Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan capres berlatar belakang TNI dengan kombinasi cawapres sipil lebih banyak diminati publik daripada capres yang berasal dari kalangan sipil dengan cawapres yang juga berasal dari sipil.
Peneliti utama LSN Dipa Pradipta menyatakan berdasarkan survei yang dilakukan olehnya dalam rentang waktu 23 hingga 26 Juni 2014. Dari 1070 responden, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multistage random sampling), sebanyak 80 persen responden mengaku menyukai kombinasi capres militer dan cawapres sipil.
"Sementara itu sisanya, hanya 15, 2 persen tidak setuju. Sementara itu, sisanya menjawab tidak tahu," ujar Dipa di Hotel Atlet, Senayan, Jakarta Selatan, minggu, (26/6/2014).
Sementara itu, Dipa mengatakan ketika responden ditanyakan apakah setuju atau kurang setuju terhadap kombinasi capres dan cawapres keduanya dari kalangan sipil, sebanyak 64,5 persen responden mengaku setuju. Sebanyak 30,5 persen mengaku tidak setuju dan sisanya sebanyak 5 persen menjawab tidak tahun.
"Ini berarti tingkat resistensi publik terhadap kombinasi kalangan capres-cawapres dari kalangan sipil lebih tinggi daripada kombinasi capres berlatar belakang TNI dan cawapres sipil. Dengan kata lain, publik lebih membutuhkan capres berlatar belakang TNI daripada sipil," ujar Dipa.
Lantas, apa alasan responden lebih menyukai capres berlatar belakang TNI? Dipa menyebut ada tiga faktor penyebab publik menyukai capres mantan tentara. Pertama, kata Dipa, publik membutuhkan seorang presiden yang bersikap tegas, sehingga membuat Indonesia dapat lebih disegani oleh negara-negara lain.
" Alasan kedua, pada umumnya, masyarakat kecil ketika ditanya siapa capres pilihannya? Spontan akan menjawab yang penting dapat membuat Indonesia aman dan terhindar dari konflik," ucapnya.
Faktor ketiga, kata Dipa, publik menilai capres berlatar belakang TNI mampu membuat Indonesia keluar dari situasi gamang selama 15 tahun pascareformasi.
Survei LSN tersebut dilakukan di 34 propinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini merupakan seluruh penduduk Indonesia yang sudah memiliki hal pilih dan tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Â
Jumlah sampel sebanyak 1.070 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multistage random sampling), dengan simpangan kesalahan (margin of error) sebesar 3,0 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunkan teknik wawancara dengan responden menggunakan telepon.
Survei: Publik Lebih Suka Kombinasi Capres-Cawapres Militer-Sipil
Ada sejumlah alasan di antaranya publik membutuhkan seorang presiden tegas sehingga membuat Indonesia lebih disegani negara-negara lain.
diperbarui 30 Jun 2014, 08:02 WIBDiterbitkan 30 Jun 2014, 08:02 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami Fungsi Produksi: Konsep Kunci dalam Ekonomi
Banyak Tokoh NU di Kabinet Merah Putih, Prabowo: Mereka Hebat-hebat, Jadi Tak Bisa Ditolak
Mujahir Adalah: Panduan Lengkap Mengenal Ikan Air Tawar Populer
Ciri-ciri Bioteknologi Konvensional: Penjelasan Lengkap dan Aplikasinya
Rambut Kering dan Mengembang? Ini Jawaban Kenapa Conditioner Bisa Jadi Solusinya
Prabowo soal Reshuffle Kabinet: Saya Akan Singkirkan yang Tidak Bekerja untuk Rakyat
Multitasking adalah Keterampilan Penting: Memahami Konsep dan Penerapannya
Fungsi Hub dan Perannya dalam Jaringan Komputer
Resep Nasi Kebuli Ayam: Hidangan Lezat Khas Timur Tengah
Viral Ratusan Siswa SMA 1 Mempawah Tak Bisa Ikut Tes Seleksi SNBT, Jerome Polin Tergerak Beri Kursus Intensif Gratis
Resep untuk Penderita Asam Urat yang Badannya Sering Lemas, Tips Ustadz dr Zaidul Akbar
Apple Setop Dukungan iOS 18.2.1, Pengguna Tak Bisa Downgrade dari iOS 18.3