Ryu Nugraha Kiper Berdarah Indonesia di Jepang Putuskan Pensiun, Ternyata Ini Alasannya

Ryu Nugraha, kiper keturunan Indonesia-Jepang, memutuskan pensiun dari sepak bola di usia 24 tahun. Keputusan ini menyoroti kerasnya persaingan di Liga Jepang.

oleh Rizka Muallifa diperbarui 12 Des 2024, 11:35 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 11:35 WIB
Ryu Nugraha
Ryu Nugraha

Liputan6.com, Jakarta Ryu Nugraha, kiper muda berdarah Indonesia-Jepang, baru saja mengumumkan keputusan mengejutkan untuk pensiun dari sepak bola profesional. Keputusan ini membuat banyak pihak terkejut, mengingat usianya yang masih sangat muda, yakni 24 tahun.

Kiprah Ryu selama bermain di Liga Jepang, terutama bersama AC Nagano Parceiro, menjadi sorotan. Minimnya kesempatan bermain dan ketatnya persaingan di liga tersebut menjadi alasan utama yang melatarbelakangi keputusan ini.

Pernyataan resmi Ryu melalui media sosial menyampaikan rasa terima kasihnya kepada klub-klub yang pernah ia bela. Namun, kisah di balik keputusannya pensiun dini ini menggambarkan sisi lain dari kerasnya dunia sepak bola Jepang.

Karier Singkat Ryu Nugraha di Liga Jepang

Ryu Nugraha memulai karier profesionalnya di Jepang bersama AC Nagano Parceiro, sebuah klub di J3 League atau kasta ketiga Liga Jepang. Meskipun berstatus sebagai pemain profesional, kesempatan bermain reguler hampir tidak pernah ia dapatkan.

Dalam tiga musim terakhir, Ryu lebih banyak dipinjamkan ke klub-klub yang bermain di level lebih rendah, seperti Fukui United FC dan BTOP Hokkaido. Sayangnya, meski bermain di kasta yang lebih rendah, ia tetap menghadapi persaingan yang sangat ketat dari pemain lain.

Minimnya jam terbang ini menjadi tantangan besar bagi Ryu untuk berkembang sebagai kiper. Meski memiliki postur ideal dengan tinggi 183 cm, ia harus bersaing dengan pemain-pemain Jepang yang lebih berpengalaman di posisi tersebut.

Kerasnya Liga Jepang bagi Pemain Berdarah Indonesia

Foto: Liga Jepang Menempati Posisi Teratas dengan Penonton Terbanyak di Asia
Di kawasan Asia Tenggara, Liga Super Malaysia jadi yang teratas dalam daftar liga yang memiliki rataan penonton terbanyak per laga. Liga Super Malaysia unggul atas V League 1 Vietnam dan Thai League 1 dalam kategori ini. Tentu saja, rataan penonton ketiga liga tersebut juga lebih unggul dibandingkan Liga 1 di Indonesia. (Dok. J1 League)

Keputusan pensiun dini Ryu juga menjadi refleksi dari kerasnya Liga Jepang bagi pemain berdarah Indonesia. Sebelumnya, nama-nama seperti Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim juga menghadapi kendala serupa saat mencoba peruntungan di liga tersebut.

Pemain asal Indonesia sering kali sulit mendapatkan kepercayaan bermain di Liga Jepang. Hal ini disebabkan oleh budaya sepak bola Jepang yang lebih mengutamakan pemain lokal dan persaingan sengit di setiap level kompetisi.

Ryu sempat menjadi rekomendasi untuk Timnas Indonesia pada awal tahun 2020, tetapi pelatih Shin Tae-yong kala itu tidak memilihnya. Alasan utamanya adalah karena kurangnya jam bermain Ryu di level profesional.

Pesan Menyentuh dari Ryu Nugraha

Melalui akun media sosialnya, Ryu menyampaikan ucapan terima kasih kepada klub-klub yang pernah menjadi bagian dari perjalanannya. Ryu mengungkapkan rasa terima kasih kepada AC Nagano Parceiro karena telah menyambut saya ke dunia profesional, dan kepada Fukui United FC serta BTOP Hokkaido yang telah memberinya panggung untuk berprestasi.

Pernyataan ini menunjukkan rasa hormat dan penghargaan yang besar dari Ryu kepada klub dan penggemarnya. Ia juga menyampaikan bahwa ia akan fokus pada tahap baru dalam kehidupannya setelah pensiun dari sepak bola.

Mengapa Ryu Nugraha memutuskan pensiun dini?

Keputusan ini diambil karena minimnya kesempatan bermain dan ketatnya persaingan di klub-klub yang ia bela selama berkarier di Liga Jepang.

Apa yang membuat Liga Jepang sulit bagi pemain asal Indonesia?

Liga Jepang cenderung lebih memprioritaskan pemain lokal, dengan persaingan yang sangat ketat bahkan di level kasta bawah seperti J3 League.

Apakah Ryu Nugraha pernah bermain untuk Timnas Indonesia?

Tidak, meskipun namanya sempat masuk dalam rekomendasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia, ia tidak dipanggil karena kurangnya jam terbang di level profesional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya