Saldi Isra: Jokowi-JK Seperti Jerman Juara Tapi Piala Diambil

Saldi juga mengkritisi penilaian Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra yang menyebut MK seperti lembaga kalkulator.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 15 Agu 2014, 17:36 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 17:36 WIB
Saldi Isra

Liputan6.com, Jakarta - Saksi ahli dari pasangan Jokowi-JK, Saldi Isra mengungkapkan, jangan sampai nilai keadilan yang dicari di Mahkamah Konstitusi (MK) menafikkan produk yang lahir dari Pilpres 9 Juli lalu.

"Masak iya produk yang sudah diterima menjelang hasil akhir, dipersoalkan karena hasil akhir kita tidak menang," ungkap Saldi di Gedung MK, Jakarta, Jumat (15/8/2014).

Guru Besar Ilmu Hukum Tata Negara Universitas Andalas Padang ini memberikan perumpamaan kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014 seperti pertandingan final Piala Dunia 2014 antara Jerman dan Argentina. Kemenangan diraih Jerman dengan gol 1-0. Jokowi-JK dianggap seperti Jerman.

"Ini kan sama seperti Jerman sudah jadi juara, tapi karena ada pemainnya yang melanggar pemain lawan di kotak penalti, jadi piala itu dikembalikan, tak bisa begitu," tegasnya.

Saldi juga mengkritisi penilaian Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra yang menyebut MK seperti lembaga kalkulator. Saldi menilai MK bukanlah lembaga kalkulator.

"Soal apakah lembaga MK adalah lembaga kalkulator, menurut saya tidak. Tapi angka itu bisa diubah kalau kemudian dalam proses persidangan ditentukan bukti-bukti yang kuat bahwa proses berpengaruh terhadap hasil. Kalau tak ada bukti yang valid, konsep tradisional signifikansi sangat menentukan suara pasangam calon harus tetap dipegang," tandas Saldi. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya