9 Tips Efektif Membantu Anak untuk Berhenti Menggunakan Popok, Wajib Diperhatikan

Jika kamu ingin mengetahui cara menghentikan penggunaan popok, kamu harus terlebih dahulu menentukan apakah si kecil siap untuk perubahan ini.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 18 Okt 2024, 14:24 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2024, 14:24 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi popok bayi. (dok. unsplash @zelleduda)

Liputan6.com, Jakarta Popok adalah bagian integral dari kehidupan bayi, memberikan kenyamanan selama beberapa tahun pertama. Namun, popok bisa menjadi tantangan bagi orangtua ketika mencoba membuat balita berhenti menggunakannya. Proses ini sering kali menimbulkan banyak stres bagi orangtua, terutama bagi ibu baru, dan juga bagi bayi, karena mengganggu rutinitas dan mengubah kebiasaan mereka.

Sekitar usia 1,5 hingga 3 tahun, anak-anak diharuskan mengubah atau meninggalkan banyak kebiasaan mereka, seperti menyusui, menggunakan botol susu, memakai dot, makan, dan lain-lain, sehingga mereka harus melakukannya. Karena itu, kamu sebagai orang tua harus memastikan bahwa kamu memberikan dukungan dan bantuan sebanyak mungkin, serta mendengarkan kebutuhan anak tanpa memaksanya terlalu keras.

Jika kamu ingin mengetahui cara menghentikan penggunaan popok, kamu harus terlebih dahulu menentukan apakah si kecil siap untuk perubahan ini. Dilansir Liputan6.com dari beberapa sumber, berikut adalah tips bagi orangtua agar anak mau melepas popoknya, Jumat (18/10/2024).

Tips membantu anak untuk berhenti menggunakan popok

Cari waktu yang tepat
Tentukan momen yang pas untuk anak berhenti menggunakan popok. (Foto: Freepik)

1. Tentukan waktu yang tepat

Langkah awal yang sangat penting adalah memilih waktu yang tepat untuk memulai proses ini. Umumnya, anak yang berusia sekitar 2,5 tahun telah mencapai tahap di mana mereka lebih mampu mengontrol buang air kecil dan besar. Mengidentifikasi momen ini bisa memudahkan anak dalam proses pelatihan melepas popoknya.

2. Gunakan pendekatan yang tepat

Komunikasi adalah kunci dalam proses ini. Oleh karena itu, bicaralah dengan anak tentang apa yang akan terjadi. Ajak anak berdiskusi tentang pentingnya menggunakan toilet, serta bagaimana merasakan saat ingin buang air kecil atau besar. Hal ini akan membantu anak merasa lebih nyaman dan memahami prosesnya.

3. Ajak anak ke toilet setiap 2 atau 3 jam

Kamu juga bisa menjadwalkan pergi ke toilet setiap 2 atau 3 jam sekali. Ini akan membantu anak membiasakan diri untuk menggunakan toilet secara rutin. Ingatlah untuk bersikap sabar dan mendukung anak saat ia mencobanya.

Tips membantu anak untuk berhenti menggunakan popok

Berikan contoh cara menggunakan toilet
Contoh cara memakai toilet. (Foto: Freepik/odua)

4. Tunjukkan cara memakai toilet dengan benar

Untuk membantu anak menjadi mandiri saat buang air, kamu perlu meluangkan waktu untuk mengenalkan dan mengajarkan cara menggunakan toilet. Dengan demikian, anak akan memahami cara buang air kecil dan besar yang benar di toilet.

5. Sediakan potty training

Kamu dapat membeli training potty untuk melatih anak menggunakan toilet. Anda bisa menyediakan potty di setiap kamar mandi di rumah atau tempat yang mudah dijangkau oleh anak. Pastikan untuk meletakkan potty yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya potty untuk berdiri atau potty yang diletakkan di atas dudukan toilet.

6. Ajarkan isyarat tubuh saat ingin BAK atau BAB

Kamu juga perlu mengajarkan isyarat tubuh kepada anak saat ia ingin buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) ke toilet. Beritahu anak ketika ia menunjukkan tanda-tanda seperti kebelet, mengejan, atau buang gas. Dengan tanda-tanda tersebut, si kecil sudah harus pergi ke toilet.

Tips membantu anak untuk berhenti menggunakan popok

Bersabar dalam membimbingnya
Tetap sabar saat membimbing anak dalam latihan potty training. (Foto: Freepik)

7. Sabar saat membimbingnya

Melatih anak untuk berhenti menggunakan popok dalam kesehariannya memerlukan waktu dan tidak bisa dilakukan dengan cepat. Jadi, ketika anak mengompol, jangan memarahinya. Jika anak lupa atau tidak sempat pergi ke toilet, tetaplah sabar dalam membimbingnya. Jika anak dimarahi, ia mungkin akan merasa takut atau bahkan trauma, yang dapat menyebabkan kegagalan dalam toilet training. Tentu kamu tidak ingin hal itu terjadi, bukan?

8. Ajarkan anak untuk bangun di tengah malam

Bangun di tengah tidur lelap bukanlah hal yang mudah bagi anak. Namun, kamu harus bisa memberinya pengertian bahwa ia tidak boleh menahan pipis atau mengompol saat tidur. Anak perlu belajar untuk bangun dan memberitahu orangtuanya saat ia ingin buang air kecil di tengah malam. Kamu juga harus siap siaga jika anak membangunkanmu untuk mengajaknya ke toilet.

9. Berikan penghargaan padanya

Kamu juga sebaiknya memberikan penghargaan kepada anak saat ia sudah mulai mandiri. Bentuk penghargaan bisa beragam, misalnya dengan memujinya, memeluk, membelai rambut, atau bahkan memberikan hadiah atas keberhasilannya menggunakan toilet. Dengan cara ini, anak akan lebih termotivasi dalam menjalani toilet training.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya