Cara Alami Turunkan Kolesterol dengan Bahan-Bahan Dapur, Menarik untuk Dipahami

Bumbu dapur seperti bawang putih hingga kunyit punya potensi turunkan kolesterol secara alami dan aman.

oleh Andre Kurniawan Kristi Diperbarui 28 Mar 2025, 09:22 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2025, 09:22 WIB
Ilustrasi bumbu dapur
Ilustrasi bumbu dapur. (Image by wirestock on Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi sering kali menjadi pemicu berbagai gangguan kesehatan serius, termasuk penyakit jantung dan stroke. Kondisi ini kerap disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kurang serat, serta minimnya aktivitas fisik. Namun siapa sangka, solusi alami untuk menurunkan kolesterol bisa ditemukan di dapur rumah Anda.

Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah bumbu dapur yang selama ini digunakan untuk memasak, ternyata mengandung senyawa aktif yang mampu membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) serta menjaga keseimbangan lipid darah. Beberapa di antaranya bahkan sudah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional.

Terdapat beberapa bahan dapur yang punya efek menyehatkan jantung karena kandungan antioksidan, antiinflamasi, serta fitokimia di dalamnya. Mari kenali lebih dalam bagaimana masing-masing bahan ini bekerja serta cara mengonsumsinya secara efektif.

Promosi 1

1. Bawang Putih: Senjata Alami Penurun LDL yang Terbukti Ilmiah

Mengonsumsi Bawang Putih
Ilustrasi Bawang Putih Credit: pexels.com/Cats... Selengkapnya

Bawang putih (Allium sativum) bukan sekadar penambah rasa dalam masakan, tetapi juga punya segudang manfaat medis, terutama dalam menjaga kesehatan jantung. Senyawa aktif bernama allicin yang terdapat di dalamnya dikenal mampu menghambat pembentukan kolesterol dalam tubuh, khususnya LDL atau kolesterol jahat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih dalam bentuk suplemen secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL hingga 10–15 persen. Dalam jurnal Medicine, disebutkan bahwa bawang putih efektif menurunkan kolesterol total serta meningkatkan sirkulasi darah secara alami.

Lebih dari 100 senyawa fitokimia telah diidentifikasi dalam bawang putih, dan allicin adalah salah satu yang paling berperan dalam mengontrol kadar lipid.

 

2. Jahe: Antioksidan yang Bekerja Cepat pada Kolesterol dan Trigliserida

Jahe merupakan salah satu rempah dengan efek farmakologis yang telah lama diketahui. Tidak hanya menghangatkan tubuh, jahe juga mengandung senyawa antioksidan dan antiinflamasi yang berperan penting dalam menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida.

Dalam studi yang diterbitkan tahun 2018 terhadap 60 penderita hiperlipidemia, konsumsi 5 gram bubuk jahe setiap hari selama tiga bulan mampu menurunkan kadar LDL sebesar 17,4 persen. Ini menunjukkan bahwa efek jahe tidak sekadar mitos, tapi telah diuji secara ilmiah.

Selain diminum dalam bentuk teh, jahe juga bisa dimasukkan ke dalam makanan sehari-hari seperti sup, tumisan, bahkan smoothie sehat untuk membantu menjaga profil lipid tubuh tetap stabil.

 

3. Kayu Manis: Rempah Antioksidan yang Memperlancar Aliran Darah

Kayu Manis dan Oatmeal
Ilustrasi Kayu Manis Credit: pexels.com/Mareefe... Selengkapnya

Kayu manis berasal dari kulit dalam pohon Cinnamomum dan dikenal sebagai rempah dengan khasiat tinggi. Kayu manis memiliki efek antioksidan dan antimikroba yang diyakini mampu mengurangi sumbatan dalam sistem pembuluh darah.

Kayu manis bermanfaat untuk mengurangi penyumbatan pada sistem internal tubuh. Ini memungkinkan tubuh meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) dan memperlancar aliran darah. Selain itu, kayu manis juga diketahui membantu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

Penelitian dalam Journal of Clinical Lipidology menyebutkan bahwa konsumsi suplemen kayu manis secara rutin dapat menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol total secara signifikan tanpa mengganggu keseimbangan HDL dan LDL.

 

4. Kunyit: Kurkumin sebagai Penangkal Oksidasi LDL

Kunyit (Curcuma longa) mengandung zat aktif bernama kurkumin yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan kuat. Kurkumin bekerja dengan cara mencegah oksidasi LDL—proses yang memicu penumpukan plak di arteri dan meningkatkan risiko aterosklerosis.

Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Cleveland Clinic menyatakan bahwa konsumsi kunyit sebanyak 2,4 gram setiap hari selama empat minggu efektif menurunkan kolesterol LDL dan protein C-reaktif, yang merupakan penanda inflamasi dalam tubuh.

Untuk konsumsi sehari-hari, kunyit bisa ditambahkan ke dalam kari, sup, atau minuman sehat seperti golden milk. Kurkumin juga tersedia dalam bentuk suplemen yang umum dijual di pasaran.

5. Fenugreek dan Cabai Rawit: Kombinasi Fiber dan Sirkulasi yang Mendukung Jantung

Fenugreek atau biji klabet memiliki kandungan serat yang tinggi dan mampu mengikat kolesterol dalam usus sehingga mencegah penyerapannya ke dalam darah. Selain sebagai bahan masak, biji fenugreek juga bisa dijadikan teh herbal yang sedang populer.

Di sisi lain, cabai rawit mengandung capsaicin—senyawa aktif yang membantu meningkatkan sirkulasi darah dan berpotensi menurunkan kadar LDL. Walaupun belum banyak studi yang secara langsung meneliti efek cabai rawit terhadap kolesterol, manfaatnya untuk sistem kardiovaskular sudah banyak dicatat dalam penelitian.

Dengan mengombinasikan kedua bahan ini dalam pola makan, Anda tidak hanya mendapatkan manfaat penurun kolesterol tetapi juga memperkuat metabolisme dan sistem imun tubuh.

 

Pertanyaan Umum Seputar Kolesterol dan Bumbu Dapur:

Q: Apakah semua orang bisa mengonsumsi bumbu dapur ini untuk menurunkan kolesterol?

A: Umumnya aman untuk dikonsumsi, namun bagi penderita penyakit tertentu seperti maag atau gangguan liver, disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum rutin mengonsumsinya.

Q: Berapa lama biasanya efek penurunan kolesterol mulai terlihat?

A: Efeknya bervariasi tergantung kondisi individu. Namun, penelitian menunjukkan hasil signifikan bisa terlihat dalam 4–12 minggu penggunaan rutin.

Q: Apakah cukup hanya dengan bumbu dapur untuk menurunkan kolesterol?

A: Tidak cukup. Konsumsi rempah harus didukung pola makan sehat, olahraga, dan manajemen stres untuk hasil maksimal.

Q: Mana yang lebih efektif, konsumsi langsung atau suplemen?

A: Keduanya bisa efektif, tetapi suplemen umumnya mengandung dosis lebih tinggi dan perlu pengawasan medis.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya