Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan 2025 sudah semakin dekat. Bagi umat Islam yang masih memiliki utang puasa dari Ramadhan sebelumnya, waktu untuk menggantinya semakin terbatas. Berdasarkan Kalender Hijriah, awal Ramadhan 2025 diperkirakan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Itu berarti, batas akhir mengganti puasa Ramadhan 2024 adalah hingga Jumat, 28 Februari 2025.
Berdasarkan ketentuan syariat, setiap Muslim yang meninggalkan puasa Ramadhan wajib menggantinya sebelum bulan suci berikutnya tiba. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 184 yang menyebutkan bahwa mereka yang berhalangan puasa wajib menggantinya di hari lain. Beberapa mazhab bahkan menambahkan aturan fidyah bagi mereka yang menunda-nunda qadha tanpa alasan yang sah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, banyak umat Islam yang masih bingung mengenai batas akhir qadha puasa dan bagaimana hukumnya jika seseorang tidak sempat menggantinya hingga Ramadhan berikutnya. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas secara rinci tentang tenggat waktu mengganti utang puasa, hukumnya, serta konsekuensi jika terlambat menggantinya.
Advertisement
Batas Waktu Mengganti Puasa Ramadan 2025
Berdasarkan Kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, awal Ramadan 1446 H diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025. Itu berarti, umat Islam memiliki waktu hingga 28 Februari 2025 untuk menyelesaikan utang puasanya.
Dalam ajaran Islam, mengganti puasa (qadha) hukumnya wajib bagi mereka yang meninggalkannya karena sakit, perjalanan, atau alasan lainnya. Sebagaimana ditegaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 184, “...siapa di antara kamu yang sakit atau dalam perjalanan, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain...”
Oleh karena itu, umat Islam yang masih memiliki utang puasa harus segera menggantinya sebelum tenggat waktu habis.
Advertisement
Apakah Boleh Mengganti Puasa Setelah Nisfu Syaban?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah diperbolehkan mengganti puasa setelah Nisfu Syaban (pertengahan bulan Syaban). Hal ini karena ada hadis yang menyebutkan larangan berpuasa setelah pertengahan Syaban.
Dikutip dari buku Panduan Praktis Ibadah Puasa oleh Drs. E. Syamsuddin Ahmad Syahirul Alim LC, Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila telah memasuki pertengahan Syaban maka janganlah berpuasa sampai (datang) Ramadhan." (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Al-Baihaqi).
Namun, menurut mazhab Syafi’i, larangan ini tidak berlaku bagi orang yang memang sedang mengganti puasa wajib. Hal ini ditegaskan dalam kitab Al-Majmu’, yang menyatakan bahwa puasa setelah Nisfu Syaban tetap diperbolehkan jika dilakukan sebagai qadha Ramadhan, puasa nazar, atau kaffarat.
Bagaimana Jika Utang Puasa Belum Lunas hingga Ramadan?
Jika seseorang belum melunasi utang puasanya hingga Ramadan berikutnya, maka ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai konsekuensinya.
- Mazhab Syafi'i dan Hanbali: Orang yang menunda qadha hingga melewati satu tahun diwajibkan untuk mengganti puasanya serta membayar fidyah sebagai denda.
- Mazhab Hanafi: Tidak ada kewajiban fidyah, tetapi utang puasa tetap harus diganti kapan saja meski sudah melewati Ramadhan berikutnya.
- Mazhab Maliki: Mengganti puasa tetap wajib, tetapi fidyah hanya dikenakan jika keterlambatan tersebut tanpa alasan yang sah.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, beliau mengatakan:
"Aku dahulu punya kewajiban puasa. Aku tidak bisa membayar utang puasa tersebut kecuali pada bulan Syaban." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa qadha puasa sebaiknya dilakukan sebelum Ramadhan tiba agar tidak menimbulkan kewajiban tambahan seperti fidyah.
Advertisement
Niat Puasa Qadha Ramadan
Bagi mereka yang ingin mengganti puasa Ramadhan, niat wajib diucapkan sebelum fajar. Berikut adalah bacaan niat puasa qadha Ramadhan yang dikutip dari buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa oleh Nur Solikhin:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta’aalaa.
Artinya: "Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."
Pertanyaan Seputar Topik
1. Apa yang terjadi jika seseorang tidak mengganti utang puasa sampai bertahun-tahun?
Menurut sebagian ulama, jika seseorang tidak mengganti puasanya dalam waktu yang lama, ia tetap wajib menggantinya kapan saja. Beberapa mazhab juga mewajibkan fidyah sebagai denda.
2. Apakah boleh mengganti puasa Ramadhan dengan puasa Senin-Kamis?
Boleh, selama puasa Senin-Kamis tersebut diniatkan sebagai qadha Ramadhan.
3. Apa hukum berpuasa qadha secara berturut-turut?
Tidak wajib dilakukan berturut-turut, tetapi dianjurkan untuk segera diselesaikan sebelum Ramadhan tiba.
4. Apakah puasa qadha bisa digabung dengan puasa sunnah?
Menurut sebagian ulama, puasa qadha boleh digabung dengan puasa sunnah, tetapi lebih utama jika diniatkan secara terpisah.
Advertisement
