Peringatan Thailand Soal Bahaya Pestisida pada Anggur Shine Muscat yang Digemari Ibu-Ibu

Selain Thailand, Malaysia turut melakukan penyelidikan terhadap potensi kandungan berbahaya dalam anggur Shine Muscat yang diimpor.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 30 Okt 2024, 11:11 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2024, 11:11 WIB
Tips Memilih Anggur Shine Muscat yang Manis dan Tidak Asam
Sumber: mapo_japan/depositphotos.com

Liputan6.com, Jakarta Buah anggur Shine Muscat kini tengah menjadi primadona di kalangan ibu-ibu, terutama karena penawaran harga promonya yang menggoda. Buah ini menjadi pilihan utama untuk memenuhi kebutuhan serat dan vitamin alami. Namun, di balik harga yang bersahabat ini, tersimpan potensi risiko kesehatan akibat kemungkinan adanya kandungan kimia.

Menurut laporan dari Liputan6.com, Kementerian Pertanian dan Keamanan Pangan Malaysia berencana untuk melakukan pemeriksaan terhadap anggur Shine Muscat yang diimpor. Langkah ini diambil setelah muncul dugaan bahwa buah tersebut mengandung residu kimia berbahaya, sebagaimana diklaim oleh pemerintah Thailand. Menteri Datuk Seri Mohamad Sabu menyatakan bahwa masalah ini akan diserahkan kepada lembaga terkait untuk proses verifikasi lebih lanjut.

Salah satu lembaga yang akan dilibatkan dalam proses ini adalah Institut Penelitian dan Pengembangan Pertanian Malaysia, seperti yang dirangkum Liputan6.com dari New Strait Times pada Rabu (30/10/2024). Menteri juga menegaskan bahwa jika klaim tersebut terbukti benar, kementerian akan mengumumkan hasilnya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Meneliti masalah terkait

Shine Muscat
Anggur Shine Muscat. (sumber: pixabay/vinywiny)

"Sampai saat ini, kami belum menerima laporan apapun mengenai isu ini. Proses verifikasi akan segera dijalankan," ujarnya. "Kami sangat berhati-hati dalam menangani hal ini karena menyangkut kesehatan masyarakat, dan akan terus melakukan pemantauan. Apabila ditemukan bahan kimia berbahaya, kami siap mengambil langkah selanjutnya."

Sebelumnya, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand mengeluarkan peringatan mengenai adanya kontaminasi pada anggur Shine Muscat. Mereka menyatakan bahwa banyak sampel dari buah tersebut ditemukan mengandung residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman.

Mengambil tindakan segera

4 Manfaat Mengonsumsi Anggur Shine Muscat Selama Kehamilan
Selain Thailand, Malaysia sekarang juga menyelidiki potensi bahaya dalam anggur Shine Muscat impor.

Jaringan dan Dewan Konsumen Thailand meminta Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand untuk segera bertindak. Langkah ini termasuk kewajiban bagi importir dan distributor untuk mencantumkan label asal negara pada anggur Shine Muscat yang diimpor.

Thai-PAN, Dewan Konsumen Thailand (TCC), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand (FDA) mengumumkan hasil pengujian laboratorium pada Kamis, 24 Oktober 2024, menurut laporan Bangkok Post. TCC mengumpulkan 24 sampel anggur yang banyak diminati dari berbagai tempat, termasuk dua dari toko online, tujuh dari toko buah dan pasar segar, serta 15 dari supermarket, pada 2 dan 3 Oktober 2024.

"Kami sangat terkejut ketika menemukan bahwa 23 dari 24 sampel memiliki residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan," tambahnya. Satu sampel ditemukan mengandung klorpirifos, sebuah insektisida yang dilarang di Thailand, ujarnya.

Dua puluh dua sampel lainnya mengandung 14 jenis residu kimia berbahaya yang melampaui batas aman 0,01 mg/kg dan menghasilkan 50 residu pestisida lainnya. Dua puluh dua di antaranya belum diatur dalam hukum Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

"Pestisida ini masih ada dalam jaringan tanaman anggur, dan menghilangkannya dari jaringan tanaman tampaknya tidak mudah," kata Prokchon. FDA telah memeriksa 264 ton anggur Shine Muscat impor, senilai 72 juta baht, sepanjang tahun ini, menurut Dr. Wattanasak Sornrung, direktur Divisi Pos Pemeriksaan Pengawasan Makanan dan Obat-obatan di lembaga tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya