Asyiknya Menunggu Waktu Buka Puasa dengan Alunan Keroncong

Saat bulan suci Ramadan, orkes keroncong di Kota Bandung itu tak berhenti dari aktivitas.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 06 Jun 2017, 05:20 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 05:20 WIB
Ngabuburit
Para personel Jempol Jenthik Orkes Keroncong (JJOK) mengisi waktu menjelang buka puasa di bulan Ramadan dengan membawakan beragam repertoar. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Sabtu sore itu gerimis turun mengguyur Kota Bandung, Jawa Barat. Dari garasi rumah di Jalan Antakarya B 103, mengalun musik mendayu dan merdu. Musik keroncong itu ternyata selalu mengalun tiap akhir pekan dan terus diupayakan berlangsung setiap satu bulan sekali. Pun demikian saat bulan Ramadan tahun ini.

Instrumen musik mulai dari ukulele, flute, biola, selo, contrabass, dan gitar mengalun indah. Sebuah lagu lawas berjudul "Delilah" yang pernah dibawakan Tom Jones mengawali latihan yang digelar Jempol Jenthik Orkes Keroncong (JJOK) tersebut.

Berturut-turut JJOK membawakan lagu seperti "Kawa No Nagare No Yoini" dan "Fantasia Bulan Madu" dibawakan dengan beragam repertoar. Selain beberapa lagu tersebut, JJOK juga merepertoar lagu-lagu populer seperti "Dia" yang dibawakan Anji dan "Kesempurnaan Cinta" milik Rizky Febrian.

Sabtu itu adalah jadwal latihan komunitas JJOK, sebuah orkes keroncong yang sudah berdiri sejak 2004. Mereka rutin berlatih di rumah Adi Bangun Wiratmo, penggagas JJOK. Sebelum latihan, mereka berbuka puasa di bulan Ramadan sambil menyantap penganan dan bakso.

"Ini bukan pementasan, tetapi acara kumpul-kumpul bagi yang ingin menikmati keroncong secara sederhana," ucap Adi saat berbincang santai dengan Liputan6.com di Bandung, Sabtu, 3 Juni 2017.

Adi menuturkan, berawal dari Muda Mudik Katolik (Mudika) yang suka musik keroncong, mereka sepakat membentuk orkes keroncong sebagai wadah apresiasi genre musik tersebut.

"Lalu, yang sudah menikah dan punya anak masih kumpul dan bikin grup keroncong JJOK, ditambah personel baru dari luar Mudika," kata Adi.

JJOK beranggotakan RG Bagus Suryo G (komposer, pemain flute), Cahyadin (biola), Dyan Ardi Wilogo (cuk), Gunadi Setya Raharjo (cak), Christian Jati Anggoro (gitar), Agus Subagyo (contrabass), dan Dedi Suryadi (selo). Sedangkan posisi penyanyi diisi Yosua Kristi dan Dina Kurniawati.

Meski sedang berpuasa di bulan Ramadan, Adi menuturkan, orkes keroncong yang dipimpinnya tak berhenti dari aktivitas.

"Kita juga sedang menyeleksi grup yang bisa dikirim ke Sydney Opera House tahun depan," ia mengungkapkan.

Acara latihan tersebut dibuka untuk umum. "Siapa pun yang datang ke Bandung dan ingin menikmati keroncong secara langsung bisa datang ke garasi JJOK ini," ujar Adi.

  Para personel Jempol Jenthik Orkes Keroncong (JJOK) mengisi waktu menjelang buka puasa di bulan Ramadan dengan membawakan beragam repertoar. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

JJOK telah tampil di berbagai acara, termasuk Strings of Unity: 4th International Rondalla/Plucked String Festival pada 20-26 Oktober 2015, di Yinlan City, Taiwan. Serta tampil di Solo Keroncong Festival 2015 dan Petaling Jaya Fair 2016 di Malaysia.

Tak hanya membawakan keroncong asli langgam stambul, JJOK adalah grup musik keroncong yang kerap mengolaborasikan lagu-lagu populer.

"Lagu-lagu klasik Barat, dangdut, pop, rock, kita bawakan semua. JJOK tidak membatasi lagu keroncong harus lagu keroncong. Suatu waktu kita pernah diminta untuk tidak bawa lagu keroncong, tapi hasilnya asyik juga," kata dia.

Dengan dibawakannya lagu-lagu populer, Adi berharap musik keroncong dapat diterima masyarakat secara luas. Mengingat selama ini keroncong dikenal dengan pendengar dari kalangan orang tua.

"Saya berpikir bahwa namanya musik akan selalu mengikuti zaman. Itulah kenapa JJOK melakukan terobosan agar musik keroncong bisa beradaptasi pada situasi sekarang melalui aransemen musik yang segar," Adi memungkasi perbincangan sore itu menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya