Profil Seto Nurdiantoro, Mantan Pesepak Bola yang Pernah Perkuat Tiga Tim Raksasa Yogyakarta

Seto Nurdiantoro, legenda sepak bola Yogyakarta, diistirahatkan PSIM. Simak perjalanan kariernya dari pemain hingga pelatih.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 20 Feb 2025, 11:36 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 11:36 WIB
Seto Nurdiantoro
Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro mengambil sisi positif dari kekalahan atas Persib Bandung. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Seto Nurdiantoro lahir di Kalasan, Sleman, Yogyakarta, pada 14 April 1974. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan bakat di dunia sepak bola. Kariernya dimulai dari PSK Kalasan, klub lokal di sekitar tempat kelahirannya. Berkat bakat yang menonjol, ia kemudian direkrut ke tim muda PSS Sleman.

Pada tahun 1990, di usia 16 tahun, Seto promosi ke tim utama PSS Sleman. Lima tahun berseragam hijau Laskar Sembada, ia mulai dikenal sebagai gelandang berbakat dengan visi permainan yang tajam. Keputusannya untuk hijrah ke PSIM Yogyakarta pada 1995 menjadi langkah besar dalam perjalanan kariernya.

Bersama PSIM, Seto menghabiskan tiga tahun sebelum akhirnya berlabuh ke Pelita Solo. Selama lima tahun di Pelita Solo, ia mencapai puncak karier sebagai pemain dengan mendapat panggilan ke Timnas Indonesia, termasuk tampil dalam ajang Piala Tiger 2000.

Puncak Karier: Kejayaan di Klub dan Timnas Indonesia

Setelah sukses bersama Pelita Solo, Seto kembali ke PSS Sleman pada tahun 2000. Saat itu, ia membantu klub tersebut promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia musim 2000-2001. Keberhasilannya membawa PSS Sleman menjadi tim yang kompetitif membuatnya semakin diperhitungkan di kancah sepak bola nasional.

Lima tahun membela PSS Sleman, Seto kemudian kembali ke PSIM Yogyakarta pada 2006. Perjalanannya di klub ini berlangsung selama tiga tahun hingga akhirnya bergabung dengan Persiba Bantul pada 2009. Puncak kariernya di klub ini terjadi ketika ia berhasil membawa Persiba Bantul juara Divisi Utama 2010-2011.

Pada tahun 2011, ia kembali ke PSIM Yogyakarta hingga akhirnya memutuskan gantung sepatu pada tahun 2013. Keputusan pensiun tidak menghentikan kiprahnya di dunia sepak bola, karena ia segera beralih menjadi pelatih.

Transformasi ke Dunia Kepelatihan: Membangun Klub dengan Filosofi Jelas

Setelah pensiun, Seto langsung dipercaya menjadi pelatih PSIM Yogyakarta pada 2013. Dua tahun bersama klub tersebut, ia kemudian menangani tim Pra PON Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2016. Keberhasilannya dalam membangun tim muda membuatnya dilirik oleh mantan klubnya, PSS Sleman.

Pada tahun 2016, ia resmi ditunjuk sebagai pelatih PSS Sleman dalam ajang Indonesia Soccer Championship B. Meski tidak meraih juara, ia tetap dipercaya menukangi tim hingga Liga 2 musim 2017. Dengan mayoritas pemain lokal dan muda, ia berhasil membangun PSS Sleman menjadi tim yang solid.

Puncaknya, pada musim 2018, Seto membawa PSS Sleman menjuarai Liga 2 dan promosi ke Liga 1 musim 2019. Filosofi permainannya yang menitikberatkan pada penguasaan bola, umpan pendek, dan eksplorasi pemain muda menjadi ciri khasnya sebagai pelatih.

Kontroversi dan Keputusan Manajemen PSIM Yogyakarta

Pada musim 2024/2025, Seto kembali ke PSIM Yogyakarta sebagai pelatih kepala. Namun, di tengah kompetisi Liga 2, manajemen klub mengambil keputusan mengejutkan dengan mengistirahatkannya dari posisi pelatih.

Seto menegaskan bahwa dirinya tidak mundur, melainkan diberhentikan sementara oleh manajemen klub. Manajemen PSIM pun menyatakan apresiasi terhadap dedikasi dan kontribusi Seto selama ini.

Sebagai pengganti sementara, manajemen menunjuk Erwan Hendarwanto sebagai caretaker pelatih hingga keputusan lebih lanjut diambil.

Masa Depan Seto Nurdiantoro: Apa Langkah Selanjutnya?

Keputusan PSIM Yogyakarta untuk mengistirahatkan Seto menimbulkan banyak spekulasi. Beberapa pihak mempertanyakan apakah ini merupakan akhir dari kiprahnya di PSIM atau justru akan kembali dengan peran yang berbeda.

Sejumlah klub Liga 1 dan Liga 2 diyakini tertarik untuk merekrutnya, mengingat rekam jejaknya yang positif dalam membangun tim. Seto sendiri belum memberikan kepastian soal masa depannya. Namun, dengan pengalaman serta lisensi kepelatihan Pro UEFA yang dimilikinya, peluangnya untuk melatih klub lain tetap terbuka lebar.

Bagi para pecinta sepak bola Indonesia, nama Seto Nurdiantoro akan selalu dikenang sebagai pemain dan pelatih yang membawa filosofi permainan yang jelas serta kontribusi besar bagi perkembangan sepak bola di Yogyakarta.

Pertanyaan Seputar Seto Nurdiantoro

1. Apa alasan PSIM Yogyakarta mengistirahatkan Seto Nurdiantoro?

Manajemen PSIM Yogyakarta menyatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi tim hingga putaran kedua fase grup Liga 2 2024/2025.

2. Klub mana saja yang pernah diperkuat oleh Seto Nurdiantoro?

Seto pernah bermain untuk PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, Pelita Solo, dan Persiba Bantul.

3. Apa pencapaian terbesar Seto Nurdiantoro sebagai pelatih?

Pencapaian terbesarnya adalah membawa PSS Sleman menjuarai Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1 musim 2019.

4. Apakah Seto Nurdiantoro akan kembali melatih PSIM Yogyakarta?

Belum ada kepastian mengenai hal ini, tetapi Seto sendiri belum mengumumkan langkah selanjutnya setelah diistirahatkan dari PSIM.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya