Bola.com, Jakarta Tim nasional Indonesia U-19 yang dilatih oleh Indra Sjafri dan berhasil memenangkan Piala AFF U-19 tahun 2013 dianggap sebagai salah satu generasi terbaik yang pernah ada. Namun, kebanyakan karier para pemainnya merosot karena mereka tidak dapat mempertahankan performa di tingkat tertinggi. "Skuad Timnas Indonesia U-19 asuhan Indra Sjafri yang berhasil menjuarai ajang Piala AFF U-19 2013 menjadi salah satu generasi terbaik yang pernah muncul."
Generasi Evan Dimas Darmono dalam tim nasional U-19 ini memang menampilkan banyak pemain berbakat. Indra Sjafri memiliki sejumlah pemain potensial di setiap posisi, yang akhirnya membawa tim ini meraih gelar juara Piala AFF U-19 untuk pertama kalinya dalam sejarah. "Di setiap posisi, Indra Sjafri memiliki banyak pemain potensial hingga akhirnya bisa merengkuh gelar juara Piala AFF U-19 2023 untuk pertama kali dalam sejarah."
Advertisement
Baca Juga
Pemain Serba Bisa di Timnas Indonesia Jadi Senjata Ampuh Kluivert untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Posisi Nathan Tjoe-A-On di Timnas Indonesia era Patrick Kluivert Terancam, Apa Penyebabnya?
Apakah Australia Akan Jadi Korban Pertama dari Duet Mematikan Ole Romeny dan Ragnar Oeratmangoen di lini depan Timnas Indonesia?
Sayangnya, hanya sedikit pemain dari generasi ini yang masih dikenal saat ini. Yang tetap eksis di level tertinggi adalah Hansamu Yama (Persija Jakarta), Paulo Sitanggang (PSS Sleman), dan Dimas Drajad (Persib Bandung). "Yang masih mampu bertahan di level tertinggi hanyalah Hansamu Yama (Persija Jakarta), Paulo Sitanggang (PSS Sleman) dan Dimas Drajad (Persib Bandung)." Dari ketiga pemain tersebut, Dimas Drajad merupakan satu-satunya yang masih aktif menerima panggilan untuk tim nasional.
Advertisement
Selain itu, banyak pemain dari generasi ini yang harus menerima kenyataan terdegradasi ke level yang kurang dikenal karena tidak dapat menjaga konsistensi. Beberapa lainnya mengalami kemunduran dalam karier sepak bola mereka hingga benar-benar berakhir. Berikut adalah ulasan dari Bola.com mengenai hal ini. "Sisanya, banyak pemain dari angkatan ini yang tergusur ke kasta antah-berantah karena tak bisa menjaga konsistensi."
Darmono Evan Dimas
Evan Dimas Darmono adalah salah satu pemain lulusan tim juara Timnas Indonesia U-19 yang mengalami penurunan karier secara signifikan. Padahal, dia sebenarnya termasuk pemain yang mampu bertahan cukup lama di level tertinggi sepak bola.
Baru-baru ini, Evan Dimas resmi berpisah dengan Persik Kediri pada periode transfer paruh musim BRI Liga 1 2024/2025. Gelandang berusia 29 tahun tersebut dilepas oleh tim Macan Putih pada pertengahan Januari 2025.
Saat ini, gelandang asal Surabaya tersebut berstatus tanpa klub atau menganggur. Indikasi penurunan kariernya sudah terlihat sejak musim sebelumnya. Ketika bermain untuk Arema FC, ia kesulitan mendapatkan kesempatan bermain.
Situasi serupa juga dialaminya saat bergabung dengan PSIS Semarang pada putaran kedua BRI Liga 1 2023/2024. Pada musim ini, bersama Persik, pemain yang telah mengumpulkan 11 gol dari 43 penampilannya bersama Timnas Indonesia itu bahkan hanya tampil sekali di putaran pertama.
Advertisement
Zulfiandi
Generasi Timnas Indonesia U-19 saat ini memiliki seorang gelandang bertahan berkualitas bernama Zulfiandi. Seperti halnya Evan Dimas, Zulfiandi juga pernah menjadi pilar penting di Timnas Indonesia pada tingkat senior.
Namun, Zulfiandi sekarang sudah tidak aktif dalam dunia sepak bola. Pemain berusia 29 tahun tersebut memutuskan untuk berhenti setelah kontraknya tidak diperpanjang oleh Madura United usai selesainya BRI Liga 1 2022/2023.
Keputusan untuk beristirahat diambilnya karena ia ingin merawat ibunya yang sedang sakit. Selain itu, dia juga ingin lebih dekat dengan anak-anaknya. "Sejatinya, ada beberapa tawaran yang datang untuk menggoda Zulfiandi saat itu," tetapi ia memilih untuk menolaknya.
Pemain yang telah mengantongi 10 caps bersama Timnas Indonesia ini menolak tawaran tersebut. Sepanjang kariernya, Zulfiandi sering berhadapan dengan cedera, terutama ketika bermain untuk Madura United dalam beberapa tahun terakhir.
Muchlis Hadi
Salah satu pemain yang pernah menjadi andalan Indra Sjafri di lini depan Timnas Indonesia U-19 pada masa itu adalah Muchlis Hadi. Penyerang asal Mojokerto, Jawa Timur, ini sempat menjadi incaran banyak klub papan atas.
Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, nama lengkap dari pemain tersebut, pernah bergabung dengan Persib Bandung. Sayangnya, ia tidak berhasil masuk ke tim utama dan akhirnya memilih untuk pensiun pada awal tahun 2020.
Setelah sempat menghilang dari dunia sepak bola, pria yang kini berusia 28 tahun itu kembali muncul. Saat ini, dia menjalani peran baru sebagai asisten pelatih di Nganjuk Ladang yang berkompetisi dalam Liga 4 Jawa Timur musim 2024/2025.
Advertisement
Javier Dinan
Salah satu pemain yang pernah menjadi andalan Indra Sjafri adalah Dinan Javier. Ia memiliki karier yang cukup gemilang karena sempat bergabung dengan tim SAD Indonesia yang menjalani pelatihan di Uruguay. "Winger jebolan SSB Baturetno itu juga sudah berhasil mendapatkan klub baru setelah lulus dari Timnas U-19." Pemain asal Bantul tersebut tercatat pernah membela Mitra Kukar, Bhayangkara FC, hingga Borneo FC.
Namun, kariernya tidak berlangsung lama. Pada tahun 2018, Dinan Javier memilih untuk pensiun dari dunia sepak bola. "Kini, lelaki berusia 29 tahun itu menjalani peran baru sebagai pelatih tim junior Bhayangkara FC setelah mengantongi lisensi B AFC." Dengan pengalaman yang dimilikinya, Dinan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan bakat-bakat muda di Bhayangkara FC. Meski berhenti bermain, semangatnya untuk sepak bola tetap hidup melalui perannya sebagai pelatih. Peralihan ini menunjukkan dedikasinya yang terus berlanjut dalam dunia sepak bola, meski dalam kapasitas yang berbeda.
Sahrul Kurniawan
Selain Hansamu Yama, Indra Sjafri sebelumnya juga memiliki pemain bertahan yang kuat bernama Sahrul Kurniawan. Pemain yang berasal dari Ngawi ini menjadi salah satu kekuatan utama dalam skuad Timnas Indonesia U-19.
Namun, perjalanan karier Sahrul tidak berjalan dengan mulus. Dia mengalami perpindahan dari satu klub ke klub lain dan beberapa kali tidak memiliki klub. Sahrul sebenarnya pernah membela sejumlah klub seperti Persinga Ngawi, PSM Madiun, PSS Sleman, dan Persiba Balikpapan.
Di penghujung tahun 2022, ia terakhir kali bermain untuk PSM Madiun. Setelah itu, Sahrul memutuskan untuk pensiun dari dunia sepak bola dan mengakhiri kariernya sebagai pemain pada usia 27 tahun.
Advertisement