Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019 tinggal menghitung hari. Rencananya, pelantikan Jokowi-JK akan berlangsung di Gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta 20 Oktober.
Untuk mendukung jalannya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, seluruh jajaran Polda Metro Jaya dan pejabat teras Mabes Polri beserta TNI menggelar rapat gabungan. Rapat yang berlangsung di Polda Metro Jaya ini dipimpin langsung oleh Wakil Kepala Kepolisian RI Komjen Pol Badrodin Haiti.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan dalam rapat tersebut pihaknnya membahas pengamanan jelang pelantikan dan pada saat pelantikan.
Menurut Ronny, dalam pengamanan itu pihaknya akan menurunkan sebanyak 24 ribu personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
"TNI disini sudah termasuk Paspampres. Kemudian ada pamdal khusus di DPR MPR," kata Ronny usai rapat tersebut di Polda Metro Jaya, Selasa (14/10/2014).
Ronny menjelaskan, pihaknya juga akan menerapkan sejumlah pengamanan di sekitar gedung DPR/MPR RI pada saat berlangsungnya pelantikan Jokowi-JK.
"Di ring 1 itu ruang sidang tempat pelantikan, ring 2 ruangan lain sampai tempat parkir DPR MPR, ring 3 halaman gedung sampai di luar gedung. Kemudian ring 4 adalah mulai dari luar pagar sampai ke jalan jalur ekonomi tempat-tempat pengamanan yang pelru diamankan oleh Polri," jelas Ronny.
Selain itu, kata Ronny, pihaknya juga akan memberlakukan sistem penyekatan di sejumlah daerah penyangga Jakarta untuk mencegah adanya aksi massa yang mengarah ke Jakarta. Untuk itu, pihaknnya pun telah meminta Polda Jawa Barat dan Polda Banten untuk membantu melakukan penyekatan terhadap massa yang ingin melakukan aksi di Jakarta. Hal itu digunakan demi menjaga kelancaran pada saat pelantikan Jokowi-JK.
"Karena itu seluruh Polda juga melakukan pengamanan bukan hanya Polda Metro Jaya. Kemudian Polda Jabar dan Polda Banten membantu Polda Metro terutama penyekatan massa yang akan menuju kota Jakarta. Diharapkan memang tidak ada massa yang masuk kota Jakarta," tandas Ronny. (Yus)