Liputan6.com, Jakarta Pemahaman tentang niat sholat qodho menjadi sangat penting bagi setiap muslim yang ingin menjaga kesempurnaan ibadahnya. Niat sholat qodho merupakan komponen utama dalam proses penggantian sholat yang telah terlewat, baik karena lupa, tertidur, atau alasan lain yang diperbolehkan dalam syariat. Dengan memahami niat sholat qodho dengan benar, seorang muslim dapat menunaikan kewajibannya yang tertinggal sesuai dengan tuntunan agama.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Dalam praktiknya, niat sholat qodho tidak boleh diabaikan karena menjadi pembeda antara sholat qodho dengan sholat wajib pada umumnya. Ketika seorang muslim berniat melakukan sholat qodho, ia harus menyebutkan dengan jelas jenis sholat yang akan diganti dalam niatnya. Hal ini menunjukkan pentingnya pengetahuan yang benar tentang niat sholat qodho agar ibadah yang dilakukan menjadi sah dan diterima.
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang niat sholat qodho beserta tata cara pelaksanaannya. Mulai dari pengertian dasar tentang apa itu sholat qodho, bacaan niat sholat qodho untuk masing-masing sholat fardhu, waktu pelaksanaan, hingga tata cara melaksanakannya dengan benar. Dengan pemahaman yang komprehensif tentang niat sholat qodho, diharapkan umat Islam dapat menunaikan kewajiban sholatnya dengan sempurna meskipun telah melewati waktu yang ditentukan.
Mari simak informasi lengkapnya, dalam rangkuman yang telah Liputan6.com susun berikut ini, pada Kamis (6/3).
Pengertian Qodho Sholat
Qadha sholat adalah praktik mengganti sholat yang sudah terlewat waktunya. Dalam syariat Islam, bagi seorang muslim yang telah meninggalkan sholat dengan alasan yang dibenarkan, maka ia berkewajiban untuk melakukan qadha sholat tersebut. Pemahaman ini menjadi dasar penting bagi setiap muslim untuk tetap menjaga kewajiban sholatnya meskipun telah melewati waktu yang ditentukan.
Sebagaimana dijelaskan oleh Mustafa al-Khin dan Musthafa al-Bugha dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji 'ala Madzhabi Imam al-Syafi'i, Juz I, terdapat dua macam qadha sholat. Mereka menguraikan perbedaan antara meninggalkan sholat dengan sengaja dan tidak sengaja sebagaimana tertulis dalam kitab:
وقد اتفق جمهور العلماء من مختلف المذاهب على أن تارك الصلاة يكلف بقضائها، سواء تركها نسياناً أم عمداً، مع الفارق التالي: وهو أن التارك لها بعذر كنسيان أو نوم لا يأثم، ولا يجب عليه المبادرة إلى قضائها فوراً، أما التارك لها بغير عذر- أي عمداً - فيجب عليه - مع حصول الإثم - المبادرة إلى قضائها.
Artinya: "Mayoritas ulama sepakat bahwa seseorang yang meninggalkan shalat dituntut untuk mengqadha-nya. Ia meninggalkannya secara sengaja ataupun tidak, perbedaanya yaitu: jika ia meninggalkan sholat karena udzur, baik lupa ataupun tidur, maka ia tidak berdosa namun mesti segera mengqadha-nya. Sedangkan bagi yang meninggalkannya dengan sengaja, maka ia terkena dosa dan dituntut segera mengqadha-nya."
Lebih lanjut, al-Khin dan al-Bagha mendefinisikan qadha dalam konteks sholat sebagai pelaksanaan sholat setelah habisnya waktu yang ditentukan, atau setelah waktu yang tidak cukup untuk menyelesaikan satu rakaat atau lebih. Kondisi sebaliknya disebut sebagai ada' (melaksanakan sholat pada waktunya).
Pemahaman tentang qadha sholat ini menegaskan bahwa kewajiban sholat tidak gugur meskipun waktunya telah berlalu. Seorang muslim tetap berkewajiban untuk menggantinya sesuai dengan tuntunan syariat, dengan niat yang khusus untuk sholat qadha tersebut.
Advertisement
Niat Qadha Sholat Fardhu
Niat merupakan komponen penting dalam setiap ibadah, termasuk dalam pelaksanaan sholat qadha. Berikut adalah panduan lengkap mengenai niat qadha sholat fardhu untuk masing-masing waktu sholat yang terlewat.
Secara umum, niat qadha sholat fardhu dapat dibaca dengan lafaz berikut:
أُصَلِّي فَرْضَ...... مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قَضَآءً لله تَعَالَى
Usholli fardha (sebutkan nama shalat yang diqadha) mustaqbilal qiblati qadha'an lillahi taala.
Dalam niat tersebut, kita perlu menyebutkan jenis sholat fardhu yang akan diqadha. Berikut adalah niat khusus untuk masing-masing sholat fardhu yang terlewat.
1. Niat Qadha Sholat Subuh
أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة قضاء لله تعالى
Usholli fardhos subhi rok'ataini mustaqbilal qiblati qodho'an lillahi ta'ala
Artinya: "Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Subuh dua raka'at dengan menghadap kiblat serta qodho karena Allah Ta'ala."
Sholat Subuh terdiri dari dua rakaat, dan niat qadha untuk sholat ini mencakup informasi tersebut. Ketika mengqadha sholat Subuh, seseorang harus melaksanakannya sesuai dengan tata cara sholat Subuh pada umumnya, hanya niatnya yang berbeda karena dilakukan sebagai qadha.
2. Niat Qadha Sholat Dzuhur
أصلي فرض الظهر أربع ركعات مستقبل القبلة قضاء لله تعالى
Usholli fardhoz zuhri arba'a roka'atin mustaqbilal qiblati qodho'an lillahi ta'ala
Artinya: "Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat serta qadho karena Allah Ta'ala."
Sholat Dzuhur dilaksanakan sebanyak empat rakaat. Dalam niat qadha sholat Dzuhur, jumlah rakaat ini disebutkan dengan jelas sebagai bagian dari niat. Pelaksanaan qadha sholat Dzuhur mengikuti tata cara sholat Dzuhur pada umumnya, dengan empat rakaat yang terdiri dari dua rakaat awal dan dua rakaat akhir.
3. Niat Qadha Sholat Ashar
أصلي فرض العصر أربع ركعات مستقبل القبلة قضاء لله تعالى
Usholli fardhol 'ashri arba'a roka'atin mustaqbilal qiblati qodho'an lillahi ta'ala
Artinya: "Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu ashar sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat serta qadho karena Allah Ta'ala."
Seperti sholat Dzuhur, sholat Ashar juga dilaksanakan sebanyak empat rakaat. Niat qadha untuk sholat Ashar menyebutkan jumlah rakaat tersebut, dan pelaksanaannya mengikuti tata cara sholat Ashar pada umumnya dengan niat khusus untuk qadha.
4. Niat Qadha Sholat Maghrib
أصلي فرض المغرب ثلاث ركعات مستقبل القبلة قضاء لله تعالى
Usholli fardhol maghribi tsalatsa roka'atin mustaqbilal qiblati qodho'an lillahi ta'ala
Artinya: "Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu maghrib sebanyak tiga rakaat dengan menghadap kiblat serta qadho karena Allah Ta'ala."
Sholat Maghrib terdiri dari tiga rakaat. Niat qadha untuk sholat Maghrib mencakup informasi ini, dan pelaksanaannya mengikuti tata cara sholat Maghrib pada umumnya dengan niat khusus untuk qadha.
5. Niat Qadha Sholat Isya
أصلي فرض العشاء أربع ركعات مستقبل القبلة قضاء لله تعالى
Usholli fardhol isya'i arba'a roka'atin mustaqbilal qiblati qodho'an lillahi ta'ala
Artinya: "Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu isya sebanyak empat rakaat dengan menghadap kiblat serta qadho karena Allah Ta'ala."
Sholat Isya dilaksanakan sebanyak empat rakaat. Niat qadha untuk sholat Isya menyebutkan jumlah rakaat tersebut, dan pelaksanaannya mengikuti tata cara sholat Isya pada umumnya dengan niat khusus untuk qadha.
Tata Cara Sholat Qadha
Dalam melaksanakan sholat qadha, perlu dipahami bahwa tidak ada cara khusus yang berbeda dari sholat biasa. Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Imam Bukhari No. 572, yang menegaskan bahwa tidak ada cara khusus untuk mengganti sholat yang terlewat.
Dengan demikian, jumlah rakaat, gerakan-gerakan, dan bacaan dalam sholat qadha tetap sama seperti sholat fardhu yang tertinggal. Perbedaan utama hanya terletak pada niatnya, dimana seorang muslim harus berniat untuk mengqadha sholat yang terlewat tersebut.
Tata cara sholat qadha untuk masing-masing sholat fardhu adalah sebagai berikut:
- Sholat Subuh: Dilaksanakan sebanyak dua rakaat, dengan bacaan Al-Fatihah dan surah lain yang dibaca dengan suara keras (jahr).
- Sholat Dzuhur: Dilaksanakan sebanyak empat rakaat, dengan bacaan Al-Fatihah dan surah lain pada dua rakaat pertama, dan hanya Al-Fatihah pada dua rakaat terakhir. Bacaan dilakukan dengan suara lirih (sirr).
- Sholat Ashar: Dilaksanakan sebanyak empat rakaat, dengan tata cara yang sama seperti sholat Dzuhur.
- Sholat Maghrib: Dilaksanakan sebanyak tiga rakaat, dengan bacaan Al-Fatihah dan surah lain pada dua rakaat pertama yang dibaca dengan suara keras, dan hanya Al-Fatihah pada rakaat ketiga yang dibaca dengan suara lirih.
- Sholat Isya: Dilaksanakan sebanyak empat rakaat, dengan bacaan Al-Fatihah dan surah lain pada dua rakaat pertama yang dibaca dengan suara keras, dan hanya Al-Fatihah pada dua rakaat terakhir yang dibaca dengan suara lirih.
Semua gerakan, bacaan, dan jumlah rakaat dalam sholat qadha tetap sama seperti sholat fardhu pada umumnya. Yang membedakan hanyalah niatnya, dimana seorang muslim harus berniat untuk mengqadha sholat yang terlewat tersebut.
Advertisement
Waktu Pelaksanaan Sholat Qadha
Sholat qadha dapat dilakukan kapan saja di luar waktu sholat yang diharamkan, seperti saat matahari terbit, saat matahari berada tepat di atas kepala (istiwa'), dan saat matahari terbenam. Pelaksanaan sholat qadha tidak terikat pada waktu sholat yang seharusnya, artinya seorang muslim dapat mengqadha sholat Subuh pada siang hari, atau mengqadha sholat Dzuhur pada malam hari, dan sebagainya.
Meskipun demikian, dianjurkan untuk segera melaksanakan sholat qadha ketika teringat telah meninggalkan sholat. Hal ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَسِيَ صَلاَةً فَلْيُصَلِّ إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَّارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ
Artinya: "Barang siapa yang lupa menunaikan suatu sholat, maka hendaklah dia mendirikan sholat ketika dia ingat, karena tidak ada tebusannya kecuali itu." (HR Bukhari).
Hadis tersebut menegaskan pentingnya segera melaksanakan sholat qadha ketika teringat telah meninggalkan sholat. Namun, jika seseorang memiliki banyak sholat yang harus diqadha, ia dapat melakukannya secara bertahap sesuai dengan kemampuannya.
Mengacu pada pendapat Imam Mazhab Maliki, Hambali, dan Hanafi, uzur (alasan) yang diperbolehkan untuk melakukan qadha sholat adalah bepergian, tidur, lupa, dan tidak sadar dengan masuknya waktu sholat. Dalam kondisi tersebut, seorang muslim tidak berdosa karena meninggalkan sholat, namun tetap berkewajiban untuk mengqadha sholat yang tertinggal tersebut segera ketika ia teringat atau memiliki kesempatan.
Berbeda halnya jika seseorang meninggalkan sholat dengan sengaja tanpa uzur yang dibenarkan. Dalam kondisi tersebut, ia tetap berkewajiban untuk mengqadha sholat yang ditinggalkannya, namun ia tetap menanggung dosa karena telah meninggalkan sholat dengan sengaja. Oleh karena itu, selain mengqadha sholat, ia juga harus bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT atas kelalaiannya.
Memahami niat dan tata cara sholat qadha merupakan hal penting bagi setiap muslim. Melalui qadha sholat, seorang muslim dapat memenuhi kewajibannya yang tertinggal dan menjaga kesempurnaan ibadahnya kepada Allah SWT.
