang tidak diatasi, pola tidur yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan diet yang tidak seimbang bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh dan pikiran, yang pada akhirnya membuat kamu merasa cemas dan tidak tenang.

Untuk mengatasi sikap ini, kamu perlu memberi perhatian lebih pada kesehatan mental dan fisik. Luangkan waktu untuk berolahraga, makan makanan yang sehat, dan pastikan kamu mendapatkan cukup istirahat. Selain itu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa perlu, seperti berkonsultasi dengan psikolog atau terapis untuk mengatasi masalah mental yang mungkin sedang dihadapi.

6. Menghindari Konflik dengan Cara yang Salah

Menghindari konflik adalah hal yang wajar, tetapi jika dilakukan dengan cara yang salah, justru bisa membuat hati tidak tenang. Misalnya, dengan menghindar, menunda-nunda penyelesaian masalah, atau bahkan memendam rasa marah dan kecewa. Konflik yang tidak diselesaikan akan terus membayangi dan menimbulkan kecemasan yang berkelanjutan.

Cara yang lebih sehat adalah dengan menghadapi konflik secara bijak. Bicarakan masalah secara terbuka dan temukan solusi bersama tanpa harus menghindar. Dengan menyelesaikan konflik dengan baik, kita akan merasa lebih tenang dan hubungan dengan orang lain pun menjadi lebih harmonis.

7. Menjalani Hidup Berdasarkan Ekspektasi Orang Lain

Ilustrasi serangan panik, cemas, gelisah
Ilustrasi serangan panik, cemas, gelisah. (Image by freepik)

Mengikuti ekspektasi orang lain daripada mengikuti keinginan dan nilai-nilai pribadi Anda sendiri dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Jika kamu terus-menerus mencoba memenuhi harapan orang lain atau menjalani hidup untuk kepuasan mereka, ini bisa mengganggu ketenangan batin dan kepuasan hidup Anda.

8. Memendam Perasaan dan Emosi

Ilustrasi khawatir, cemas, gelisah
Ilustrasi khawatir, cemas, gelisah. (Photo by Max on Unsplash)

Memendam perasaan dan emosi adalah sikap yang sering kali kamu lakukan karena kita takut dianggap lemah atau tidak ingin merepotkan orang lain. Namun, memendam perasaan justru bisa menjadi bom waktu yang suatu saat akan meledak. Ketika kamu tidak mengungkapkan apa yang kita rasakan, perasaan tersebut akan terus menumpuk dan membuat hati kita menjadi tidak tenang.

Cobalah untuk lebih terbuka dalam mengekspresikan perasaan. Bicarakan dengan orang yang dipercaya atau tuliskan dalam jurnal pribadi jika tidak ingin berbagi dengan orang lain. Penting untuk melepaskan emosi yang terpendam agar kita bisa merasa lebih lega dan tenang.

Mengubah Sikap untuk Ketenangan Hati

Ketenangan hati adalah sesuatu yang bisa kita capai jika kamu mau mengubah sikap dan kebiasaan yang selama ini membuat kita cemas. Memang, mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah dan memerlukan waktu. Namun, dengan kesadaran dan usaha yang konsisten, kamu bisa melatih diri untuk lebih tenang dan damai dalam menjalani hidup.

Mulailah dengan langkah-langkah kecil, seperti berhenti membandingkan diri dengan orang lain, lebih berbelas kasih pada diri sendiri, atau berbicara tentang perasaan yang selama ini dipendam. Seiring waktu, kita akan merasakan perubahan positif dalam dirimu dan menemukan bahwa ketenangan hati adalah sesuatu yang bisa diciptakan sendiri.

Ingatlah bahwa hidup ini adalah perjalanan yang unik bagi setiap orang. Tidak perlu merasa terburu-buru atau tertekan untuk mencapai sesuatu yang mungkin belum saatnya dicapai. Fokuslah pada kebahagiaan dan ketenangan dalam diri, karena itu adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih berarti dan bahagia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya