Liputan6.com, Jakarta Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari patogen seperti virus dan bakteri, malah menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan pada berbagai bagian tubuh dan mengganggu fungsinya.
Pada anak-anak, penyakit autoimun dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Gejala awal yang sering muncul meliputi kelelahan, demam, serta nyeri otot atau sendi.
Namun, gejala spesifik tergantung pada jenis penyakit autoimun yang dialami dan organ yang terkena. Karena dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup, penting untuk melakukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Advertisement
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa hal yang perlu dipahami pada penyakit autoimun anak, Kamis (5/9/2024).
1. Jenis penyakit autoimun yang umum pada anak
1. Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA): Ini adalah jenis arthritis yang menyerang anak-anak dan dapat menyebabkan peradangan pada sendi, mengakibatkan rasa sakit dan pembengkakan.
2. Systemic Lupus Erythematosus (SLE): Penyakit autoimun ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh, termasuk kulit, sendi, dan organ dalam, menyebabkan beragam gejala yang memerlukan perhatian medis khusus.
3. Vaskulitis: Kondisi ini, seperti IgA/Henoch Schonlein Purpura, melibatkan peradangan pada pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius.
Setiap penyakit autoimun ini memiliki gejala yang bervariasi dan memerlukan diagnosis serta pengelolaan yang tepat untuk memastikan penanganan yang efektif.
Advertisement
2. Faktor penyebab penyakit autoimun
Penyebab penyakit autoimun melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan, di antaranya:
1. Genetik: Ada predisposisi genetik yang meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan penyakit autoimun.
2. Interaksi Gen-Lingkungan: Faktor lingkungan seperti paparan zat tertentu dapat memicu penyakit pada individu yang memiliki kerentanan genetik.
3. Gender: Beberapa penyakit autoimun lebih umum terjadi pada perempuan, yang mungkin berkaitan dengan faktor hormonal.
4. Kondisi Sosial Ekonomi: Keterbatasan akses terhadap perawatan kesehatan dan nutrisi yang baik dapat meningkatkan risiko.
5. Diet: Kekurangan vitamin D dan mikronutrien lainnya bisa berkontribusi pada perkembangan penyakit.
6. Paparan Lingkungan: Sinar matahari, pestisida, dan merkuri organik dapat berperan dalam memicu penyakit autoimun.
7. Infeksi: Beberapa infeksi virus atau bakteri dapat memicu respons autoimun pada individu yang rentan.
3. Apakah penyakit autoimun bisa dicegah?
Penyakit autoimun memang sulit untuk sepenuhnya dicegah karena melibatkan faktor genetik dan lingkungan yang kompleks. Namun, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk mengurangi risiko atau memperlambat perkembangan penyakit ini, antara lain:
- Menghindari paparan zat berbahaya.
- Mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.
- Menjaga keseimbangan bakteri baik dalam tubuh.
- Mengelola stres dengan baik.
- Menerapkan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Advertisement