Tim Transisi: Jokowi-JK Tak Butuh Menteri Ahli Filosofi

Jokowi-JK tidak membutuhkan menteri yang hanya pintar berbicara konsep atau filosofis.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 12 Sep 2014, 14:02 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2014, 14:02 WIB
Jokowi-JK di Rumah Transisi, Jakarta
Jokowi-JK di Rumah Transisi, Jakarta. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Tim Transisi Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo Jusuf Kalla (Jokowi-JK) Hasto Kristiyanto mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK tidak membutuhkan menteri yang hanya pintar berbicara konsep atau filosofis.

Namun, imbuh Hasto, Jokowi-JK hanya butuh menteri yang mampu menjalankan dan menyampaikan tugas kementeriannya secara komprehensif kepada rakyat.

"Kita butuh kepemimpinan yang berbicara detail. Jangan bicara filosofis, yang jadi menteri harus bisa seperti itu," kata Hasto di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta Pusat, Jumat (12/9/2014).

Hasto berujar, bukan berarti Jokowi-JK mengesampingkan landasan filosofi itu atau menganggap tidak penting. Namun saat ini yang sangat mendesak bukanlah orang yang hanya bisa ahli berteori.

"Yang dibutuhkan bangsa ini adalah para menteri yang diisi oleh orang-orang cekatan, detail, dan mampu mengimplementasikan dengan baik di lapangan," tandas Hasto.

Presiden terpilih Jokowi memastikan dirinya akan mengumumkan susunan dan bentuk kabinet pemerintahannya pada 15 September mendatang. Pada tanggal tersebut, Jokowi juga akan menentukan berapa jumlah jajaran menteri pada kabinetnya nanti.

"Nanti 15 September sudah ketemu posturnya (kabinet) seperti apa. Ketemu gemuk atau kurus. Baru tok..tok..tok...‎," ujar Jokowi usai menghadiri sebuah acara di Gedung RRI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin 8 September lalu. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya