Kronologi Banjir Bandang di Kabupaten Bima, Petaka Hujan Deras yang Sebabkan Warga Hanyut dan Infrastruktur Rusak

Banjir bandang menerjang Kabupaten Bima, menyebabkan jembatan putus, warga hilang, serta puluhan rumah rusak dan hanyut.

oleh Rizka Nur Laily Muallifa diperbarui 04 Feb 2025, 09:53 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 09:52 WIB
Banjir
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Bima NTB, menyebabkan dua desa di Kecamatan Wera terisolasi. (Liputan6.com/ Dok Ist)re... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Banjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu, 2 Februari 2025, telah menimbulkan dampak yang sangat signifikan. Bencana alam ini mengakibatkan korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan kerugian materi yang cukup besar. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut memicu luapan air sungai, menyebabkan tanah longsor, serta menghancurkan infrastruktur. 

Pihak berwenang mengimbau warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai dan daerah perbukitan untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan. Upaya pemulihan infrastruktur dan distribusi bantuan terus dilakukan guna mengurangi dampak bencana yang terjadi.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (4/2/2025), berikut kronologi lengkap banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa Kabupaten Bima, NTB. 

Kronologi Kejadian

Hujan deras dengan intensitas tinggi di daerah hulu pegunungan Pulau Sangeang menjadi penyebab utama bencana ini. Arus air bah yang deras membawa material kayu dan batu dari pegunungan, sehingga menimbulkan banjir bandang yang menerjang permukiman warga di lereng pegunungan. 

Kekuatan arus air yang sangat deras ini tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur, tetapi juga menghantam rumah-rumah warga hingga menyebabkan korban jiwa dan sejumlah warga harus mengungsi.

Korban Meninggal dan Orang Hilang

Berdasarkan laporan hingga 4 Februari 2025, tercatat setidaknya tiga orang meninggal dunia. Jumlah korban jiwa ini awalnya dilaporkan sebanyak dua orang pada tanggal 2 Februari, namun bertambah satu orang pada tanggal berikutnya. 

Lebih memprihatinkan lagi, hingga saat ini masih terdapat delapan orang yang dilaporkan hilang dan proses pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Salah satu korban yang ditemukan adalah seorang anak berusia lima tahun, yang menambah kepiluan atas kejadian ini.

Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitar 99 warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, seperti masjid dan rumah kerabat. Hingga kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian korban yang hanyut terseret arus deras. Bantuan logistik telah dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi.

Pencarian Korban Hilang Masih Berlangsung

Hingga Senin sore (3/2/2025), tim SAR gabungan masih melakukan pencarian 6 warga yang hilang akibat terseret banjir bandang. Para korban yang belum ditemukan berasal dari Desa Nanga Wera, termasuk seorang balita berusia 3 tahun dan seorang lansia berusia 80 tahun.

Sementara itu, dua korban yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Korban pertama adalah Burhan (40), warga Desa Nunggi, yang tertimbun tanah longsor saat berada di kebun. Korban kedua, Hermawati (40), warga Wora, ditemukan tewas setelah terseret arus deras sejauh tiga kilometer.

"Kami terus melakukan pencarian terhadap korban lainnya bersama tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, serta relawan dan masyarakat," jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bima, Nurul Huda, Senin (3/2/2025), dikutip dari Liputan6.com.

Proses pencarian masih terus dilakukan dengan menyisir daerah pesisir dan aliran sungai. Tim SAR yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, serta relawan berupaya mempercepat evakuasi agar para korban segera ditemukan.

Insfrastruktur Rusak

Banjir Bandang Bima
Dua jembatan di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, putus usai banjir bandang menerjang wilayah itu Minggu sore (2/2/2025). (Liputan6.com/ Miftahul Yani)... Selengkapnya

Kerusakan infrastruktur akibat banjir bandang ini juga cukup parah. Tujuh rumah panggung warga dilaporkan hanyut terbawa arus banjir. Tiga jembatan vital, yaitu Jembatan Tololai di Desa Mawu, Jembatan Ujung Kalate di Desa Nipa, dan Jembatan Talapiti di Desa Talapiti, dilaporkan putus total. 

Satu ruas jalan di Desa Nanga Wera juga nyaris putus, sehingga akses transportasi menjadi terhambat. Dampaknya meluas hingga ke sektor pertanian, dengan sekitar 40 hektar lahan pertanian terdampak, tanaman padi terbawa arus, dan sawah dipenuhi sedimen.

Kondisi Para Korban

Jumlah pengungsi akibat bencana ini tercatat mencapai 99 orang. Para pengungsi mendirikan tenda darurat di rumah kerabat atau masjid-masjid terdekat. Kondisi ini membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal sementara. Pemerintah setempat dan berbagai lembaga kemanusiaan harus segera merespon situasi darurat ini.

Sejumlah pihak telah bergerak cepat untuk menangani dampak bencana ini. Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Bima, Tagana Dinsos, Basarnas, TNI, Polri, Pol PP, PMI, relawan, dan masyarakat telah diterjunkan untuk melakukan pencarian korban dan pembersihan lingkungan terdampak. 

Pemerintah Kabupaten Bima juga memberikan bantuan berupa makanan siap saji dan pelayanan kesehatan kepada para korban dan pengungsi. Komisi IV DPRD Provinsi NTB pun telah meminta Pemprov NTB untuk segera merespon bencana ini dan mengatasi kerusakan infrastruktur yang terjadi.

Langkah Mitigasi dan Upaya Pemulihan

Pemerintah daerah bersama BNPB telah menyusun langkah-langkah mitigasi guna mencegah bencana serupa terjadi di masa depan. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:

  • Pembersihan material longsor yang menutupi akses jalan dan pemukiman.
  • Pemulihan infrastruktur, termasuk perbaikan jembatan dan jalur transportasi yang terdampak.
  • Edukasi dan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem.

Selain itu, tim ahli dari BPBD dan BMKG juga tengah melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi penyebab utama banjir guna menemukan solusi jangka panjang dalam mengurangi risiko bencana di daerah tersebut.

1. Apa penyebab utama banjir bandang di Bima?

Banjir bandang di Bima terjadi akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan luapan sungai serta tanah longsor di beberapa wilayah.

2. Berapa jumlah korban akibat banjir bandang ini?

Hingga saat ini, 6 orang masih dinyatakan hilang, 2 orang meninggal dunia, dan sejumlah rumah hanyut tersapu banjir.

3. Apa dampak terbesar dari banjir bandang ini?

Dampak terbesar meliputi kerusakan infrastruktur, seperti dua jembatan yang putus, serta terganggunya akses transportasi bagi warga.

4. Apa yang dilakukan pemerintah untuk membantu korban banjir?

Pemerintah telah mengirimkan bantuan logistik, menyediakan tempat pengungsian, serta melakukan pencarian korban yang masih hilang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya