5 Tahun Berjuang Lawan Kanker, Vidi Aldiano Ungkap Kesehatan Mental dan Rencana Stop Kemoterapi

Liputan6.com, Jakarta Vidi Aldiano telah mengalami perjalanan yang sangat berat sejak ia pertama kali didiagnosis menderita kanker ginjal pada tahun 2019. Penyanyi dan pencipta lagu ini harus melewati berbagai tahap pengobatan, termasuk menjalani operasi untuk mengangkat ginjal yang terkena kanker. Sayangnya, kanker yang dideritanya telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, sehingga ia harus rutin menjalani kemoterapi setiap tiga minggu.

Selama perjalanan ini, Vidi berusaha untuk tetap menjaga semangat dan aktif berkarya di industri hiburan. Namun, baru-baru ini, ia mengungkapkan sebuah rencana besar terkait pengobatannya. Dalam sebuah video diary yang diunggah di media sosial, Vidi menyampaikan keinginannya untuk menghentikan kemoterapi pada tahun ini.

Keputusan ini diambil bukan tanpa pertimbangan. Vidi menjelaskan bahwa dampak dari pengobatan tidak hanya dirasakan pada fisiknya, tetapi juga pada kesehatan mentalnya. Ia merasa bahwa perjuangan selama lima tahun ini telah memberikan tekanan yang cukup besar, sehingga ia mulai memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi jika ia memutuskan untuk menghentikan pengobatan tersebut.

Vidi Aldiano menerima diagnosis kanker ginjal pertamanya pada tahun 2019. Dalam usaha untuk mengatasi penyakit ini, ia menjalani prosedur operasi untuk mengangkat ginjal yang terinfeksi kanker, sehingga saat ini ia hanya memiliki satu ginjal.

Setelah menjalani operasi, ternyata sel kanker telah menyebar ke beberapa bagian tubuh yang lain. Oleh karena itu, Vidi harus menjalani kemoterapi secara teratur setiap tiga minggu untuk mengontrol perkembangan kanker yang mengancam kesehatannya.

Vidi Aldiano telah menjalani proses kemoterapi selama lima tahun, dan ia merasakan perubahan yang cukup besar pada tubuhnya. Efek samping yang muncul tidak hanya memengaruhi kondisi fisiknya tetapi juga kesehatannya secara keseluruhan. Seiring waktu, ia mulai merenungkan apakah ia harus terus melanjutkan kemoterapi, mengingat lamanya perawatan yang telah dijalani dan potensi efek samping yang mungkin semakin parah jika perawatan diteruskan.

Vidi Aldiano baru-baru ini membagikan video diary yang berisi pengumuman penting mengenai keputusan kesehatan yang akan diambilnya. Dalam video tersebut, ia menyatakan niatnya untuk menghentikan kemoterapi pada tahun ini. Meskipun ia mengakui bahwa langkah ini tidaklah mudah, Vidi merasa perlu untuk mempertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh.

"Jadi 2025 ini ada kemungkinan gue juga harus berhenti kemo gue karena sudah terlalu lama. Dan kalau pun gue lanjutkan mungkin akan ada side effects yang lebih parah di badan gue," ungkapnya dalam video Instagramnya.

Vidi Aldiano tidak hanya merasakan pengaruh pada kesehatan fisiknya, tetapi juga pada kesehatan mentalnya. Ia menyatakan bahwa tekanan yang dihadapinya selama perjuangan melawan kanker sangatlah berat dan memicu stres yang cukup signifikan. 

"Jadi kadang-kadang mental juga kena, terutama awal tahun ini sampai hari ini pun pikiran gue banyak sekali mengalami kekalahan gitu," tuturnya. Stres yang berlebihan bisa memperburuk kesehatannya, sehingga ia harus lebih berhati-hati dalam mengelola emosinya.

Meski tengah berjuang melawan penyakit kanker, Vidi Aldiano tetap bertekad untuk melanjutkan karya-karyanya. Ia berupaya memberikan motivasi kepada banyak orang lewat lagu-lagu dan podcast yang ia ciptakan.

"Selama masih ada kesempatan, gue akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk diri gue dan orang lain," ungkapnya. Dukungan yang ia terima dari keluarga, sahabat, serta penggemar menjadi salah satu pendorong semangatnya dalam menghadapi tantangan ini.

Vidi menyatakan kekhawatirannya mengenai dampak jangka panjang dari kemoterapi yang diterimanya setelah menjalani proses perawatan selama lima tahun. Ia merasa bahwa efek samping yang mungkin muncul dapat memengaruhi kesehatan tubuhnya di masa depan.

Vidi Aldiano merasa bahwa perjuangan melawan kanker selama lima tahun ini memberi dampak besar terhadap kesehatan mentalnya, termasuk stres yang berkepanjangan.