Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, berbagi rezeki merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Infaq adalah salah satu cara mulia untuk menyalurkan sebagian harta kepada sesama yang membutuhkan. Sebagai Muslim, memahami konsep infaq tidak hanya penting untuk pelaksanaan ibadah, tetapi juga untuk menciptakan kesejahteraan sosial dalam masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Infaq memiliki kedudukan yang istimewa dalam Islam, sebagaimana disebutkan dalam berbagai ayat Al-Quran dan hadits. Allah SWT bahkan menjanjikan balasan berlipat ganda bagi mereka yang menginfakkan hartanya di jalan-Nya dengan ikhlas, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 261.
Untuk memahami lebih dalam tentang konsep infaq dalam Islam, mari kita bahas secara komprehensif mulai dari pengertian, hukum, hingga perbedaannya dengan bentuk ibadah lainnya, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (19/1/2025).
Pengertian Infaq Secara Etimologi dan Terminologi
Untuk memahami konsep infaq secara mendalam, kita perlu mengkaji maknanya dari berbagai perspektif, mulai dari asal-usul kata hingga pengertiannya dalam konteks syariat Islam. Pemahaman yang komprehensif tentang infaq akan membantu kita menerapkannya dengan lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
Secara etimologi, infaq berasal dari kata bahasa Arab "anfaqa" yang memiliki arti mengeluarkan atau membelanjakan harta. Kata ini mengandung makna dasar yaitu keluarnya sesuatu untuk kepentingan sesuatu. Dalam konteks syariat, arti infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.
Adapun secara terminologi, infaq memiliki pengertian yang lebih luas dan mendalam. Para ulama mendefinisikan infaq sebagai pengeluaran harta secara sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya. Definisi ini diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat yang menyebutkan bahwa infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.
Dalam praktiknya, infaq memiliki karakteristik yang membedakannya dari bentuk pemberian lain dalam Islam. Pertama, infaq selalu berkaitan dengan materi atau harta benda. Kedua, infaq diberikan secara sukarela tanpa ada ketentuan jumlah dan waktu tertentu. Ketiga, infaq dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tidak terbatas pada golongan tertentu seperti dalam ketentuan zakat.
Berdasarkan pemahaman di atas, dapat disimpulkan bahwa infaq adalah bentuk kedermawanan dalam Islam yang memiliki fleksibilitas tinggi namun tetap dalam koridor ibadah. Keluasan makna dan penerapan infaq ini mencerminkan bagaimana Islam memberikan kemudahan bagi umatnya untuk berbagi dan membantu sesama sesuai dengan kemampuan dan keinginan masing-masing.
Advertisement
Hukum dan Kedudukan Infaq dalam Islam
Pemahaman tentang hukum dan kedudukan infaq dalam Islam sangat penting bagi setiap Muslim. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ibadah, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang mendalam dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui pemahaman yang benar tentang hukum infaq, kita dapat menjalankannya dengan lebih baik sesuai tuntunan syariat.
Dalam sistem hukum Islam, infaq memiliki kedudukan yang istimewa. Berbeda dengan zakat yang merupakan kewajiban mutlak (fardhu 'ain), infaq memiliki hukum sunnah muakkad atau sangat dianjurkan. Fleksibilitas dalam pelaksanaan infaq ini mencerminkan bagaimana Islam memberikan ruang bagi umatnya untuk beribadah sesuai kemampuan masing-masing. Meskipun bersifat sunnah, nilai dan keutamaan infaq sangatlah besar di sisi Allah SWT.
Allah SWT telah menegaskan kedudukan infaq dalam berbagai ayat Al-Quran. Salah satu dalil yang menunjukkan keutamaan infaq terdapat dalam Surah Ali Imran ayat 133-134, dimana Allah berfirman: "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit." Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa berinfaq merupakan salah satu sifat orang-orang yang bertakwa.
Dalam konteks modern, relevansi infaq semakin terasa dalam upaya menciptakan kesejahteraan sosial. Para ulama kontemporer menekankan bahwa meskipun infaq bersifat sunnah, ia memiliki peran strategis dalam pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini sejalan dengan maqashid syariah (tujuan syariat Islam) yang menekankan pentingnya menjaga harta dan mensejahterakan masyarakat.
Adapun dalam pelaksanaannya, infaq memiliki beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan. Pertama, infaq harus dikeluarkan dari harta yang halal. Kedua, infaq sebaiknya dilakukan dengan ikhlas dan tanpa riya'. Ketiga, dalam berinfaq seseorang tidak boleh menyebut-nyebut pemberiannya atau menyakiti perasaan penerima, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 262.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa infaq memiliki kedudukan yang mulia dalam Islam. Meski bersifat sunnah, infaq menjadi sarana penting bagi seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus berkontribusi dalam menciptakan kemaslahatan sosial. Pemahaman yang benar tentang hukum dan kedudukan infaq ini diharapkan dapat mendorong umat Islam untuk lebih giat dalam mengamalkannya.
Perbedaan Infaq dengan Zakat dan Sedekah
Dalam ajaran Islam, infaq, zakat, dan sedekah memiliki keterkaitan yang erat karena sama-sama merupakan bentuk ibadah yang berkaitan dengan harta. Namun, masing-masing memiliki karakteristik dan ketentuan yang berbeda. Memahami perbedaan ini penting agar kita dapat menjalankan setiap bentuk ibadah tersebut sesuai dengan tuntunan syariat.
1. Perbedaan dari Segi Hukum
Aspek hukum menjadi pembeda utama antara infaq, zakat, dan sedekah. Zakat merupakan rukun Islam yang hukumnya wajib (fardhu 'ain) bagi setiap Muslim yang memenuhi syarat. Sementara itu, infaq memiliki hukum sunnah muakkad atau sangat dianjurkan, namun tidak sampai pada tingkat wajib. Adapun sedekah memiliki hukum sunnah dan mencakup spektrum yang lebih luas, tidak terbatas pada pemberian materi saja.
2. Perbedaan dari Segi Ketentuan
Dalam pelaksanaannya, zakat memiliki aturan yang sangat spesifik, termasuk nisab (batas minimal harta), haul (batas waktu kepemilikan), dan persentase yang harus dikeluarkan. Misalnya, zakat mal sebesar 2,5% dari harta yang telah mencapai nisab. Sebaliknya, infaq tidak memiliki ketentuan khusus tentang jumlah dan waktu pelaksanaannya. Seseorang bebas memberikan infaq sesuai kemampuan dan keinginannya. Sedekah bahkan lebih fleksibel lagi karena bisa dilakukan dalam bentuk apapun, baik materi maupun non-materi.
3. Perbedaan dari Segi Penerima
Zakat memiliki aturan ketat mengenai penerima (mustahiq), yang terbatas pada delapan golongan (asnaf) sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran. Sementara itu, infaq memiliki cakupan penerima yang lebih luas, meskipun tetap diprioritaskan untuk kemaslahatan umat Islam dan pembangunan fasilitas ibadah. Sedekah memiliki cakupan penerima paling luas, bisa diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, bahkan kepada non-Muslim.
4. Perbedaan dari Segi Bentuk
Zakat dan infaq selalu berkaitan dengan harta atau materi. Zakat bisa berupa uang, hasil pertanian, peternakan, atau bentuk kekayaan lainnya yang telah mencapai nisab. Infaq juga selalu dalam bentuk materi, namun lebih fleksibel dalam jenisnya. Sedangkan sedekah memiliki pengertian paling luas, mencakup pemberian materi dan non-materi. Bahkan senyum kepada sesama Muslim pun termasuk sedekah, sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
5. Perbedaan dari Segi Waktu
Zakat memiliki waktu-waktu tertentu dalam pelaksanaannya. Zakat fitrah misalnya, ditunaikan pada bulan Ramadhan sebelum shalat Idul Fitri. Zakat mal dibayarkan setelah harta mencapai haul (satu tahun). Sementara itu, infaq dan sedekah bisa dilakukan kapan saja, tidak terikat waktu tertentu. Keduanya bahkan sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin meski dalam jumlah kecil.
6. Perbedaan dari Segi Tujuan
Meskipun sama-sama bertujuan untuk membantu sesama, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Zakat bertujuan untuk membersihkan harta dan menegakkan keadilan sosial ekonomi dalam masyarakat. Infaq lebih ditekankan pada pembangunan fasilitas umum dan kepentingan umat Islam. Sedekah memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu menumbuhkan kepedulian sosial dan membangun hubungan baik antar sesama manusia.
Dengan memahami perbedaan-perbedaan tersebut, kita dapat melihat bahwa infaq, zakat, dan sedekah memiliki karakteristik dan peran yang saling melengkapi dalam sistem ibadah dan sosial Islam. Ketiganya merupakan instrumen penting dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena itu, seorang Muslim sebaiknya mengamalkan ketiga bentuk ibadah ini sesuai dengan kemampuan dan ketentuan yang berlaku.
Advertisement
Keutamaan dan Pahala Berinfaq
Allah SWT telah menjanjikan berbagai keutamaan dan pahala yang berlimpah bagi hamba-Nya yang gemar berinfaq. Dalam Al-Quran dan hadits, terdapat banyak dalil yang menjelaskan tentang kemuliaan berinfaq dan balasan yang akan diterima oleh orang yang mengamalkannya. Berikut adalah beberapa keutamaan dan pahala berinfaq yang perlu kita ketahui.
1. Pahala Berlipat Ganda
Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda bagi orang yang berinfaq di jalan-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 261 yang artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji." Ayat ini menggambarkan bagaimana satu kebaikan dalam berinfaq dapat menghasilkan pahala hingga 700 kali lipat, bahkan bisa lebih sesuai kehendak Allah SWT.
2. Penghapus Dosa dan Kesalahan
Berinfaq memiliki keutamaan sebagai penghapus dosa dan kesalahan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah itu memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi). Hal ini menunjukkan bahwa infaq tidak hanya bermanfaat bagi penerima, tetapi juga menjadi sarana pembersih diri bagi pemberinya.
3. Jaminan Penggantian dari Allah
Allah SWT berjanji akan mengganti setiap harta yang diinfakkan dengan rezeki yang lebih baik. Dalam Surah Saba' ayat 39, Allah berfirman: "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." Janji ini menjadi jaminan bahwa berinfaq tidak akan mengurangi harta, justru akan mendatangkan keberkahan dan pertambahan rezeki.
4. Mendapat Perlindungan di Hari Kiamat
Orang yang berinfaq dengan ikhlas termasuk dalam tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa salah satu dari tujuh golongan tersebut adalah orang yang bersedekah dengan tangan kanannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Ketenangan Jiwa dan Keberkahan Hidup
Berinfaq dapat mendatangkan ketenangan jiwa dan keberkahan hidup. Ketika seseorang berinfaq dengan ikhlas, ia akan merasakan kepuasan batin dan kebahagiaan karena telah membantu sesama. Hal ini juga membantu membersihkan hati dari sifat kikir dan cinta berlebihan terhadap dunia.
6. Pembuka Pintu Rezeki
Setiap pagi, dua malaikat turun dan berdoa. Salah satunya berkata: "Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq," sementara yang lain berkata: "Ya Allah, berilah kerusakan bagi orang yang menahan hartanya (kikir)." Hadits ini menunjukkan bahwa infaq menjadi salah satu pembuka pintu rezeki dari Allah SWT.
7. Investasi Jangka Panjang
Infaq merupakan investasi jangka panjang yang pahalanya akan terus mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia. Terutama jika infaq tersebut digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat luas seperti pembangunan masjid, sekolah, atau fasilitas umum lainnya.
Berdasarkan berbagai keutamaan dan pahala tersebut, kita dapat melihat betapa besarnya nilai infaq di sisi Allah SWT. Infaq tidak hanya memberikan manfaat duniawi berupa pembersihan harta dan peningkatan kesejahteraan sosial, tetapi juga memberikan keuntungan ukhrawi yang berlipat ganda. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menjadikan infaq sebagai bagian dari gaya hidup dan rutinitas ibadah kita sehari-hari.
Infaq adalah salah satu bentuk ibadah yang memiliki dampak signifikan, baik secara spiritual maupun sosial. Melalui infaq, seorang Muslim tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat. Dengan memahami konsep infaq secara komprehensif, diharapkan umat Islam dapat lebih termotivasi untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.