Liputan6.com, Jakarta - Setiap tahun, jutaan muslim berkumpul di Tanah Suci, Mekah dan Madinah, untuk melaksanakan rukun Islam kelima. Manfaat ibadah haji selain mendekatkan diri pada Sang Pencipta dan membersihkan jiwa, juga untuk menjalin persatuan ukhuwah Islamiyah.
Namun, dalam pelaksanaannya, sejumlah musibah terjadi pada musim haji. Seperti pada hari ini, Kamis (24/9/2015), akibat berdesak-desakan saat ritual lempar jumrah, setidaknya 700 jemaah meninggal dunia di Mina, sementara ratusan lainnya luka-luka.
Berikut 7 musibah yang pernah terjadi dalam pelaksanaan ibadah haji di Mina, sebuah kota yang terletak 5 km dari Mekah:
23 September 2015
Sekitar pukul 07.00 waktu Mina atau pukul 11.00, musibah terjadi akibat saling dorong jemaah di area tenda Mina, menuju ke lokasi jumrah aqobah.
Setidaknya 453 jemaah haji meninggal dunia, lebih dari 700 orang lainnya mengalami luka-luka. Setidaknya 1 jemaah haji Indonesia masuk dalam daftar korban.
Video yang beredar dari lokasi kejadian menggambarkan situasi pasca-musibah. Korban terlihat bergeletakan, sementara paramedis berusaha keras membantu mereka yang terluka.
"Korban luka dikirimkan ke 4 rumah sakit di Mina. Beberapa di antaranya juga diterbangkan menggunakan helikopter ke Mekah," demikian dikutip dari Al Arabiya.
Baca Juga
Ibadah Mbah Moen Tak Ada yang Spesial, tapi Mengapa jadi Wali? Ini Rahasia yang Diungkap Putranya
Top 3 Islami: Gus Baha Sarankan Sholat Dhuha Jarang-Jarang Saja, Elektabilitas Sosok Ini Tinggi tapi Tak Ada yang Suka
Cawabup Ciamis Meninggal Dunia Sebelum Hari Pencoblosan, Pilkada Tetap Sesuai Jadwal
Advertisement
Bukan itu saja musibah yang terjadi pada musim haji tahun ini.
Akibat badai yang disertai hujan, sebuah crane atau alat berat konstruksi jatuh di kawasan Masjidil Haram, Mekah, Saudi Arabia, Jumat malam, 11 September 2015.
Crane banyak ditemui di lingkungan Masjidil Haram karena sedang dilakukan renovasi demi memperluas kapasitas rumah ibadah tersebut.
Setidaknya 107 orang dinyatakan meninggal dunia dan 238 lainnya luka-luka. Sebanyak 11 WNI masuk dalam daftar korban.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud telah menginstruksikan otoritas terkait di negaranya untuk memberikan santunan kepada keluarga korban.
Raja juga kesempatan keluarga korban menuntut pihak pengembangan proyek perluasan Masjidil Haram dalam hal ini Bin Laden Group.
"Yang Mulia Raja Salman juga menyampaikan dalam instruksinya, walaupun mereka mendapat santunan, namun tidak berarti gugur hak mereka untuk mengajukan tuntutan haknya secara khusus atau Al-haq alkhos," ujar Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Bin Ibrahim Al Mubarok.
12 Januari 2006
Setidaknya 345 jemaah haji meninggal dunia akibat berdesak-desakan saat melaksanakan ritual lempar jumrah di Mina pada 12 Januari 2006.
Insiden bermula saat koper-koper dari sebuah bus jatuh sehingga jemaah di sekitarnya terhambat dan mengakibatkan mereka terinjak-injak. Diperkirakan sekitar dua juta jemaah haji sedang melakukan lempar jumrah pada saat kejadian tersebut terjadi.
Saksi mata, Abdullah Pulig, seorang petugas kebersihan asal India menceritakan apa yang ia saksikan pada hari nahas itu.
"Saya melihat orang berjalan, tiba-tiba terdengar teriakan, seruan, dan tangisan. Saya melihat sekeliling, orang-orang saling bertumpuk. Lalu, korban tak bernyawa ditarik dari keramaian," kata dia seperti dikutip dari BBC.
Advertisement
1 Februari 2004
Sekitar 244 jemaah haji meninggal dunia, sementara 244 lainnya luka-luka dalam sebuah insiden di al-Jamarat, Mina pada 1 Februari 2004.
Insiden terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat. "Kondisi berdesak-desakan yang ekstrem terjadi sekitar 27 menit sebelum aparat berhasil mengendalikan situasi," demikian menurut Kementerian Kesehatan Arab Saudi, seperti Liputan6.com kutip dari
5 Maret 2001
Sebanyak 35 jemaah, 23 perempuan dan 23 pria, meninggal dunia akibat bersesakan di Jamarat pada 5 Maret 2001.
"Situasi sungguh ramai, orang-orang berdesakan dan saling dorong," kata saksi mata, seorang jemaah haji asal Turki seperti dikutip dari situs Independent.co.uk.
"Saya yakin, ada sesuatu yang terjadi saat melihat ambulans, namun saya tahu berapa orang yang meninggal dunia."
Advertisement
9 April 1998
Insiden berdesakan dekat Jamarat menewaskan 119 jemaah haji pada 9 April 1998.
Seperti dikutip dari BBC, insiden terjadi saat jemaah menempuh jalan yang menanjak saat melaksanakan ritual lempar jumrah.
"Sejumlah korban meninggal akibat terjatuh, lainnya kehilangan nyawa akibat terinjak-injak."
15 April 1997
Setidaknya 343 calon haji meninggal dunia akibat kebakaran di perkampungan tenda di Mina pada 15 April 1997. Lebih dari 1.500 orang cedera.
"Hasil penyelidikan mengindikasikan bahwa kebakaran terjadi akibat kecelakaan," kata Dubes Saudi Arabia di Inggris, Ghazi Algosaibi seperti dikabarkan CNN. "Kita menghadapi sebuah tragedi kemanusiaan yang tak memiliki implikasi politik apapun."
Saksi mata mengatakan, kebakaran dipicu tabung gas yang meledak. Api kemudian menjalar 70 ribu tenda.
Udara di Mina pekat dengan asap. Sementara benda-benda gosong bertebaran, dari bus hingga botol air mineral yang meleleh.
Advertisement
23 Mei 1994
Sebanyak 270 jemaah haji, kebanyakan dari Indonesia, meninggal dunia di al-Jamarat saat melakukan ritual lempar jumrah.
2 Juli 1990
Pada 2 Juli 1990, sekitar 1.426 jemaah dilaporkan meninggal dunia akibat berdesak-desakan dan saling injak di terowongan Haratul Lisan, Mina.
Seperti diberitakan Antara, dari seluruh "syuhada haji" yang meninggal dunia, 631 di antaranya berasal dari Indonesia.
Momen menyedihkan itu diduga kuat terjadi karena jemaah, baik yang akan pergi melempar jumrah maupun yang pulang, berebutan dari dua arah untuk memasuki satu-satunya terowongan yang menghubungkan tempat jumrah dan Haratul Lisan. Dalam kondisi minim oksigen dan panik, mereka saling injak.
Kondisi seperti itu tak tertahankan bagi para jemaah. Terutama mereka yang lanjut usia dengan kondisi fisik yang lemah terpapar terik matahari.
Seorang saksi mengatakan, laju manusia di dalam terowongan tiba-tiba terhenti. Sementara, dari luar, para jemaah mendesak masuk. Mereka ingin segera mendinginkan tubuh dari teriknya panas yang mencapai 44 derajat Celsius.
Akibatnya, terowongan yang dirancang bisa menampung 1.000 orang, dijejali 5.000 jemaah.
"Dengan oksigen yang berkurang, banyak orang tak sadarkan diri, sebagian meninggal dunia. Mereka yang ada di dalam terowongan berdesakan, bahkan ada yang terinjak-injak," kata seorang saksi mata seperti dimuat New York Times, 3 Juli 1990. (Ein/Ans)
Advertisement