Liputan6.com, Jambi - Warga di Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, tengah bersiap menggelar tradisi "bantai" sehari menjelang masuk bulan suci Ramadan. Bantai adalah istilah memotong sejumlah kerbau secara bersamaan untuk persiapan Ramadan.
Tak hanya di Kecamatan Tabir, tradisi turun-temurun itu juga banyak digelar di beberapa wilayah di Kabupaten Merangin. Daging kerbau yang sudah "dibantai" itu kemudian dibagi-bagikan kepada warga secara merata.
"Jumlahnya lumayan banyak, pada 2016 lalu tercatat ada 120 ekor kerbau 'dibantai' di Tabir ini," ujar Akhmad (35), salah seorang warga Tabir, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (23/5/2017).
Advertisement
Menurut Akhmad, Kecamatan Tabir di Kabupaten Merangin biasanya menjadi daerah paling banyak menyembelih kerbau setiap menjelang Ramadan. Biasanya kerbau dibeli warga secara berkelompok, kemudian dikumpulkan dan dipotong secara bersama-sama.
Baca Juga
Sebelum disembelih, ratusan kerbau terlebih dahulu dikumpulkan dan diikat di lokasi lapang. Proses pembantaian biasanya dilakukan pada dini hari antara pukul 03.00 WIB hingga menjelang Subuh. Usai disembelih, warga bersama-sama membagi-bagikan daging kerbau tersebut.
Tak hanya warga yang membeli secara berkelompok, warga yang tidak mampu membeli daging juga ikut mendapat jatah kerbau hasil "pembantaian" itu.
"Ini sudah menjadi tradisi, dari saya kecil sudah ada. Ini bentuk kebersamaan dan kegembiraan kami menyambut Ramadan," ucap Akhmad.
Pada 2016 lalu, Bupati Merangin, Al Haris, saat menghadiri tradisi bantai di Kecamatan Tabir mengaku sangat kagum dengan tradisi itu. Ia bahkan menyebut hanya di Tabir yang menyembelih ratusan kerbau menjelang Ramadan. Ia juga berkeinginan tradisi memotong ratusan kerbau itu bisa masuk Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).