Fenomena Matahari Hampir Tak Pernah Terbenam saat Ramadan, Puasa Jadi 23 Jam 5 Menit

Negara dengan empat musim, memiliki durasi waktu berpuasa yang berbeda dari tahun ke tahun, tergantung dari musimnya.

diperbarui 27 Mei 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2018, 06:00 WIB
Matahari Bersinar 24 Jam, Bagaimana Cara Berpuasa di Daerah Midnight Sun?
Kawasan bagian Arktik ini tidak memiliki rentang waktu malam hari saat musim panas (Sumber foto: mytrip.com)

Jakarta Durasi waktu berpuasa tiap negara di dunia tidaklah sama, terlebih wilayah dunia bagian utara. Negara yang memiliki empat musim, memiliki durasi waktu berpuasa yang berbeda dari tahun ke tahun tergantung dari musimnya.  

Berikut ini cerita tentang pengalaman sebuah keluarga berpuasa di Finlandia. Setiap tahunnya selama beberapa minggu, ada saatnya Finlandia utara mengalami fenomena "matahari tengah malam" dan menjadi negara tanpa matahari terbenam. Maksudnya, matahari masih akan bersinar terang meski jam sudah menunjukkan tengah malam. Dan pada tahun 2015 lalu, waktu tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan.

Serunya Menjelajahi Desa Wisata Kaki Langit Mangunan Dengan Mobil Jip
Seorang wisatawan menunggu matahari terbenam di Puncak Watu Goyang usai berkeliling dengan jip di Desa Wisata Kaki Langit Mangunan, Bantul, Yogyakarta (4/5). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Tinggal di negara dengan fenomena beberapa minggu hidup bersama matahari yang tak pernah terbenam (yang bertepatan dengan bulan Ramadan), akhirnya membuat keluarga Mohammed ini memutuskan untuk mengikuti fatwa menyesuaikan waktu berpuasa dengan negara Islam terdekat.

utara dunia
Indahnya sunrise saat berada di puncak Danau Kelimutu (Liputan6.com/Ola Keda)

Mohammed menjelaskan, waktu berpuasanya mengikuti waktu Turki. Jadi tidak makan dan tidak minum mulai dari pukul 3 dini hari hingga pukul 9 malam.

Chawkbazar, Dhaka, Bangladesh (Wikimedia / Creative Commons)
Chawkbazar, Dhaka, Bangladesh (Wikimedia / Creative Commons)

Tapi saat tanggal 8 Juli 2015 tiba (saat masih masuk bulan Ramadan), matahari mulai kembali terbenam. Namun, waktu terbenamnya hanya 55 menit saja. Fenomena tersebut pun kemudian mempengaruhi durasi berpuasa masyarakat di sana.

Cara Peselancar Nikmati Keindahan Aurora di Norwegia Utara
Seorang surfer melihat Cahaya Utara atau aurora borealis di Utakleiv, Norwegia utara (9/3). Cahaya kutub terbentuk dari interaksi medan magnet Bumi dengan lapisan terluar Matahari atau Korona. (AFP/Olivier Morin)

Mohammed kemudian mengatakan kalau waktu berpuasa kemudian berubah. Puasa dimulai pukul 01.35 dan waktu berbukanya pukul 24.48. Dengan kata lain, durasi berpuasa mencapai 23, 5 jam. Sehingga dalam waktu kurang dari satu jam tersebut, mereka akan makan buka sekaligus makan sahur untuk hari berikutnya.

Matahari terbenam di Swedia
Di beberapa tempat paling utara Bumi, matahari bisa dianggap tidak pernah terbenam selama musim panas. Bagaimana aturan berpuasa di sana? (Sumber Johan Nilsson/TT via The Local)

Keluarga, teman, dan kerabat Mohammed yang tinggal di Bangladesh tak percaya kalau dirinya bisa puasa lebih dari 20 jam sehari. Tapi kemudian pria tersebut kalau ternyata dirinya sanggup dan baik-baik saja.

Wah, tak terbayangkan ya puasa lebih dari 20 jam seperti itu. Puasa memang tak sekadar menahan lapar dan haus saja. Tanpa niat yang kuat, rasanya tak bakal mudah untuk berpuasa selama itu.

Semoga bulan Ramadan kali ini jadi bulan yang lebih baik dari bulan-bulan sebelumnya, kita lakukan yang terbaik dalam menunaikan ibadah puasa kali ini.

Sumber: Vemale

Reporter: Endah Wijayanti

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya